Heboh Dugaan Diskriminasi SARA Pelamar Kerja Asal NTT di Bali

Round Up

Heboh Dugaan Diskriminasi SARA Pelamar Kerja Asal NTT di Bali

Tim detikBali - detikBali
Kamis, 01 Mei 2025 07:01 WIB
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Bali Ida Bagus Setiawan saat dijumpai di rumah jabatan Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Denpasar, Rabu (11/12/2024). (Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Bali Ida Bagus Setiawan. (Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

Video viral di media sosial menunjukkan berkas lamaran dan diduga ijazah milik seorang pria dicoret oleh perusahaan di Bali. Dalam video tersebut, terlihat ijazah atas nama Frengki Dubu, pria asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dicoret dengan tanda silang dan tulisan "Tidak Nerima" serta "Tolak Sumba".

Peristiwa ini menuai reaksi dari warganet yang mengecam tindakan perusahaan tersebut karena dinilai tidak menghargai pencari kerja dan berpotensi menimbulkan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Disnaker Bali Telusuri

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Bali Ida Bagus Setiawan mengatakan pihaknya telah mengetahui informasi tersebut. Ia menginstruksikan jajaran di bidang Hubungan Industrial dan Penempatan Tenaga Kerja untuk menelusuri data perusahaan serta identitas korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setiawan juga menyarankan agar pelamar tersebut segera melaporkan kejadian itu ke kantor Disnaker setempat. "Lakukan pelaporan ke Dinas Ketenagakerjaan kabupaten/kota, lokus badan usaha atau pemberi kerja," kata dia saat dikonfirmasi detikBali, Rabu (30/4/2025).

Ia menekankan pentingnya pelaporan disertai data pendukung untuk memudahkan tindak lanjut dari instansi terkait. "Peranan penting bagi instansi yang memberikan izin usaha kepada badan usaha atau pemberi kerja untuk melakukan monev dan pembinaan," pungkasnya.

ADVERTISEMENT

Flobamora Bali Minta Warga Tak Terprovokasi

Ketua Flobamora Bali, Herman Umbu Billy, mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi atas dugaan penolakan lamaran kerja yang bernuansa SARA tersebut. Ia khawatir kejadian ini hanya merupakan rekayasa atau bagian dari pembuatan konten semata.

"Fenomena orang mencari-cari (membuat) konten," ujar Billy kepada detikBali.

Billy meyakini warga Bali tidak akan mudah terprovokasi oleh informasi seperti ini. Ia juga menyebutkan banyak warga NTT yang merantau dan bekerja dengan baik di Pulau Dewata.

Menurutnya, Frengki seharusnya dapat melapor ke Flobamora Bali jika merasa mendapatkan perlakuan diskriminatif. Ia menyebut organisasi tersebut menjadi tempat perlindungan dan pendampingan bagi warga NTT di Bali.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads