Ahli Urologi Sebut Banyak Pasien Kanker Prostat Periksakan Diri Saat Stadium 4

Ahli Urologi Sebut Banyak Pasien Kanker Prostat Periksakan Diri Saat Stadium 4

Fabiola Dianira - detikBali
Jumat, 10 Okt 2025 17:20 WIB
Ilustrasi kanker prostat
Ilustrasi kanker prostat. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Jan-Otto)
Denpasar -

Ahli Urologi dari RSUP Prof Ngoerah Denpasar, I Wayan Yudiana, mengungkapkan kanker prostat menjadi penyakit terganas nomor dua di dunia setelah kanker paru. Menurutnya, kebanyakan pasien kanker prostat di Indonesia memeriksakan diri saat penyakit yang dideritanya sudah masuk stadium empat.

"Ternyata 50 persen atau bahkan lebih (pasien), kami jumpai pada saat pertama kali datang itu sudah pada stadium empat atau sudah menyebar," ujar Yudiana dalam acara Customer and Pers Gathering 2025 di RSUP Ngoerah, Denpasar, Jumat (10/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yudiana mengatakan fenomena yang terjadi di Indonesia itu berbeda dengan negara-negara maju maupun beberapa negara Asia lainnya. Ia menilai sebagian besar kasus kanker prostat di negara-negara lain sudah terdeteksi saat masih stadium awal.

Walhasil, penanganan pasien yang sudah berada pada stadium empat menjadi lebih kompleks. Selain membutuhkan beragam jenis pengobatan lintas disiplin ilmu, dia berujar, biaya yang dibutuhkan untuk penanganan penyakit itu juga meningkat.

ADVERTISEMENT

"Selain itu, tidak semua pengobatan kanker prostat stadium lanjut saat ini ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Kondisi ini tentunya menurunkan angka harapan hidup pasien," imbuhnya.

Secara global, Yudiana melanjutkan, terdapat sekitar 1,5 juta kasus baru kanker prostat per tahun. Adapun, angka kematian sekitar 400 ribu kasus atau sekitar seperempat dari total penderita.

"Dari 10 orang yang terkena kanker prostat, ya kurang lebih 2-3 orang meninggal dunia," ujarnya.

Mengenal Kanker Prostat

Yudiana menjelaskan kanker prostat adalah penyakit yang diakibatkan oleh pertumbuhan sel-sel abnormal yang tidak terkendali di dalam kelenjar prostat. Kelenjar prostat sendiri merupakan kelenjar kecil seperti buah kenari yang berada di antara pangkal penis dan di bawah kandung kemih.

Menurut Yudiana, kanker prostat lebih banyak ditemukan pada pria berusia di atas 65 tahun. Riwayat keluarga yang pernah menderita kanker prostat atau anggota keluarga perempuan dengan riwayat kanker payudara/ovarium juga meningkatkan risiko.

Yudiana menuturkan pola makan tinggi lemak, obesitas, hingga sindrom metabolik diduga turut meningkatkan risiko seseorang mengidap kanker prostat. Meski begitu, hal itu masih dalam perdebatan ilmiah.

"Yang masih menjadi perdebatan adalah dari faktor makanan, diet, kemudian kegemukan. Ini akan berhubungan dengan sindrom metabolik, termasuk rokok," jelasnya.

Yudiana menjelaskan kanker prostat stadium awal sering kali tidak disadari karena tidak menimbulkan gejala. Akibatnya, penyakit ini sulit dideteksi jika tidak diikuti pemeriksaan rutin.

"Sebenarnya kanker prostat stadium awal itu kebanyakan tidak bergejala. Nah di sinilah nantinya kita harus mewaspadai," ujarnya.

Yudiana berpesan kepada warga agar memperhatikan beberapa hal untuk menekan risiko kanker prostat. Misalkan sering buang air kecil, terutama pada malam hari. Kemudian, kesulitan memulai atau menghentikan aliran urine hingga nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil.

"Pada stadium lanjut, gejala dapat menyebar ke tulang dan menyebabkan nyeri pada tulang," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Postingan Joe Biden Setelah Ramai Kabar Dirinya Idap Kanker Prostat"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads