Penampungan anjing milik Eva Sensuarti di Perumahan Cempaka Cluster Residence, Banjar Jebaud, Desa Beringkit Belayu, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali, diduga dipersekusi oleh warga. Akibat kejadian itu, pintu gerbang shelter rusak dan pemilik melaporkannya ke Polres Tabanan.
Eva Sensuarti (41) menjelaskan persekusi berawal dari keluhan warga yang menilai tempat penampungan anjingnya tersebut mengganggu karena menimbulkan suara bising. Selain itu, banyak kotoran anjing berserakan yang diduga milik anjing dari Eva.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eva Sensuarti mengontrak lahan tersebut selama dua tahun dari 2024 hingga 2026 di Perumahan Cempaka Cluster Residence. "Lokasi ini saya gunakan untuk menampung anjing liar. Dari awalnya puluhan ekor, kini bertambah menjadi ratusan," jelas wanita kelahiran Banjarmasin ini ditemui detikBali, Jumat (26/9/2025).
Namun permasalahan mulai muncul ketika warga sudah hilang kesabaran dengan bisingnya suara anjing. Eva dan warga yang keberatan akhirnya dimediasi oleh Pemerintah Desa Beringkit Belayu agar situasi tidak semakin gaduh.
"Dari mediasi itu saya diharapkan memindahkan shelter ini dalam kurun waktu enam bulan terhitung April 2025 hingga 10 September. Jika tidak pindah, maka saya akan dilaporkan," tegasnya.
Eva mengaku tidak mempersoalkan permintaan warga untuk memindahkan tempat penampungan miliknya. Ia juga siap dilaporkan ke pihak berwenang bila tidak memenuhi komitmen tersebut. Ini karena ia sudah menyiapkan shelter baru di wilayah Kecamatan Penebel.
Namun, lokasi shelter baru untuk anjing-anjing tersebut baru rampung Desember 2025. Karena dianggap tidak menepati kesepakatan, warga kemudian melakukan tindakan persekusi pada 21 September 2025. Eva pun melaporkan peristiwa itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Tabanan pada hari yang sama.
Sementara, Perbekel Desa Beringkit Belayu I Gede Putu Suarta membenarkan bahwa terdapat penampungan anjing milik Eva Sensuarti di wilayahnya. Namun, ia mengaku belum mengetahui soal dugaan persekusi tersebut.
Pihak desa sudah bertemu dengan Eva untuk meminta detail penampungan anjing tersebut karena diketahui belum memiliki izin. Selain itu, lokasi shelter berada di wilayah pemukiman.
"Jadi dia mengontrak lahan milik warga. Dan memang ada keluhan warga soal kegaduhan yang ditimbulkan oleh suara anjing. Awalnya 25 ekor, sekarang 150-an," tandas Gede Putu Suarta.
(nor/nor)