Acara lamaran di Desa Turirejo, Demak, Jawa Tengah (Jateng), viral di media sosial (medsos) setelah video yang menampilkan kemewahan prosesi diunggah ke TikTok. Warganet takjub dengan seserahan yang tak biasa, mulai dari mobil Toyota Innova, perlengkapan rumah tangga dalam jumlah besar hingga buket bunga dari uang tunai.
Dilansir dari Wolipop, video lamaran itu diunggah oleh pembawa acara melalui akun TikTok @ragil_wibowo10. Unggahan lamaran tersebut viral dan sudah ditonton lebih dari 1,6 juta kali di TikTok. Warganet langsung membanjiri kolom komentar postingan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video yang diunggah memperlihatkan suasana lamaran yang meriah dan tertata rapi. Para anggota keluarga tampil seragam. Ibu-ibu mengenakan kebaya merah marun, sementara para bapak kompak memakai batik.
Sebuah tenda besar berdiri megah di depan rumah calon pengantin wanita, tempat berlangsungnya acara, menyedot perhatian warga sekitar. Namun, yang paling mencuri perhatian adalah seserahan yang diberikan pihak pria. Sebuah mobil Toyota Innova tampak dibawa menggunakan towing sebagai bagian dari seserahan utama.
Tak hanya itu, sejumlah perlengkapan rumah tangga, seperti tempat tidur, lemari kayu diangkut menggunakan mobil bak. Tak cuma itu, ada juga sebuah buket besar dari lembaran uang tunai turut diserahkan.
Ragil Wibowo, pengunggah video di TikTok, membagikan pengalamannya selama memandu acara lamaran mewah yang diadakan pada 23 Juni 2025 itu. Lamaran tersebut merupakan momen bahagia pasangan Shinta dan Khafid. Acara lamaran tersebut mengusung adat Jawa modern dan baju adat Solo warna merah.
"Video itu adalah tentang acara wedding dan itu momennya saat acara temu keluarga atau lamaran pengantin," ungkap Ragil kepada Wolipop.
"Seserahannya ada mobil Innova reborn, lemari, springbed, uang tunai Rp 100 juta, tas sepatu baju dan buah-buahan yang banyak," imbuh Ragil.
Menurut Ragil, reaksi para tamu pun tak kalah heboh. Mereka kagum melihat jumlah dan nilai seserahan yang dibawa keluarga calon pengantin pria. Terlebih, acara ini dilangsungkan di sebuah desa yang mayoritas warganya merupakan perantau sukses.
"Sangat terkejut dan memang rata-rata orang di desa itu kalau lamaran yang dibawa sangat banyak karena mayoritas orang di desa itu adalah perantauan yang sukses dan itu yang membuat para tamu menjadi kagum," terang Ragil.
Semua seserahan tersebut, jelas Ragil, dibayar kontan oleh calon mempelai pria. Tidak ada utang atau sistem cicilan. Sebab, keluarga calon pengantin pria berasal dari kalangan berada.
"Memang keluarnya itu adalah bos sawit di daerah Kalimantan, orangnya juga ramah baik dan itu acaranya berlangsung selama tiga hari," tutur Ragil.
Artikel ini telah tayang di Wolipop. Baca selengkapnya di sini!
(hsa/hsa)