Lima pedagang kantin SMPN 3 Banjarangkan, Klungkung, mendapat pembinaan dari Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Klungkung dan Puskesmas I Banjarangkan, Rabu (3/9/2025). Sebelumnya, puluhan siswa keracunan setelah menyantap nasi bungkus di kantin.
"Jangan terlena karena sudah lama berdagang dan pekerjaan seringnya dilakukan. Karena kapan saja bisa terpapar bakteri. Bisa datang dari tangan, lalat, dan lainnya. Semoga ini yang terakhir. Saya yakin ibu-ibu bukan kesengajaan tapi tetap salah karena ada bukti," pesan Kepala Sekolah SMPN 3 Banjarangkan, Ketut Sudasma, di hadapan seluruh pedagang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil uji laboratorium mengungkapkan penyebab keracunan adalah makanan dalam nasi bungkus yang tercemar bakteri E. coli. Selain itu, air keran di kantin juga diperiksa dan terbukti positif Klebsiella sp dan Bacillus sp. Hal ini diketahui dari rectal swab maupun metode kultur terhadap makanan, alat masak hingga pengolahan makanan.
Perwakilan Puskesmas Banjarangkan I merekomendasikan sejumlah tindakan. Seperti memperhatikan kelayakan bahan pangan yang hendak dimasak, menjual makanan yang dikelola pada hari yang sama, cuci bersih dan keringkan alat masak hingga penutupan tempat sampah yang jadi sumber lalat dan kecoa.
Selain itu, alat masak seperti talenan dan penggorengan juga dinilai menyimpan banyak kuman. Untuk itu, para pedagang diminta memisahkan alat masak terhadap bahan mentah dengan yang sudah matang. Saat memasak, pedagang diwajibkan menggunakan celemek, masker, sarung tangan, penutup kepala, dan rutin cuci tangan menggunakan sabun.
"Sewaktu cek kesehatan gratis, saya direkomendasikan Diskes supaya kantin tertutupi. Bisa pakai tudung saji supaya tidak pakai plastik. Ibu-ibu juga perlu rutin periksa kesehatan. Bisa pakai yang cek kesehatan gratis," tambah Sudasma.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung, I Gusti Ayu Ratna Dwijawati, mengungkapkan sejumlah tindak lanjut atas peristiwa keracunan itu. Di antaranya, inspeksi kesehatan lingkungan terhadap kantin sekolah, pengawasan higienitas dan sanitasi, pemeriksaan kesehatan berkala pengelola kantin hingga penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat.
"Terkait temuan air yang terkontaminasi, kami juga akan koordinasi dengan PDAM. Akan disampaikan hasil monitoring. Sementara, akan ada pemeriksaan ulang kualitas air secara berkala," tandas Ratna.
Sebelumnya, sebanyak 26 siswa di SMPN 3 Banjarangkan mengalami keracunan seusai menyantap nasi campur di kantin pada Rabu (13/8/2025). Puluhan siswa itu muntah-muntah dan lemas hingga dilarikan ke Puskesmas terdekat.
(hsa/hsa)