Mengenang Sangmong, Harimau Raja Rimba Bali yang Telah Punah

I Komang Murdana - detikBali
Jumat, 10 Okt 2025 07:00 WIB
Perburuan harimau bali di masa lalu. (Foto: Wikipedia/Oskar Vojnich)
Denpasar -

Harimau bali atau yang dikenal dengan sebutan Sangmong merupakan hewan endemik yang sempat hidup di belantara Pulau Dewata. Sebagai salah satu subspesies harimau Indonesia, harimau bali turut berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan.

Namun, keberadaan mereka kini hanya menjadi legenda. Sang raja rimba telah dinyatakan punah. Aumannya tak akan pernah terdengar lagi.

Simak fakta-fakta mengenai Sangmong, harimau bali yang pernah hidup dan menjadi raja di belantara hutan Pulau Dewata.

Sangmong si Harimau Bali

Sangmong merupakan salah satu subspesies harimau yang pernah hidup di Bali. Satwa ini memiliki nama ilmiah Panthera tigris balica.

Harimau bali adalah satu dari tiga subspesies harimau yang ada di Indonesia, selain harimau sumatera dan harimau jawa. Keberadaan terakhir harimau bali terkonfirmasi pada September 1937 di kawasan Bali barat.

Nahas, harimau betina dewasa itu mati telah ditembak. Habitat harimau bali akhirnya dinyatakan punah di tanah kelahirannya sekitar tahun 1940-an.

Secara fisik, harimau bali memiliki ukuran badan yang lebih kecil dari harimau sumatera maupun harimau jawa. Sangmong jantan memiliki panjang tubuh sekitar 2 meter dengan bobot 90-100 kilogram. Sangmong memiliki warna bulu yang gelap dengan sentuhan corak loreng yang membuatnya memiliki keunikan tersendiri.

Dahulu, habitat alami Sangmong berada di hutan Bali barat. Terutama di sekitar kawasan yang kini dikenal sebagai Taman Nasional Bali Barat.

Sangmong juga lekat dengan budaya masyarakat Bali tempo dulu. Kata Sangmong berasal dari kata 'sang maung' yang berarti sang harimau atau si harimau.

Sangmong memiliki tempat khusus yang sering muncul dalam cerita rakyat dan seni tradisional Bali. Misalkan dalam lukisan Kamasan Klungkung. Dalam berbagai cerita rakyat Bali, harimau sangat dihormati dan dianggap sebagai penjaga alam yang memiliki kekuatan gaib.

Penyebab Kepunahan Harimau Bali

Harimau bali punah akibat masifnya perluasan lahan pertanian dan pemukiman seturut dengan kedatangan kolonial Belanda pada abad ke-16. Kala itu, Belanda membabat hutan yang merupakan habitat alami harimau untuk dijadikan lahan perkebunan.

Aktivitas ini membuat wilayah jelajah Sangmong untuk mencari mangsa semakin sempit. Walhasil, populasinya menurun. Ditambah lagi kolonial Belanda yang melakukan perburuan selama ratusan tahun untuk memusnahkan Sangmong karena dianggap berbahaya.

Perburuan dilakukan dengan cara memasang perangkap kaki berat yang berisi umpan. Saat Sangmong terjerat perangkap kaki, mereka langsung menembaknya dari jarak dekat.

Pada 1941, pemerintah mendirikan Taman Nasional Bali Barat untuk menyelamatkan harimau bali dari kepunahan. Namun, upaya tersebut sudah terlambat.

Saat ini, jejak harimau bali hanya menjadi koleksi mati yang dapat dilihat di Museum Zoologi Bogor. Sang raja rimba itu kini tinggal sisa-sisa kerangka dan kulit yang diawetkan.

Fakta-fakta Tentang Sangmong si Harimau Bali

Berikut ringkasan mengenai fakta-fakta tentang Sangmong, harimau legendaris yang pernah hidup di Bali:

  • Harimau bali merupakan subspesies harimau terkecil di dunia. Memiliki nama ilmiah Panthera tigris balica dan masih satu subspesies dengan harimau sumatera dan jawa.
  • Harimau bali terakhir kali terlihat seekor harimau betina pada tahun 1937 di daerah Bali Barat.
  • Kulit dan sisa kerangka harimau Bali diawetkan di Museum Zoologi Bogor.
  • Harimau bali tidak pernah dipelihara di kebun binatang.
  • Harimau bali memiliki nama lokal Sangmong yang memiliki arti sang harimau
  • Kemusnahan populasi harimau bali disebabkan oleh pembukaan lahan pertanian dan pemukiman di hutan Bali oleh Belanda.
  • Sempat ada upaya pelestarian, tetapi sudah terlambat.
  • Harimau bali dinyatakan punah secara sekitar tahun 1940-an.


Simak Video "Video: Bandara Ngurah Rai Bali Remang-rmang Buntut Listrik Padam "

(iws/iws)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork