Fadli Zon Ungkap Kualitas Skenario Film Indonesia Bikin Kalah dari Drakor

Fadli Zon Ungkap Kualitas Skenario Film Indonesia Bikin Kalah dari Drakor

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Minggu, 08 Jun 2025 08:09 WIB
Menbud Fadli Zon (tengah) bersama produser sekaligus penulis skenario film, Andi Bachtiar Yusuf (kanan), di acara  Bali International Film Festival di The Meru Sanur, Sabtu (7/6/2025).
Menbud Fadli Zon (tengah) bersama produser sekaligus penulis skenario film, Andi Bachtiar Yusuf (kanan), di acara Bali International Film Festival di The Meru Sanur, Sabtu (7/6/2025). Foto: Rizki Setyo Samudero/detikBali
Denpasar -

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut bahwa kualitas penulisan skenario menjadi salah satu penyebab film Indonesia kalah saing dengan drama Korea (drakor).

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat ditanyai awak media terkait larisnya drakor di Indonesia dibandingkan film dalam negeri itu sendiri saat acara Bali International Film Festival di The Meru Sanur, Sabtu (7/6/2025).

"Filmnya harus bagus ceritanya harus bagus, makanya salah satu masalah kita di scriptwriting, ceritanya bagus hebat tapi kalau skenarionya jelek filmnya akan jadi jelek," kata Fadli Zon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyarankan agar sering mengadakan workshop penulisan skenario film untuk mengembangkan kapasitas para penulis. Selain itu, dia meyakini saat ini penonton film di Indonesia sudah mulai mencintai film karya anak bangsa.

"Jadi menurut saya di tengah globalisasi, kita saling sharing pengalaman cerita budaya ini dan sangat bagus bagaimana agar anak muda mencintai film Indonesia. Saya kira sudah mulai," terangnya.

ADVERTISEMENT

Dia menyinggung film animasi Indonesia, Jumbo, yang bisa tembus 10 juta penonton sekaligus film terlaris di Indonesia.

"Siapa menyangka animasi sekarang film nomor satu penontonnya di Indonesia, bahkan produsernya nggak menyangka bisa booming lebih dari 10 juta," ujar Fadli.

Oleh sebab itu, dia yakin Indonesia memiliki peluang yang besar dalam dunia perfilman.

"Memang salah satu kekurangannya bioskop kita memang kekurangan layar, kalau tidak salah kebutuhan layar kita 10 ribu, yang ada baru 2.500 layar jadi masih ada space untuk investor di bidang ini," beber Fadli.

Fadli juga mendorong agar perusahaan sinema independen di daerah bisa muncul agar bisa berkolaborasi dengan pemerintah daerahnya.

"Saya lihat peluangnya sangat besar bagi anak muda kita mencintai film Indonesia dan makin banyak berkualitas dengan cerita itu," tandas Fadli.




(nor/nor)

Hide Ads