Jurus Dispar Badung Wujudkan Pariwisata Hijau dan Berkualitas pada 2026

Jurus Dispar Badung Wujudkan Pariwisata Hijau dan Berkualitas pada 2026

Sui Suadnyana, Agus Eka - detikBali
Rabu, 26 Nov 2025 21:27 WIB
Kadispar Badung, I Nyoman Rudiartha. (Foto: Agus Eka/detikBali)
Foto: Kadispar Badung, I Nyoman Rudiartha. (Foto: Agus Eka/detikBali)
Badung -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung serius meningkatkan kualitas pariwisata dengan berfokus pada perbaikan infrastruktur, pemenuhan amenitas, dan pengembangan destinasi wisata, khususnya wisata alam dan desa wisata. Langkah ini diambil untuk menarik wisatawan asing yang kini cenderung mencari pengalaman berwisata hijau dan edukasi kelestarian lingkungan. Ini bakal menjadi program sasaran pada 2026.

Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Badung, I Nyoman Rudiartha, mengatakan sedang fokus pada pengembangan pariwisata di kawasan Badung utara. Pengembangan ini bertujuan untuk pemerataan, sekaligus memecah kepadatan di Badung selatan.

"Kami ingin ada pengembangan pariwisata Badung selatan menuju pariwisata ke Badung utara dengan cara pengembangan-pengembangan desa wisata. Fokusnya menggali potensi daya tarik wisata yang memang dirasa dan sangat diminati oleh wisatawan," ujar Rudiartha, Rabu (26/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rudiartha menjelaskan pembangunan sektor pariwisata berkualitas di Gumi Keris didasarkan pada tiga indikator utama, yaitu perbaikan aksesibilitas dan infrastruktur, peningkatan amenitas, serta peningkatan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Perbaikan tersebut mencakup penanganan masalah kemacetan, sampah, dan utilitas, seperti kabel udara yang dianggap mengurangi estetika.

ADVERTISEMENT

"Dilihat dari persoalan yang dihadapi Kabupaten Badung, berkenaan dengan ada kemacetan, masalah sampah, mungkin masalah kabel-kabel dan lain sebagainya, itu yang memang dikhawatirkan mengurangi estetika dan minat wisatawan untuk berkunjung ke wilayah Badung maupun Bali," kata mantan Camat Kuta ini.

Dalam hal amenitas, Rudiartha mencontohkan Pemkab Badung melalui Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) telah memasang fasilitas WiFi di desa-desa wisata dan sepanjang pantai di Badung. Selain itu, Dispar juga fokus pada pembangunan dan perbaikan fasilitas di destinasi wisata, terutama di destinasi pantai unggulan yang membentang sepanjang sekitar 82 km.

"Dari segi itu, ada juga perbaikan-perbaikan infrastruktur di situ pada daya tarik wisata kita. Apa itu perbaikannya? Pembangunan pos-pos Balawista yang kami miliki. Karena dengan adanya Balawista itu akan memunculkan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan," tegas Rudiartha.

Dispar Badung juga merencanakan sejumlah program prioritas dan penunjang lain yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Badung. Program tersebut meliputi pemasaran pariwisata, peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan ekonomi kreatif, pengembangan daya tarik wisata (DTW), serta pengembangan industri pariwisata dan ekonomi kreatif.

"Dari RPJMD ini, kami membuatkan sebuah program. Sebab, kami punya ada beberapa program prioritas dan juga program penunjang lainnya. Program prioritas itu Pemasaran Pariwisata, Peningkatan Sumber Daya Manusia dan Ekonomi Kreatif," terang Rudiartha.

Beberapa proyek fisik juga direncanakan untuk 2026 di beberapa DTW, misalnya salah satu penataan parkir, tembok, dan candi bentar di kawasan luar Pura Luhur Uluwatu, serta pembangunan kios-kios untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan ekonomi kreatif di Pantai Pandawa. Sejumlah fasilitas penunjang juga bakal diperbaiki agar kualitas desa wisata di Badung makin layak dikunjungi.

"Kami ingin orang datang ke desa wisata tidak hanya one day seperti itu. Jadi, tidak hanya melihat, tetapi mereka ingin menikmati suasana di desa wisata," tambah Rudiartha.

Badung hingga kini memiliki 18 desa wisata yang ditetapkan melalui peraturan bupati Badung, dengan penambahan terbaru di tahun 2025 adalah Desa Wisata Sulangai, yang dikembangkan bersamaan dengan penetapan DTW Waterfall Goa Gong. Dispar juga berkolaborasi dengan asosiasi seperti Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali untuk pembinaan desa wisata, termasuk pelatihan SDM, penciptaan atraksi, dan pengembangan homestay.

"Malah kami dibantu, difasilitasi itu. Contohlah di Sulangai, difasilitasi oleh IHGMA, dibantu toilet, dibuatkan kamar towel, linen-nya, itu dibantu. Ini yang kami terus kembangkan di tahun 2026," jelas Rudiartha.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads