Kerap Minum Minuman Energi demi Belajar Larut Malam, Ginjal Mahasiswa Rusak

Internasional

Kerap Minum Minuman Energi demi Belajar Larut Malam, Ginjal Mahasiswa Rusak

Sarah Oktaviani Alam - detikBali
Kamis, 14 Agu 2025 11:34 WIB
Human kidneys on stethoscope background. 3d illustration
Foto: Ilustrasi ginjal. (Getty Images/Rasi Bhadramani)
Hanoi -

Ginjal mahasiswa berusia 21 tahun rusak parah. Musababnya, dia sering meminum minuman berenergi demi bisa belajar hingga larut malam. Hal itu membuat kakinya bengkak dan kelelahan yang berlebihan.

Dilansir dari detikHealth, mahasiswa yang tak disebutkan namanya itu kini harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Konsumsi minuman berenergi keseringan telah membuat kakinya bengkak dan kelelahan yang berlebihan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahasiswa tersebut sedang menjalani tahun terakhirnya di sebuah universitas di Hanoi, Vietnam. Agar bisa tetap belajar hingga larut malam, ia mengonsumsi minuman berenergi untuk mengatasi tekanan akademik.

Bahkan, tidak jarang ia mengonsumsi obat pereda nyeri agar tetap terjaga selama sesi belajar semalaman. Meski mengalami kelelahan dan berkurangnya frekuensi buang air kecil, ia tidak segera meminta pertolongan medis.

ADVERTISEMENT

Kondisinya makin memburuk saat mengalami gejala-gejala, seperti kaki bengkak, muntah terus-menerus, dan kelelahan ekstrem. Teman sekamarnya langsung membawanya ke Rumah Sakit Bach Mai untuk perawatan darurat.

Dr Duong Minh Tuan dari Departemen Endokrinologi dan Diabetes memastikan fungsi ginjal pasien telah turun di bawah 20 persen. Gaya hidup yang tidak sehat, terutama penyalahgunaan minuman berenergi, menyebabkan kerusakan ginjal parah.

"Pasien saat ini sedang menjalani perawatan intensif. Tetapi, pemulihan fungsi ginjal secara penuh kemungkinan besar tidak akan terjadi," tutur Tuan.

Gagal ginjal sangat berbahaya karena sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas pada tahap awal. Banyak individu muda yang sehat baru mengetahui kondisi ini saat pemeriksaan kesehatan rutin.

Saat gejala seperti pembengkakan, frekuensi buang air kecil yang berkurang, mual, dan kelelahan muncul, di situlah terjadinya kerusakan pada ginjal. Pada titik ini, pengobatan berfokus pada mempertahankan fungsi ginjal yang tersisa, tetapi pemulihan penuh tidak mungkin dilakukan.

Dokter mengidentifikasi penyebab utama gagal ginjal sebagai penyakit glomerulus, batu saluran kemih, dan infeksi, tetapi gaya hidup yang tidak sehat merupakan faktor penyebab yang signifikan. Faktor risiko meliputi kurangnya aktivitas fisik, kurang tidur, kebersihan yang buruk, asupan air yang tidak mencukupi, seringnya retensi urine, konsumsi alkohol dan tembakau yang berlebihan, konsumsi garam yang tinggi, serta konsumsi daging, gula, gorengan, dan makanan olahan yang berlebihan.

Penggunaan obat-obatan terlarang juga berkontribusi. Pasien gagal ginjal kronis harus menjalani hemodialisis tiga kali seminggu, dengan durasi setiap sesi 4-5 jam.

Artikel ini telah tayang di detikHealth. Baca selengkapnya di sini!




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads