Buntut Kericuhan, 5 Kampus di Bali Mundur dari BEM SI Kerakyatan

Buntut Kericuhan, 5 Kampus di Bali Mundur dari BEM SI Kerakyatan

Aryo Mahendro - detikBali
Kamis, 31 Jul 2025 20:59 WIB
Suasana Musyawarah Nasional (Munas) XVIII BEM Seluruh Indonesia (SI) Kerakyatan di asrama haji UPT Padang, Minggu (13/7/2025). (Dok BEM Undiknas).
Foto: Suasana Musyawarah Nasional (Munas) XVIII BEM Seluruh Indonesia (SI) Kerakyatan di asrama haji UPT Padang, Minggu (13/7/2025). (Dok. BEM Undiknas)
Denpasar -

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari lima perguruan tinggi di Bali menyatakan keluar alias mundur dari aliansi BEM Seluruh Indonesia (SI) Kerakyatan. Pengunduran diri dipicu konflik internal BEM di wilayah Bali Nusa tenggara (Bali Nusra) hingga berujung kericuhan.

Kericuhan terjadi saat pertengahan Musyawarah Nasional (Munas) XVIII BEM Seluruh Indonesia (SI) Kerakyatan di Padang pada 13-19 Juli 2025. BEM dari Universitas Udayana (Unud), Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas Mahasaraswati Denpasar, dan STIKES Bina Usaha, menyatakan mundur dari BEM SI Kerakyatan dua pekan setelah munas itu.

"Permasalahan internal (BEM) di wilayah Bali Nusra. Jadi, (dipicu) konflik di wilayah kami. Kami punya permasalahan dengan beberapa oknum di wilayah kami sendiri," kata Ketua BEM Undiknas, IB Bujangga Pidada, saat ditemui detikBali di kampusnya, Kamis (31/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bujangga mengatakan ada beberapa anggota BEM dari beberapa kampus di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menyatakan dukungan kepada kandidat tertentu untuk menjabat di tiga posisi paling strategis dan posisi lainnya di BEM SI Kerakyatan. Tiga posisi strategis itu yakni koordinator media, koordinator pusat, dan koordinator isu.

ADVERTISEMENT

Pemicu permasalahannya, deklarasi dukungan terhadap kandidat atau calon tertentu untuk menduduki jabatan strategis itu dilakukan dengan menyertakan nama BEM di Bali. Padahal, Bujangga berujar, BEM di Bali merasa tidak terkait dengan sikap menyatakan dukungan terhadap kandidat tertentu dari beberapa anggota BEM di NTT dan NTB.

"Tindakan claiming yang dilakukan oknum (anggota BEM) di wilayah kami. (Klaim sepihak itu) dipandang sabotase dari wilayah kami sendiri. Karena pasti semua dibutuhkan voting," kata Bujangga.

Menurutnya, penetapan calon terpilih untuk menduduki tiap jabatan wajib melalui proses jajak pendapat atau voting. Meski, jabatan ketua BEM SI sendiri terpilih aklamasi karena tidak ada kandidat lawan.

Bujangga mengatakan ada beberapa nama yang mencuat untuk didapuk jadi Ketua BEM SI Kerakyatan. Beberapa nama itu tidak diketahui BEM lima kampus di Bali hingga saat hadir di munas itu.

Hal itu, yang juga memicu hengkangnya BEM dari lima kampus di Bali. Bujangga menduga ada anggota BEM dari kampus di NTB dan NTT yang bermain.

"Nama kami sudah disandarkan oleh oknum. Dituding memihak salah satu calon sebelum adanya pemilihan (dalam munas) tersebut," katanya.

"Otomatis ada orang di wilayah kami yang bermain. Itulah makanya kami keluar secara serentak," imbuhnya.

Bujangga mengatakan kesalahpahaman itu sudah dijelaskan saat Munas BEM SI Kerakyatan. Hanya, BEM lima kampus dari Bali tetap pada pendiriannya untuk hengkang dari aliansi itu.

"Kami sudah melakukan perdebatan cukup panjang juga. Maka dari itu kami memutuskan untuk keluar. Tidak mungkin tidak ada perdebatan sebelum kami keluar," jelasnya.


Kronologi Kericuhan saat Munas di Padang

Bujangga membeberkan kericuhan dan bentrok fisik antara anggota BEM SI Kerakyatan terjadi saat pertengahan forum. Antara hari ke-3 atau ke-4 di forum BEM beranggotakan 450-an kampus se-Indonesia itu.

"Benar, ricuh itu terjadi. Berbeda dari munas yang lalu-lalu, ada yang main tangan juga," kata Bujangga.

Bujangga mengatakan kericuhan terjadi saat rapat, sekitar pukul 03.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB, di asrama haji UPT Padang, Sumatera Barat. Ada beberapa anggota BEM SI yang terlibat baku hantam dengan anggota lain dipicu penolakan saat penentuan keputusan.

Hanya, dirinya mengaku tidak tahu siapa dan dari kampus mana, yang terlibat aksi jotos-jotosan saat forum berlangsung. Saat aksi baku hantam itu terjadi, Bujangga mengaku langsung mengajak semua BEM dari Bali, keluar dari lokasi forum.

"Saya melihat, tapi saya juga mengamankan diri dengan teman-teman dari Bali Nusra. Kami mengamankan diri bersama teman-teman. Kami menjauh dari kericuhan. Jadi, siapa menyerang siapa, kami (tidak dapat memastikan)," katanya.

Bujangga mengatakan kericuhan tidak berlangsung lama. Ada polisi yang berjaga dan membantu meredam kericuhan itu. Akhirnya, kericuhan di forum munas itu dapat diredam pukul 05.30 WIB.

"Ada aparat yang datang. Karena ada laporan juga tentang keributan itu," tandas dia.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Trump Sebut Kerusuhan LA Jadi Ancaman Keamanan Nasional"
[Gambas:Video 20detik]
(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads