Desakan Gibran Dicopot, Yenny Wahid: Jadikan Cambuk Perbaiki Diri

Desakan Gibran Dicopot, Yenny Wahid: Jadikan Cambuk Perbaiki Diri

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Kamis, 01 Mei 2025 15:04 WIB
Yenny Wahid saat ditemui di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Denpasar, Kamis (1/5/2025). (Foto: Rizki Setyo Samudero/detikBali)
Yenny Wahid saat ditemui di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Denpasar, Kamis (1/5/2025). (Foto: Rizki Setyo Samudero/detikBali)
Denpasar -

Yenny Wahid turut merespons tuntutan dari Forum Purnawirawan Prajurit TNI yang mendesak agar Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dicopot dari jabatannya. Menurut Yenny, desakan yang disuarakan oleh sejumlah purnawirawan TNI itu sebagai hal yang wajar.

"Saya rasa pemerintah di manapun seluruh dunia, wajar saja kalau kemudian menerima kritik. Itu bagian dari paket menjadi seorang pemimpin adalah menerima kritik," kata Yenny saat ditemui di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jayasabha, Denpasar, Kamis (1/5/2025).

Yenny mengatakan pemimpin yang baik harus bisa menerima kritik dan menjadikannya sebagai bahan evaluasi. Dia lantas menyarankan Gibran untuk menerima kritik tersebut secara lapang dada.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya boleh berikan saran untuk Mas Gibran terima saja dengan lapang dada. Jadikan cambuk perbaiki diri," imbuh Yenny.

Yenny mendorong pemerintah untuk menampung kegelisahan yang disampaikan oleh para purnawirawan TNI tersebut. Di sisi lain, putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu menjelaskan pencopotan seorang pejabat tetap harus mengikuti mekanisme yang berlaku.

ADVERTISEMENT

Dia menegaskan demokrasi menjamin setiap warga negara menyampaikan aspirasi. Meski begitu, dia berujar, proses politik tetap harus melalui DPR sebagai wakil rakyat.

"Tetapi ini dilihat ada masalah, ada hal-hal yang harus disikapi secara politik, semua harus dikembalikan mekanisme demokrasi itu juga," pungkasnya.

Sebelumnya, Forum Purnawirawan Prajurit TNI membuat delapan tuntutan sebagai pernyataan sikap terhadap kondisi terkini. Surat itu ditandatangani 103 jenderal, 73 laksamana, 65 marsekal, dan 91 kolonel. Salah satu isi tuntutan tersebut mendesak agar Gibran dimakzulkan dari jabatannya.




(iws/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads