Bali Kini Punya Domain Sendiri

Dinda Anastasya - detikBali
Selasa, 02 Des 2025 17:30 WIB
Foto: Penandatanganan nota kesepahaman domain .bali antara Gubernur Bali, Wayan Koster, dengan PANDI di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jaya Sabha, Denpasar, Kamis (27/11/2025). (Foto: Dok. Pemprov Bali)
Denpasar -

Bali kini memiliki identitas domain sendiri, yakni .bali (dotbali). Pengelolaan .bali diresmikan melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Gubernur Bali, Wayan Koster, dengan Ketua Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), John Sihar Simanjuntak, di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jaya Sabha, Denpasar, Kamis (27/11/2025).

Koster mengatakan mempercepat penggunaan domain .bali. Upaya ini dilakukan sebagai upaya menguatkan aksara Bali di ruang publik.

"Upaya ini menjadi wahana untuk mempertemukan kearifan lokal dengan modernisasi dalam satu langkah pembangunan yang visioner," kata Koster dalam keterangan resminya yang diterima detikBali, Selasa (2/12/2025).

Koster mengatakan hadirnya domain .bali otomatis masuk panggung global seperti kota-kota besar di dunia, yakni Tokyo, New York hingga Paris. Berbagai kota itu telah terlebih dahulu memiliki domain sendiri.

Koster berharap kerja sama ini tidak hanya memperkuat identitas budaya Bali ke ranah digital, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan budaya di tingkat internasional.

Sementara John mengatakan hadirnya domain .bali sebagai momentum penting untuk membuka ruang baru bagi layanan digital berbasis budaya. Transformasi ini sangat relevan bagi budaya dan pariwisata Bali. Domain ini memungkinkan penggunaan nama-nama khas Bali dan memperkuat posisi Pulau Dewata di ranah teknologi global tanpa meninggalkan akar tradisinya.

"Thailand menggunakan aksara nasionalnya secara luas, sementara kita masih didominasi latin. Jika digunakan untuk kebutuhan eksak atau sehari-hari, tentunya lebih berat. Namun, ini adalah langkah penting untuk memastikan aksara Bali memiliki ruang dalam dunia digital," jelasnya.

PANDI juga sedang bekerja untuk mengonversi aksara Bali ke format digital. Meski standardisasi aksara daerah dinilai menantang, langkah ini menjadi fondasi penting agar aksara Bali dapat hadir dan digunakan secara resmi.

Ke depannya, domain yang direncanakan akan menggunakan aksara Bali itu diharapkan dapat berkembang seperti operator penyedia layanan digital bagi masyarakat. Model pengelolaan akan melibatkan kolaborasi antara PANDI, Universitas Udayana (Unud), Pemprov Bali, serta kemungkinan partisipasi badan usaha milik daerah (BUMD) untuk memperkuat struktur registri Bali.

John mengungkapkan branding Bali secara global akan makin kuat dengan hadirnya domain sendiri, sekaligus memastikan peran budaya lokal tetap menjadi inti pengembangannya. Ia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan penuh Pemprov Bali dalam inisiatif ini.

Selain mendukung pengembangan budaya, menurut John, digitalisasi ini akan memberi dorongan besar bagi UMKM dan brand lokal Bali untuk tampil lebih kuat dan menjangkau pasar lebih luas.

"Melalui digitalisasi, brand-brand Bali, termasuk UKM dan UMKM, dapat tampil lebih kuat dan menjangkau pasar yang lebih luas. PANDI kini telah dikenal di kancah nasional hingga internasional dan siap mendukung pengembangan registri Bali agar dapat berdiri sejajar dengan wilayah lain di dunia," ujar John.



Simak Video "Video: Viral Wisatawan di Pelabuhan Padangbai Diduga Dipalak Sopir Lokal"

(hsa/hsa)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork