Seorang kreator konten asal Jawa Timur mengaku mengalami perlakuan rasis saat berkunjung ke sebuah kafe di Bali. Unggahan pengalamannya viral di media sosial dan menuai ribuan komentar.
Dilansir detikFood dari akun Thread @yusufode_, insiden ini bermula ketika Yusuf berkunjung ke kafe terkenal di kawasan Kerobokan, Bali. Ia datang sendirian dan memesan makanan serta minuman.
Awalnya Yusuf duduk di meja berkapasitas empat orang. Namun, tak lama setelah memesan, ia dipindahkan oleh seorang staf ke meja yang berada di dekat pintu dapur. Alasan yang diberikan, meja berkapasitas empat orang tidak boleh ditempati kurang dari empat orang.
Tak lama kemudian, Yusuf melihat sepasang pelanggan ekspatriat duduk di meja yang sebelumnya ia tempati. Mereka tidak diminta pindah seperti dirinya.
"Nggak boleh duduk di kursi yang ber-4 secara itu bisa di-split dan akhirnya di-split setelah aku pindah ke meja depan pintu dapur itu. Yang bulenya cuma nunggu 1 orang aja, nah kalo ke orang lokal kenapa bisa tegas sedangkan ke bule nggak bisa tegas dan si bule itu buka laptop," tulis Yusuf di Thread, dilhat detikFood.
Yusuf juga secara terbuka menyebut kafe tersebut adalah Braud. Unggahannya disukai lebih dari 2.300 pengguna dan dikomentari lebih dari 1.200 akun lain yang mengaku pernah mengalami perlakuan serupa di beberapa kafe dan restoran di Bali.
Simak Video "Video: Duh! Pelanggan Kafe di Bali Curhat Jadi Korban Rasisme"
(dpw/dpw)