Listrik di Bali Kerap Terganggu Akibat Layang-layang

Listrik di Bali Kerap Terganggu Akibat Layang-layang

Sui Suadnyana, Karsiani Putri - detikBali
Selasa, 29 Jul 2025 21:07 WIB
Layangan tersangkut pada jaringan listrik di kawasan di Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (29/7/2025). (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Foto: Layangan tersangkut pada jaringan listrik di kawasan di Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (29/7/2025). (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

Listrik di Bali kerap mengalami gangguan akibat layang-layang. Tercatat ada 43 kali gangguan listrik di Bali akibat layang-layang selama Januari hingga Juli 2025. Jumlah gangguan periode itu naik dibandingkan 2024 sebanyak 41 gangguan akibat layang-layang.

General Manager (GM) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Distribusi (UID) Bali, Eric Rossi Priyo Nugroho, mengungkapkan layang-layang bukan hanya mengganggu pelayanan listrik, tetapi juga dapat membahayakan keselamatan jiwa.

"Kami mengajak masyarakat untuk tidak hanya menjaga diri dari bahaya listrik, tetapi juga ikut menjaga pasokan listrik agar tetap aman dan andal. Budaya melayangan penting, namun keselamatan lebih utama," kata Eric dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eric mengimbau masyarakat untuk memperhatikan tiga aspek utama dalam bermain layang-layang, yakni bermain di area yang jauh dari jaringan listrik PLN, menghindari penggunaan benang berbahan logam atau benang gelasan yang dapat menghantarkan listrik, serta tidak menginapkan layangan karena berpotensi tersangkut dan menimbulkan korsleting pada jaringan.

ADVERTISEMENT

Gangguan listrik akibat layang-layang, jelas Eric, tidak hanya menyebabkan listrik padam di rumah-rumah, tetapi juga mengganggu layanan vital, seperti rumah sakit, sekolah, dan fasilitas publik lain. Bahkan, sambung dia, dalam kondisi tertentu, kabel listrik yang terganggu dapat menyebabkan kecelakaan serius akibat sengatan listrik.

"Bali memiliki tradisi melayangan yang mengakar kuat, tetapi kami mengajak semua pihak, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa untuk melestarikan budaya ini dengan cara yang aman. Mari kita jaga bersama keselamatan dan keberlangsungan layanan listrik di Pulau Dewata," ajak Eric.

PLN UID Bali, tutur Eric, terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk ke komunitas pecinta layang-layang, sekolah, dan perangkat desa untuk memperkuat kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga keselamatan dalam aktivitas budaya.

"Melalui kolaborasi yang erat antara PLN, masyarakat, dan pemangku kepentingan lokal, diharapkan budaya melayangan tetap lestari tanpa harus mengorbankan keselamatan dan keandalan listrik bagi seluruh masyarakat Bali," ujar Eric.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads