Rencana Pasang Alarm Banjir di Bali Butuh Perencanaan dan Waktu Lama

Rencana Pasang Alarm Banjir di Bali Butuh Perencanaan dan Waktu Lama

Aryo Mahendro - detikBali
Jumat, 24 Okt 2025 19:32 WIB
Petugas kebersihan bersama pemerhati lingkungan gotong royong membersihkan sampah pada aliran sungai dalam aksi River Clean Up di Desa Batubulan, Gianyar, Bali, Senin (20/10/2025). Kegiatan yang diikuti instansi pemerintah, komunitas lingkungan, dan pemangku kepentingan pariwisata Bali tersebut digelar untuk membersihkan sampah di aliran sungai yang merupakan kawasan terdampak banjir bandang pada Rabu (10/9) itu untuk melestarikan alam serta mendukung program Gerakan Bali Bersih Sampah. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra WibowO
Foto: Petugas kebersihan bersama pemerhati lingkungan gotong royong membersihkan sampah pada aliran sungai dalam aksi River Clean Up di Desa Batubulan, Gianyar, Bali, Senin (20/10/2025). (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)
Denpasar -

Empat sungai di empat kabupaten dan kota yakni, Tukad Badung (Denpasar), Tukad Ayung (Gianyar), Tukad Unda (Klungkung), dan Tukad Mati (Badung) bakal dipasangi alarm peringatan dini bencana mulai 2026. Namun, pemasang alarm itu butuh waktu, anggaran dan perencanaan yang lebih lama.

"Alarm peringatan dini itu memang kebutuhan. Tapi, tidak bisa serta merta karena ada perencanaan, penganggaran, dan eksekusi," kata Kepala BPBD Provinsi Bali I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya saat pengukuhan dan peresmian layanan itu di kantornya, Jumat (24/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teja mengatakan kondisi curah hujan dan kedalaman sungai di tiap daerah itu berbeda. Sehingga, tidak memungkinkan untuk sekadar membunyikan alarm.

Pun kalau air sungai meluap hingga memicu alarm berbunyi, perlu direncanakan prosedur evakuasi warga yang berada di dekat sungai. Sebelum itu, juga perlu menentukan pengaturan alarm di ketinggian air berapa meter, alarm itu akan terpicu.

ADVERTISEMENT

"Jadi ada perencanaan dan perhitungannya dahulu. (Alarm tidak akan dipasang dipasang pada puncak musim hujan 2026) nanti kita lihat," kata Teja.

Sementara belum ada alarm, masih ada aplikasi WhatsApp yang dapat dimanfaatkan sebagai media peringatan dini bencana alam. Teja juga menyarankan cara tradisional dengan memukul kentongan kulkul untuk memperingatkan warga agar mengungsi sebelum terdampak bencana.

"Sistem informasi peringatan dini sudah konsisten disampaikan. Alarm belum ada, peringatan dapat disampaikan melalui grup WhatsApp. Peringatan dengan (memukul) kulkul di banjar, itu juga bisa," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster berencana memasang alarm peringatan dini di empat sungai itu. Fungsinya, mengantisipasi dampak dini yang bisa ditimbulkan ketika curah hujan mulai tinggi.

Pemasangan alarm di sungai rencananya dilakukan pada 2026. Teknisnya bisa melibatkan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida atau pemkab/pemkot maupun provinsi karena sungai tersebut tidak hanya melintasi satu kabupaten.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads