detikBali

Manta Point Nusa Penida Tercemar Sampah Plastik, Pari hingga Penyu Terancam

Terpopuler Koleksi Pilihan

Manta Point Nusa Penida Tercemar Sampah Plastik, Pari hingga Penyu Terancam


Ni Komang Ayu Leona Wirawan - detikBali

Penampakan laut Manta Point yang tercemar sampah plastik. (Instagram @rpuntadewa)
Foto: Penampakan laut Manta Point yang tercemar sampah plastik. (Instagram @rpuntadewa)
Klungkung -

Nusa Penida terkenal dengan wisata baharinya. Salah satu yang ditawarkan dari wilayah dengan banyak tebing ini adalah kesempatan menyelami laut yang biru. Sayangnya, laut itu kini tercemari sampah plastik.

Punto Dewa, seorang penyelam profesional sekaligus instruktur selam, mendokumentasikan pengalamannya menyelam bersama kumpulan sampah plastik di Manta Point, Nusa Penida, Rabu (10/12/2025). Video yang menampilkan kumpulan sampah plastik di laut itu kemudian diunggah ke media sosial pribadinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Video saya itu diambil minggu lalu. Manta Point itu kedalamannya dangkal, cuma 12 meter. Sampahnya sendiri di surface (permukaan), kedalaman 0 sampai 5 atau 7 meter lah. Tahun lalu juga saya buat video di tempat yang sama dan sampahnya juga banyak banget," ujar Punto, Rabu.

Menurut Punto, ini bukan fenomena baru. Ia yang telah menyelam di kawasan Nusa Penida selama dua tahun terakhir mengungkapkan bahwa sampah tersebut rutin terlihat, terutama pada musim penghujan dan berpindah tempat mengikuti arah gerak air laut.

ADVERTISEMENT

"Kalau hujan, biasanya ada sampah. Cuma nggak terlihat di semua site-nya Manta Point. Kalau di Manta Point ada yang namanya Cleaning Station, tempatnya pari manta membersihkan diri. Nah, sampahnya lagi banyak di situ. Tapi, sampahnya geser-geser itu," sambung Punto.

Punto menuturkan, sampah laut tidak hanya ditemukan di Manta Point, tetapi juga di sejumlah lokasi penyelaman lain di Nusa Penida. Ia menduga sampah tersebut berasal dari daratan dan terbawa aliran air laut.

Untuk itu, instansi tempatnya bernaung secara berkala melaksanakan underwater clean up. Pernah satu kali, sampah yang terkumpul mencapai 50 kilogram (kg). Ia mengaku pesimis jika menanti otoritas terkait untuk segera bertindak. Bahkan di luar program kerjanya, dalam kesehariannya, Punto akan mengantongi sampah plastik yang ia temukan di dalam laut.

Punto merasa prihatin dengan kondisi Manta Point yang dipenuhi sampah plastik. Tak jarang wisatawan menanyakan ini saat menggunakan jasa Punto sebagai instruktur selam. Sejauh ini, Punto berujar, belum ada yang kapok menyelam di Manta Point. Mereka seolah memaklumi ini sebagai isu global.

Umumnya sampah yang nampak pun berupa plastik sekali pakai seperti kemasan roti, kopi saset, hingga kresek. Sampah lainnya berupa tali rafia dan jaring ikan yang menjerat biota laut setempat.

Namun, yang paling mengkhawatirkan bila satwa endemik mengira sampah plastik sebagai makanan dan menelannya. Pari manta berenang bersama Punto dan kawannya nampak membuka lebar mulutnya dekat sebuah kemasan plastik. Dengan cekatan, Punto mengambilnya seperti dilihat detikBali, Rabu (17/12/2025).

"Pari manta itu kan tidak punya gigi. Dia tidak makan ikan besar, dia makannya plankton. Dia nyarinya dengan mangap itu. Jadi, mungkin kemakannya mikroplastik. Plastik yang terurai kecil-kecil," kata Punto.

Punto pernah menyaksikan langsung penyu terlilit tali tampar. Diduga tali dari serat sintetis itu merupakan sisa aktivitas yang tersangkut di antara terumbu karang. Untuk itu, Punto menaruh harapan pengelolaan sampah dari hulu supaya terumbu karang kembali cantik seperti sedia kala.

Sementara, Kepala UPTD Kawasan Konservasi Perairan Bali, Dewa Ketut Widana, membenarkan maraknya sampah plastik di perairan Manta Point. Menurutnya, sampah tidak hanya datang dari daratan Bali, melainkan dari berbagai tempat.

"Sampah di Manta Point itu biasanya sampah kiriman dari berbagai daerah dan datang di bulan Desember terutama pada musim hujan. Yang kita lakukan adalah mengadakan pembersihan lewat patroli sebagai tindak lanjut," jawab Widana.




(nor/nor)












Hide Ads