Universitas Udayana (Unud) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) menyelenggarakan Innovation Universe (INNOVERSE) 2025. Acara hilirisasi riset dan inovasi ini digelar di Living World Mall, Jalan Gatot Subroto (Gatsu), Denpasar, Jumat (25/7/2025).
INNOVERSE 2025 dibuka Rektor Unud, I Ketut Sudarsana. Selain itu, juga dihadiri para wakil rektor, ketua dan sekretaris LPPM Unud, ketua LP3M Unud, para dekan, kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Diskop UKM) Bali, kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bali, ketua dan anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bali, para mitra kolaborator, para inovator, peneliti, akademisi, mahasiswa serta undangan lain.
Ketua LPPM Unud, I Nyoman Suarsana, menyampaikan INNOVERSE 2025 mengambil tema yang sangat inspiratif, yakni 'Where Innovation Meets the World'. Tema ini bukan hanya sebuah slogan, tetapi merupakan representasi dari semangat zaman yang sedang dihadapi. Sebab, inovasi tidak lagi terbatas pada ruang laboratorium, tetapi telah menjadi kekuatan global yang menyatukan ide, teknologi, dan kolaborasi lintas disiplin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
INNOVERSE 2025, tutur Suarsana, hadir sebagai panggung terbuka bagi semua insan akademik kreatif dan inovatif untuk memperkenalkan karya-karya inovasi terbaiknya. INNOVERSE 'Semesta Inovasi' mewadahi para peneliti, inovator, akademisi, mahasiswa, pelaku industri, dan pemerintah untuk berkolaborasi mewujudkan hilirisasi hasil riset dan inovasi ke masyarakat.
"Ini adalah momen di mana gagasan bertemu realitas, di mana solusi lokal menjawab tantangan global, dan di mana potensi-potensi tersembunyi menemukan tempatnya," terang Suarsana dalam siaran pers kepada detikBali.
INNOVERSE 2025 dikemas dalam empat sub-kegiatan utama yang saling terintegrasi, yakni InnoExpo, InnopTalk, InnoPitch, dan InnoNet. Peserta, baik inovator, produk, dan mitra (InnoExpo) terdiri atas 24 inovator Unud; dan dengan 35 produk inovasi hasil-hasil riset civitas Unud, sedangkan peserta InnoPitch (Inovator, Produk) terdiri atas 12 inovator dengan 12 jenis produk yang akan mencari pasangan bisnis.
"Mari kita jadikan momentum ini sebagai ruang untuk terhubung, berinspirasi, dan melahirkan inovasi yang berdampak nyata. Karena di sinilah 'Where Innovation Meets the World' kita semua menjadi bagian dari perubahan," ajak Suarsana.
Ketua HIPMI Bali, Agung Bagus Pratiksa Linggih, berharap para pengusaha dan inovator bisa bergabung sehingga inovasi bisa menemukan pasar dan sebaliknya. Terlebih, ujar Ajus Linggih, angka pengangguran di Indonesia salah satunya disumbang dari lulusan perguruan tinggi.
"Belakangan ini kita melihat data bahwa di Indonesia ini ada 7,29 juta pengangguran dan salah satu kontributor terbesar adalah lulusan universitas sehingga harapannya dengan bertemunya universitas dan para pengusaha, bagaimana nanti para akademisi maupun mahasiswa bisa menjadi pencipta lapangan pekerjaan bukan hanya sekadar menjadi pencari lapangan pekerjaan," harap Ajus Linggih.
Rektor Unud, I Ketut Sudarsana, mengatakan, INNOVERSE 2025 sangat membanggakan bagi kampusnya. Sebab, yang dihadirkan tidak hanya sekadar pameran dan presentasi, tetapi juga manifestasi nyata dari semangat inovasi, kolaborasi, dan keberanian untuk membawa riset ke dunia nyata.
Bagi Sudarsana, melalui InnoExpo, InnoTalk, InnoPitch, dan InnoNet, dapat disaksikan sebuah ekosistem inovasi yang menyatu antara akademisi, pelaku industri, dan masyarakat. Terlebih, manusia kini hidup di era kecepatan inovasi yang menentukan keberlanjutan bangsa.
"Universitas Udayana menyadari sepenuhnya bahwa riset tidak boleh berhenti di laboratorium. Ia harus turun ke pasar, ke desa-desa, ke industri, dan menyentuh kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk menjadi rumah yang nyaman bagi para inovator, dan jembatan yang kokoh bagi hilirisasi riset," ujar Sudarsana.
Adapun berbagai hal yang dipamerkan dan dipresentasikan dalam INNOVERSE 2025, mulai dari teknologi digital berbasis aksara Bali, skincare berbahan lokal hingga robot prostetik berbasis AI. Bagi Sudarsana, ini merupakan bukti anak bangsa mampu berinovasi tanpa harus meninggalkan jati diri budaya.
"Di sinilah Unud mengambil peran strategis, menjadikan inovasi bukan hanya canggih secara teknologi, tetapi juga kontekstual secara lokal dan relevan secara sosial," tegas Sudarsana.
Sudarsana berharap kegiatan seperti ini dapat terus dikembangkan. Sebab, Unud harus bertransformasi dari perguruan tinggi negeri (PTN) badan layanan umum (BLU) menjadi PTN badan hukum (BH). Selain itu, Unud harus mampu menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan masyarakat.
(hsa/hsa)