Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN bakal menyiapkan aplikasi untuk memantau dampak program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Aplikasi tersebut juga bertujuan untuk mendata tumbuh kembang anak sebagai bagian pencegahan stunting.
"Ada satu aplikasi yang sedang kami susun, sehingga setiap saat nanti kami akan bisa melaporkan tentang tumbuh kembang anak," ujar Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Budi Setiyono, saat menghadiri FP2030 Asia-Pacific Focal Points/South-South Learning Workshop di Nusa Dua, Bali, 2025, Rabu (8/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi menjelaskan aplikasi tersebut akan mendata kesehatan bayi berdasarkan berbagai indikator fisik. Hal itu diharapkan dapat membantu mengidentifikasi kondisi kesehatan anak.
"Dari sisi berat badan, tinggi badan, kemudian juga warna kulit, rambut, dan sebagainya, yang bisa mengidentifikasi nanti lebih lanjut," imbuhnya.
Ia menjelaskan anak yang berisiko kurang gizi setelah mendapat manfaat MBG selanjutnya diarahkan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. "Sekarang sudah disiapkan aplikasinya," sambungnya.
Kemendukbangga, dia berujar, turut membantu pelaksanaan program MBG yang ditujukan untuk kelompok sasaran khusus untuk mengatasi stunting. Termasuk ibu hamil dan menyusui serta balita non-PAUD.
"Kami di BKKBN, Kemendukbangga, itu ditugaskan untuk mendukung distribusi dan tata kelola MBG untuk sasaran 3B ini," imbuh Budi.
Selain itu, BKKBN juga akan mengevaluasi dampak pemberian menu MBG terhadap tumbuh kembang bayi. Mulai dari masa kehamilan hingga seribu hari pertama setelah anak lahir.
(iws/iws)