Istri Korban KMP Tunu Mimpi Suami Pulang Sehari Sebelum Jenazah Ditemukan

Buleleng

Istri Korban KMP Tunu Mimpi Suami Pulang Sehari Sebelum Jenazah Ditemukan

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Kamis, 10 Jul 2025 16:30 WIB
Kadek Sudiartini, istri Putu Mertayasa, korban KMP Tunu Pratama Jaya ditemui di rumah duka, Buleleng, Kamis (10/7/2025). (Made Wijaya Kusuma)
Foto: Kadek Sudiartini, istri Putu Mertayasa, korban KMP Tunu Pratama Jaya ditemui di rumah duka, Buleleng, Kamis (10/7/2025). (Made Wijaya Kusuma)
Buleleng -

Warga Buleleng bernama Putu Mertayasa menjadi korban ke-13 tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Jenazah pria berusia 43 tahun itu ditemukan di pesisir Jembrana, Bali, Rabu (10/7/2025).

Sehari sebelum ditemukan jenazah Mertayasa, sang istri mengaku sempat bermimpi bertemu suaminya.

"Waktu dimimpiin nggak pakai baju, pakai celana saja," kata Kadek Sudiartini ditemui di rumah duka, Jalan Pulau Serangan, Kecamatan Buleleng, Kamis (10/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam mimpinya, perempuan berusia 38 tahun itu bercerita bahwa Mertayasa berkata akan segera pulang ke rumah esok hari. Ia pun balik bertanya kepada almarhum tapi tidak direspons.

"Malamnya tak mimpiin (katanya) besok mulih (pulang). Sampai nanya saya kok bisa selamat, nggak dijawab sama dia. Kondisi biasa tapi nggak pakai baju, pakai celana saja," jelasnya Sudiartini.

ADVERTISEMENT

Tinggalkan Empat Anak

Sambil menggendong buah hatinya yang paling bungsu, Sudiartini mengenang sosok Mertayasa yang merupakan tulang punggung keluarga. Bekerja sebagai sopir truk, pria asal Desa Anturan, Kecamatan Buleleng, itu berjuang keras untuk menghidupi istri dan keempat anaknya. Tiga anaknya masih remaja dan satu masih balita.

Sudiartini mengatakan suaminya telah bekerja sebagai sopir selama 20 tahun. Mulai dari sopir angkot sampai terakhir menjadi sopir truk.

"Sudah dari nikah ketemunya sudah sopir. Pertamanya sopir Isuzu, kemudian sopir bus, baru truk," kata Sudiartini.

Saat kejadian, Mertayasa sedang dalam perjalanan dari Surabaya, Jawa Timur (Jatim), menuju Denpasar, Bali. Mertayasa membawa muatan besi. Ia mengatakan sang suami memang sering bolak-balik Jawa-Bali bekerja sebagai sopir truk.

"Suami saya bekerja sebagai sopir truk. Sering bawa muatan besi ke Jawa. Kemarin dari Surabaya mau ke Denpasar," jelasnya.

Sempat Video Call Lihat Anak-anak

Sudiartini terakhir kali berkomunikasi dengan suaminya pada Rabu (2/7/2025) malam. Mertayasa saat itu menghubungi istrinya lewat video call whatsapp (WA). Saat itu korban mau melihat keadaan anak-anaknya. Terutama putra bungsu mereka yang masih berumur 17 bulan.

"Sempat ngasih kabar 20.30, dapat VC katanya masih di Asembagus. Mau liat anak-anaknya," jelasnya.

Keesokan harinya, Sudiartini mendapat kabar tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Kabar itu didapat dari adik iparnya. Ia pun berusaha menelepon suaminya tapi tidak mendapat respons.

"Saya coba hubungi telepon biasa. Saya tanya ke teman kerjanya bahwa dipastikan suami saya ikut kapal itu," katanya.

Mendengar kabar tersebut, ia langsung bergegas ke Pelabuhan Gilimanuk untuk mencari informasi tentang keberadaan suaminya. Namun hasilnya nihil. Setelah sepekan menanti ia akhirnya mendapat kabar tentang suaminya.

Akan tetapi suaminya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Jenazah kemudian dibawa dari RSUD Blambangan menuju rumah duka di Jalan Pulau Serangan, Kelurahan Penarukan, pada Rabu (9/7/2025). Jenazah tiba di rumah duka disambut isak tangis keluarga sekitar pukul 23.30 Wita.

Sebelumnya, satu dari dua jenazah korban KMP Tunu Pratama Jaya yang baru ditemukan di pesisir Jembrana, Bali, berhasil diidentifikasi, Rabu. Identifikasi dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur.

Jenazah itu dipastikan bernama Putu Mertayasa (43) dan beralamat di Banjar Pasar, Desa Anturan, Buleleng. Informasi yang didapatkan detikBali, Putu Mertayasa merupakan korban ke-12 yang berhasil ditemukan pada Rabu pagi.

Jenazah Putu Mertayasa telah diberangkatkan dari RSUD Blambangan dan akan diserahkan kepada keluarga di Pelabuhan Gilimanuk. Sementara itu, satu jenazah lain yang merupakan korban ke-11 masih dalam proses identifikasi.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads