Umat kristiani kembali memperingati Paskah pada Minggu, 20 April 2025. Paskah menjadi momentum untuk memperingati wafat dan kebangkitan Yesus Kristus.
Ada banyak tradisi Paskah yang dirayakan oleh umat kristiani di berbagai belahan dunia. Beberapa daerah di Indonesia juga memiliki tradisi Paskah sesuai adat istiadat masyarakatnya.
Simak tiga tradisi Paskah yang ada di Indonesia seperti dilansir dari detikNews.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Semana Santa
Semana Santa atau yang dikenal sebagai Pekan Suci ini merupakan tradisi Paskah di Kota Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ritual empat hari ini dimulai dengan Rabu Trewa (Rabu Abu).
Saat Rabu Trewa, jemaat berkumpul di kapel untuk berdoa dan mengingat pengkhianatan Yesus Kristus oleh Yudas Iskariot. Ini merupakan waktu jemaat berkabung dan merenungkan untuk memurnikan jiwa.
Pada Kamis Putih, jemaah berpartisipasi dalam ritual Tikam Turo di mana prosesi 7 km keesokan harinya disiapkan dengan meletakkan lilin di sepanjang jalan. Ritual lain pada hari ini berlangsung di kapel Tuan Ma (Perawan Maria), di mana patung Maria akan dimandikan dan dibalut dengan selembar kain beludru hitam, ungu atau biru untuk menandakan berkabung.
Prosesi dilanjutkan dengan Jumat Agung atau Sesta Vera yang merupakan hari penyaliban atau peringatan wafatnya Yesus Kristus. Puncak Sesta Vera adalah ketika patung Yesus Kristus dibawa dan ditempatkan di tengah ritual di samping patung Bunda Maria (Mater Dolorosa - ibu yang berkabung).
Kemudian, Sabtu Santo (Sabtu Suci) dan Minggu Paskah (hari Kebangkitan) menandai akhir Pekan Suci sekaligus rangkaian dari tradisi Semana Santa.
2. Kure
Kure merupakan tradisi Paskah yang dirayakan komunitas Kote di kota Noemuti, Timur Tengah Utara, NTT. Tradisi ini dimulai pada Kamis Putih dan Jumat Agung, ketika umat Katolik berjalan sebagai peziarah dari satu rumah ke rumah lain untuk berdoa bersama dan merenungkan Sengsara Yesus Kristus.
Dilansir dari laman Kementerian Pariwisata, kata kure berasal dari bahasa Latin, currere, yang artinya berlari atau berjalan. Tradisi Kure adalah warisan misionaris Portugis yang memperkenalkannya pada tahun 1642.
Ritual ini dimulai dengan pembersihan salib dan patung Yesus Kristus dan Bunda Maria, lalu diakhiri dengan persembahan uang, buah-buahan, sayuran dan palem yang didedikasikan kepada Tuhan. Persembahan ini kemudian dibagikan kepada para peziarah, kelompok doa, dan peserta ritual lainnya.
3. Momento Mori
Momento Mori merupakan tradisi Paskah yang dirayakan oleh komunitas Kristen di Kalimantan Tengah. Menurut laman Kementerian Pariwisata, Momento Mori berasal dari bahasa Latin yang artinya 'ingat kamu akan mati'. Istilah ini diyakini diperkenalkan pada abad ke-19, selama masa penjajahan Belanda.
Ritual ini dilakukan pada hari Sabtu Suci dan melibatkan jemaah anggota keluarga di tempat pemakaman orang yang dicintai. Keluarga akan berkumpul sepanjang malam hingga fajar keesokan harinya di mana mereka akan menyalakan lilin dan mengatur bunga di atas situs kuburan.
Baca juga: Berburu Berkat Tuan Ma di Larantuka |
Saat fajar pada hari Minggu Paskah, sebuah tenda akan disediakan oleh gereja bagi para peziarah untuk melanjutkan perayaan dan ibadah Paskah mereka.
Artikel ini telah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini!
(iws/iws)