3 Pekerja Tewas Kehabisan Napas di Lubang Bak Air Bangli

3 Pekerja Tewas Kehabisan Napas di Lubang Bak Air Bangli

Ni Komang Ayu Leona Wirawan - detikBali
Minggu, 03 Agu 2025 08:23 WIB
Proses evakuasi korban kecelakaan kerja yang kehabisan napas di bak penampung air, Sabtu (2/8/2025).
Foto: Proses evakuasi korban kecelakaan kerja yang kehabisan napas di bak penampung air, Sabtu (2/8/2025). (Dok. Polres Bangli)
Klungkung -

Tiga pekerja tewas di area gudang sepeda Bali Echo di Banjar Seribatu, Desa Penglumbaran, Kecamatan Susut, Bangli, Sabtu (2/8/2025). Seluruh korban merupakan warga setempat, yakni I Nengah Darmawan (53), I Wayan Buda Adnyana (52), dan I Ketut Juliawan (42). Ketiga korban tewas setelah kekurangan oksigen saat bekerja di lubang bak penampungan air.

Insiden itu juga mengakibatkan satu pekerja lainnya, Anak Agung Putu Rimbawan (55), kritis. Kini, warga Banjar Dadia Puri itu menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami telah melakukan penyelidikan dan evakuasi korban dan memeriksa saksi-saksi untuk memastikan penyebab kecelakaan ini dan diduga ketiga korban meninggal akibat kehabisan oksigen saat sedang bekerja," jelas Kasat Reskrim AKP I Gusti Ngurah Jaya Winangun saat dihubungi detikBali, Minggu (3/8/2025).

Gusti membeberkan kecelakaan kerja itu terjadi ketika empat pekerja sedang membongkar tiang penyangga bekas cor-coran bak penampungan air. Tiang penyangga itu mempunyai kedalaman 2,5 meter, panjang 6,5 meter, dan lebar 3,5 meter, dengan lubang masuk hanya 60Γ—60 sentimeter.

ADVERTISEMENT

Awalnya, Gusti berujar, I Nengah Darma lebih dulu masuk ke dalam bak. Dilanjutkan oleh I Wayan Buda Adnyana. Keduanya kemudian pingsan di tempat sempit itu. Melihat rekan-rekannya pingsan, I Ketut Juliawan dan Anak Agung Putu Rimbawan tergerak untuk segera menolong.

Namun, keduanya turut bernasib sama. Semuanya mengalami gagal pernapasan dan sesak napas akibat kekurangan oksigen di dalam bak penampungan air.

Anak Agung Putu Rimbawan menjadi satu-satunya yang tidak kehilangan nyawa karena posisi korban yang paling dekat permukaan sehingga lebih mudah dievakuasi warga setempat.

Sedangkan, tiga lainnya membutuhkan ekskavator saat proses evakuasi. Dengan medan yang sulit dan membutuhkan waktu lama, mereka dinyatakan meninggal dunia seusai diperiksa oleh tim medis di RSUD Bangli.

"Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan bahwa kecelakaan ini tidak terjadi lagi di masa depan. Kami juga meminta masyarakat untuk memastikan bahwa semua pekerja memiliki perlengkapan keselamatan yang memadai," imbuh Gusti Winangun.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads