Liputan Khusus Sampah di Bali

Sopir Truk Sampah Bersiap Cari Pekerjaan Lain

Aryo Mahendro - detikBali
Sabtu, 06 Sep 2025 07:02 WIB
Foto: Sejumlah truk sampah di TPA Suwung, Jumat (21/8/2025). (Aryo Mahendro/detikBali)
Bali -

Para sopir truk sampah punya waktu kurang dari enam bulan untuk berpikir mencari pekerjaan baru saat Tempat Pembuangan akhir (TPA) Suwung bertahap ditutup. Meski, penghasilannya tidak bergantung pada penjualan sampah, kekhawatiran tentang kehilangan pekerja tetap menghantui mereka. Walhasil, hampir semua sopir truk sampah swakelola atau yangtidak dibawah naungan pemerintah, hanya mampu pasrah.

"Saya dengar memang TPA Suwung rencananya tutup. Tapi ya saya cuma kerja saja. Kalau mereka mau tutup ya terserah mereka. Pasrah saja," kata Redus Embuwuli, salah satu sopir truk sampah swakelola saat ditemui detikBali di TPA Suwung, Jumat (22/8/2025). Redus adalah satu dari sekian banyak sopir truk sampah yang dinaungi Banjar Tambiyak di Desa Pecatu.

Pantauan detikBali, truk sampah Redus berada beberapa meter setelah papan nama batu TPA Sarbagita atau TPA Suwung. Jalan yang menanjak membuat truk milik Redus mendongak sekira 20 derajat. Tak pelak, Redus harus mengganjal banbelakang truknya dengan satu balok kayu.

Jalanan di TPA Suwung memang menanjak seperti kontur jalur pendakian di gunung. Tumpukan sampah selama puluhan tahun hingga setinggi 35 meter itu yang membuat jalannya menanjak dan berkelok. Ada beberapa truk yang menuju ke area pembuangan sampah Denpasar, Gianyar, dan kabupaten lain, yang berhenti menunggu antrean dengan posisi menanjak.

Sejumlah truk sampah di TPA Suwung, Jumat (21/8/2025). (Aryo Mahendro/detikBali)

Untuk kendaran sebesar truk, berhenti saat posisi menanjak cukup berbahaya. Karenanya, rerata mereka ditemani satu kernet. Bantuan kernet sangat dibutuhkan sopir untuk meletakkan ganjalan berupa balok kayu agar truk tidak meluncur tak terkendali ke bawah saat berjalan pelan dan berhenti menunggu antrean membuang sampah.

Sementara itu, puluhan truk sampah berukuran besar dan mobil pikap yang juga membawa sampah, terlihat mengantre. Puluhan truk mengular dari Pura Dalem PangararunganSuwung Batan Kendal, pos timbangan TPA Suwung, hingga ke jalanan di area TPA Suwung. Semua truk sampah dan pikap pengangkut itu akan membuang sampah sesuai asalnya di area yang sudah ditentukan berdasarkan kabupaten.

"Kalau masuk bayar Rp 10 ribu. Kalau sampahnya mau (dikeruk) dahulu pakai alat berat, bayar Rp 10.000," kata Redus.




(hsa/dpw)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork