Ratusan siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng, Bali, belum lancar membaca dan menulis. Dewan Pendidikan Buleleng mengungkapkan ada 400 siswa yang tersebar di 60 SMP di seluruh Buleleng. Terbanyak ada di SMPN 1 Seririt, yakni sebanyak 22 siswa belum lancar membaca.
Kemudian, di SMPN 2 Banjar dan SMPN 1 Sawan masing-masing 20 siswa belum lancar membaca. Sementara, di SMPN 3 Sawan sebanyak 18 siswa belum lancar membaca.
Mirisnya, siswa yang belum lancar membaca ternyata tidak hanya mereka yang duduk di kelas 7 SMP. Namun, ada pula yang duduk di kelas 8 dan 9.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, di SMPN 4 Gerokgak ada lima siswa kelas 9 yang tak lancar membaca. Sementara, di SMPN 1 Gerokgak lebih banyak lagi, yakni enam siswa kelas 9 belum lancar membaca.
"Angkanya mengejutkan, jadi ada 400-an anak yang tidak bisa membaca dengan lancar, artinya masih mengeja. Tidak selayaknya anak SMP yang membaca sudah tidak menjadi persoalan," kata Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng I Made Sedana, Rabu (9/4/2024).
Sedana menjelaskan faktor utama persoalan ini bisa terjadi karena kebijakan naik kelas otomatis atau program tuntas tanpa mengukur penguasaan kompetensi dasar siswa.
Ia menyebut pemahaman yang keliru terhadap konsep pembelajaran tuntas menyebabkan siswa tetap naik kelas, meskipun belum menguasai kemampuan dasar seperti membaca. Hal ini, Sedana berujar, justru menyebabkan beban pendidikan dasar berpindah ke jenjang SMP. Pendidikan dasar itu harusnya sudah tuntas di jenjang sekolah dasar (SD).
"Kalau dicermati, program tuntas itu implementasinya tuntaskan mereka, baru naikkan. (Jadi ini) seperti memindahkan persoalan dari SD ke SMP," kata Sedana.
Berikut sebaran siswa yang belum lancar membaca di Buleleng:
1.SMPN 1 Seririt: 22 orang
2. SMP Negeri 4 Sukasada: 8 orang
3. SMP Negeri Satu Atap 2 Kubutambahan: 1 orang
4. SMPN Busungbiu: 3 orang
5. SMPN 2 Banjar: 20 orang
6. SMPN Satu Atap 2 Banjar: 1 orang
7. SMPN 4 Sawan: 8 orang
8. SMPN 2 Seririt: 7 orang
9. SMPN 1 Sukasada: 7 orang
10. SMP Negeri Satu Atap 1 Kubutambahan: 6 orang
11. SMP Negeri 2 Gerokgak: 14 orang
12. SMP Negeri Satu Atap 1 Gerokgak: 3 orang
13. SMP Budhi Luhur Sudaji: 6 orang
14. SMPN Satu Atap 3 Sukasada: 4 orang
15. SMP Negeri Satu Atap 3 Kubutambahan: 4 orang
16. SMP Negeri 5 Kubutambahan: 6 orang
17. SMP Negeri 4 Kubutambahan: 13 orang
18. SMP Negeri Satu Atap 2 Sukasada: 3 orang
19. SMPN 4 Gerokgak: 7 orang
20. SMPN 3 Seririt: 1 orang
21. SMPN 1 Gerokgak: 16 orang
22. SMPN 3 Sukasada: 2 orang
23. SMP Negeri 4 Singaraja: 3 orang
24. SMPN 2 Sukasada: 3 orang
25. SMP Mutiara: 1 orang
26. SMPN 2 Busungbiu: 5 orang
27. SMPN 1 Busungbiu: 10 orang
28. SMPN 1 Banjar: 6 orang
29. SMPN 5 Busungbiu: 1 Orang
30. SMPN 6 Tejakula: 9 orang
31. SMPN 5 Tejakula: 1 orang
32. SMP PGRI 2 Buleleng: 1 orang
33. SMPN 5 Gerokgak: 15 orang
34. SMPN 2 Sawan: 11 Orang
35. SMPN 4 Seririt: 9 Orang
36. SMPN 3 Tejakula: 5 orang
37. SMPN 1 Tejakula: 3 orang
38. SMPN 2 Kubutambahan: 5 orang
39. SMP Lab Undiksha: 3 orang
40. SMPN 5 Singaraja: 14 orang
41. SMP Nusa Dua Gerokgak: 2 orang
42. SMPN 3 Banjar: 2 orang
43. SMPN 2 Tejakula: 3 orang
44.β SMPN 3 Gerokgak: 9 orang
45. SMPN 3 Singaraja: 6 orang
46. SMP Maya Seririt: 3 orang
47. SMP Muhammadiyah 2 Singaraja: 1 orang
48. SMPN 4 Tejakula: 8 orang
49. SMPN 6 Gerokgak: 7 orang
50. SMPN Satu Atap 1 Banjar: 4 orang
51 .SMPN 6 Singaraja: 7 orang
52. SMPN 2 Singaraja: 10 orang
53. SMPN 1 Kubutambahan: 12 orang
54. SMP Ayodhya Pura Selat: 4 orang
55. SMPN 1 Sawan: 20 orang
56. SMPN 3 Sawan: 18 Orang
57. SMPN 7 Singaraja: 6 orang
58. SMPN 4 Banjar: 3 orang
59. SMPN Satu Atap 1 Sawan: 6 orang
60. SMPN 3 Kubutambahan: 4 orang.
(hsa/hsa)