Krisis air bersih masih menjadi persoalan di Badung, terutama wilayah selatan yang padat akomodasi wisata. Suplai air rumah tangga kerap terganggu karena terbatasnya debit air, sementara kebutuhan sektor komersial terus meningkat.
Untuk mengatasi masalah itu, Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa mendorong Perumda Tirta Mangutama mengolah air laut menjadi air tawar atau desalinasi. Langkah ini dinilai penting agar pasokan air rumah tangga tetap aman.
"Saat ini kita masih manfaatkan air permukaan, dan kita tahu ketersediaannya sangat terbatas. Oleh karena itu, saya minta dilakukan diversifikasi dengan memanfaatkan air laut, agar ke depan kita tidak lagi kewalahan memenuhi kebutuhan air," kata Adi Arnawa, Rabu (3/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Air Laut untuk Sektor Komersial
Adi menjelaskan, selama ini Badung hanya mengandalkan pengolahan air permukaan. Akibatnya, suplai ke rumah tangga harus berbagi dengan kebutuhan komersial yang terus bertambah, khususnya di kawasan selatan.
"Kalau sekarang kan tidak. Semua (hasil olahan) air permukaan juga dibawa ke komersial, juga masyarakat dan ini berbagi. Ini yang saya minta agar dilakukan perubahan dengan siapkan debit air baru," ujarnya.
Biaya desalinasi disebut tinggi, sekitar Rp 30 ribu per meter kubik. Karena itu, air hasil olahan laut tidak mungkin dijual ke rumah tangga.
"Kami dorong Perumda mengarahkan pemakaian air ini khusus kepada yang berbau komersial seperti hotel, resto, bandara itu. Sehingga air permukaan yang merupakan air yang harganya lebih rendah ini bisa disuplai ke rumah tangga dengan harga yang tetap murah," tegasnya.
Adi menyebut teknologi desalinasi yang umum digunakan adalah Reverse Osmosis (RO). Skema ini membuka peluang cross-subsidi: air permukaan dialokasikan ke rumah tangga dengan tarif terjangkau, sedangkan air desalinasi diprioritaskan untuk pariwisata.
"Air laut memang lebih mahal dalam prosesnya, tetapi ketersediaannya tidak terbatas. Lebih baik kita berinvestasi sedikit lebih mahal daripada nantinya kekurangan air," pungkasnya.
Proyek Jaringan Pipa Baru
Selain wacana desalinasi, Pemkab Badung juga menyiapkan jaringan pipa baru untuk memperkuat distribusi. Perumda Tirta Mangutama menggandeng PT Pipa Ticini Bali dalam proyek ini.
"Saya hadir dan menyaksikan langsung penandatanganan kerjasama antara Tirta Mangutama dengan PT Pipa Ticini Bali. Ini langkah awal dari upaya PDAM dalam pemenuhan kebutuhan air di Badung selatan," kata Adi.
Proyek ini meliputi pemasangan pipa dari Estuary Dam Kuta hingga Nusa Dua. Dengan beroperasinya jaringan bawah laut tersebut, suplai 200-300 liter per detik yang selama ini dialihkan ke Nusa Dua bisa dikembalikan untuk memperkuat distribusi ke Badung selatan.
"Kami ingin volume air laut ke wilayah selatan ini semakin bertambah. Paling tidak bisa memenuhi kebutuhan air bersih dalam rentang waktu 5 tahun ke depan," ucapnya.
Skema Investasi Rp 108,84 Miliar
Direktur Utama Perumda Tirta Mangutama I Wayan Suyasa menyebut nilai proyek mencapai Rp 108,84 miliar. Pipa akan dipasang melewati jalan tol, terowongan, laut, hingga infrastruktur milik Pertamina, PLN, dan Telkom.
"Dalam MoU tersebut ada beberapa poin yang tertuang untuk disepakati. Proyek ini bernilai Rp 108,84 miliar yang terdiri atas biaya pembangunan (Capex) dan biaya operasional. Seluruh pendanaan ditanggung PT Pipa Ticini Bali tanpa membebani APBD," jelasnya.
Target pengembalian investasi ditetapkan dua tahun dengan proyeksi distribusi 21,77 juta meter kubik. Setelah masa transfer, seluruh aset dialihkan ke Perumda, sementara operasional tetap dikelola PT Pipa Ticini Bali hingga modal kembali.
"Standar pelayanan yang disepakati dalam perjanjian mencakup distribusi air 24 jam, pemeliharaan jaringan secara rutin, serta kewajiban menindaklanjuti pengaduan pelanggan maksimal dalam waktu 1x24 jam," tambah Adi.
Groundbreaking proyek dijadwalkan 11 September 2025 di Bendungan Estuari. Masa konstruksi ditargetkan enam bulan, namun bisa dipercepat menjadi empat bulan. Suyasa menambahkan, sambil menunggu jaringan utama rampung, PDAM sudah menyiapkan pompa tambahan dan panel pendukung agar distribusi tetap berjalan.
Simak Video "Video: BMKG Soroti Krisis Air, Sebut Restorasi Sungai Jadi Solusi"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)