Pemerintah Inggris mengeluarkan travel warning (peringatan perjalanan) ke Indonesia setelah rentetan bencana alam di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara menimbulkan ratusan korban jiwa. Jutaan warga di sejumlah negara dalam beberapa hari terakhir menghadapi badai mematikan yang merusak permukiman, memutus akses, dan memaksa evakuasi massal.
Sebanyak 600 orang dilaporkan tewas akibat banjir dan tanah longsor setelah badai tropis langka terbentuk di Selat Malaka membawa hujan deras dan angin kencang selama hampir satu minggu. Indonesia mencatat jumlah korban jiwa tertinggi dengan 435 orang, disusul Thailand 170 orang dan Malaysia tiga orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih dari 1,1 juta warga Indonesia di wilayah barat terdampak langsung. Di Sumatera, akses darat terputus karena jalan tertutup banjir dan longsor.
Kerusakan jaringan telekomunikasi menghambat komunikasi antara tim penyelamat dan warga yang masih terjebak. Sejumlah wilayah hanya dapat dijangkau lewat udara sehingga helikopter dikerahkan untuk distribusi logistik.
Sri Lanka Diterjang Siklon Ditwah
Mengutip GB News, Senin (1/12/2025), bencana juga melanda Sri Lanka setelah Siklon Ditwah memicu banjir besar. Sebanyak 212 orang tewas dan 218 lainnya hilang. Hampir satu juta warga terdampak, sementara 200.000 orang terpaksa mengungsi ke lebih dari seribu lokasi penampungan.
Operasi penyelamatan masih berlangsung hingga hari keempat. Angkatan udara mengevakuasi lebih dari 120 warga menggunakan helikopter setelah air dari waduk Mavil Aru meluap. Sekitar 2.000 orang lainnya dipindahkan ke dataran tinggi untuk menghindari banjir susulan. Di Kolombo, air yang merendam kawasan permukiman membuat puluhan keluarga masih terperangkap di rumah.
Inggris Keluarkan Imbauan Resmi
Kondisi tersebut membuat Kementerian Luar Negeri Inggris (FCDO) mengimbau warganya menunda perjalanan ke wilayah terdampak di India dan Indonesia.
"Siklon Ditwah diperkirakan akan membawa hujan lebat ke pesisir Tamil Nadu, termasuk Chennai, pada tanggal 30 November dan 1 Desember," pernyataan FCDO.
Menurut FCDO, siklon tropis berpotensi merusak bangunan, menumbangkan pohon, serta mengganggu layanan listrik dan telekomunikasi.
Di Thailand, hampir tiga juta warga bagian selatan menghadapi banjir besar. Kota Hat Yai mencatat curah hujan ekstrem pada Jumat lalu, mencapai 335 milimeter dalam sehari. Itu disebut sebagai angka tertinggi dalam 300 tahun.
Sementara di Malaysia, sekitar 18.700 orang masih bertahan di pusat evakuasi nasional sambil menunggu kondisi membaik.
(dpw/dpw)











































