Travel Agent Batalkan Kunjungan ke Jatiluwih gegara Aksi Pemasangan Seng Petani

I Dewa Made Krisna Pradipta - detikBali
Jumat, 05 Des 2025 18:12 WIB
Foto: Plastik hitam dengan panjang kurang lebih 40 meter dipasang oleh petani sebagai bentuk protes di aliran Subak Jatiluwih, Jumat (5/12/2025). (Istimewa)
Tabanan -

Aksi pemasangan seng oleh petani dan warga di sekitar Kawasan Daerah Tujuan Wisata (DTW) Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali, mulai berdampak pada aktivitas pariwisata. Sejumlah travel agent membatalkan kunjungannya ke wisata dengan panorama sawah terasering tersebut.

Manajer DTW Jatiluwih I Ketut Purna mengatakan ada belasan travel agent membatalkan kunjungan seusai ramainya pemberitaan aksi protes petani dan warga di Jatiluwih. "Hari ini sudah lebih dari 10 travel agent membatalkan kunjungan ke Jatiluwih. Mereka mempertimbangkan faktor keselamatan," ujar Ketut Purna atau akrab disapa Jhon, Jumat (5/12/2025).

Atas kondisi tersebut, Jhon menyatakan akan menyurati Badan Pengelola DTW Jatiluwih untuk meminta solusi. Ia menegaskan bahwa pemasangan seng bukan kewenangan manajemen operasional.

"Saya akan kirim surat ke Badan Pengelola agar persoalan ini benar-benar diperhatikan dan ditindaklanjuti. Tugas kami sebagai manajemen pengelola adalah menjaga pariwisata, memastikan tamu datang dan kembali datang," serunya.

Disinggung mengenai kontribusi pengelola DTW Jatiluwih kepada para petani, ia mengeklaim sejumlah bantuan sudah diberikan. Bantuan yang diberikan berupa bibit gratis dan pupuk urea sesuai kebutuhan para petani. Selain itu, DTW juga mengalokasikan dana Rp 30 juta per kelompok untuk upacara Ngusaba serta Rp 7 juta untuk Ngusaba alit.

Selain itu, rencananya mulai Desember 2025, DTW juga menyiapkan bantuan olah lahan sebesar Rp 2,5 juta per hektare atau Rp 25 ribu per are untuk petani saat memulai musim tanam.

"Sebelumnya kami telah memberikan bantuan operasional kepada subak sejak Mei 2025, berupa Rp 2 juta per bulan untuk tempek (kelompok) Besi Kalung. Sedangkan tempek di luar wilayah inti menerima Rp 750 ribu per bulan," bebernya.

Saat ini, manajemen masih menunggu jadwal pertemuan dengan tujuh kelompok di kawasan Jatiluwih yakni Telabah Gede, Besi Kalung, Uma Dwi, Gunung Sari, Uma Kayu, Kesambi, dan Kedamian untuk membahas persoalan yang terjadi ini.

Sebelumnya, para petani kembali memasang seng dan membentangkan plastik hitam di area persawahan subak Jatiluwih, Tabanan, Bali. Aksi protes itu dilakukan setelah Panitia Khusus (Pansus) Tata Ruang dan Alih Fungsi Lahan (TRAP) DPRD Bali menutup tempat usaha mereka yang dinilai melanggar tata ruang.

Pemilik Warung Wayan Jatiluwih, I Wayan Subadra, menjelaskan total ada 30 lembar seng yang dipasang di area persawahan Jatiluwih. Betangan seng dan plastik hitam itu sontak menghalangi pemandangan kawasan subak yang diakui sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) oleh UNESCO itu.

"Masih ada kiriman 65 seng tambahan dan besok (Sabtu) akan dipasang lagi. Nanti kami diskusikan titik pemasangannya," ungkap Subadra saat dikonfirmasi detikBali, Jumat (5/12/2025).

Subadra menuturkan jumlah petani yang bersolidaritas melakukan aksi protes dengan memasang seng dan plastik hitam hari ini sekitar 30 orang. Menurutnya, beberapa material seng juga didapat dari rekan mereka yang memiliki usaha restoran.



Simak Video "Video Kunjungan Wisatawan Ke DTW Jatiluwih Masih Normal"

(nor/nor)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork