Wajibkah Kita Memberi Uang pada Orang Tua Menurut Islam?

Wajibkah Kita Memberi Uang pada Orang Tua Menurut Islam?

Anindyadevi Aurellia - detikBali
Minggu, 23 Mar 2025 06:30 WIB
Young Muslim girl feeling happy and excited embracing her mother in the living room on the Hari Raya Aidilfitri Celebration.
Ilustrasi. Foto: Getty Images/goc
Denpasar -

Sebagai seorang anak, memberi uang kepada orang tua kandung adalah sesuatu wajar. Memberi uang ke orang tua kandung merupakan bentuk bukti dan sedekah yang dianjurkan dalam Islam. Lalu apakah wajib atau tidak memberi uang pada orang tua?

Dalam buku Sedekah Mahabisnis dengan Allah karya Amirulloh Syarbini, dijelaskan bahwa istilah "sedekah" berasal dari bahasa Arab ash-shadaqah atau ash-shidq, yang bermakna kebenaran. Hal ini menunjukkan bahwa sedekah merupakan bentuk nyata dari keimanan seseorang kepada Allah SWT.

Sedekah tidak hanya diperuntukkan bagi fakir miskin, tetapi juga dapat diberikan kepada keluarga terdekat, termasuk orang tua. Sebaik-baiknya memberi sedekah adalah dimulai kepada keluarga, kerabat, dan mereka yang betul-betul membutuhkan. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

يَسْـَٔلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ ۖ قُلْ مَآ أَنفَقْتُم مِّنْ خَيْرٍ فَلِلْوَٰلِدَيْنِ وَٱلْأَقْرَبِينَ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا۟ مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ

Artinya: "Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan". Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya." (QS Al-Baqarah ayat 215)

Hukum Memberi Uang Pada Orang Tua, Wajib atau Tidak?

Memberikan sedekah kepada orang tua sangat dianjurkan dalam Islam. Namun, sedekah kepada orang tua sifatnya tidak wajib, sebab di atas memberikan uang kepada orang tua haruslah mengutamakan istri dan anak-anak terlebih dahulu.

Dalam buku Sedekah Pengubah Nasib: Membuka Jalan Rezeki dengan Banyak Memberi karya Aditya Akbar Hakim, disebutkan bahwa orang tua memiliki hak atas harta anaknya yang telah dewasa. Walaupun mereka tidak meminta, seorang anak sudah sepatutnya memiliki kesadaran untuk berbuat baik kepada orang tuanya, salah satunya dengan memberikan sedekah.

Hal ini dijelaskan oleh Ustad Syam dalam episode 'Dahulukan Ibu Dulu Atau Istri Dulu Ya', program Islam Itu Indah di Trans TV. Setiap anak diwajibkan untuk berbakti kepada orang tua.

Ketika telah mandiri secara finansial, seorang anak dianjurkan untuk berbagi rezeki dengan orang tuanya sebagai bentuk kasih sayang dan penghormatan kepada mereka. Namun, dengan catatan tidak boleh mengesampingkan kebutuhan keluarga yakni anak dan istri.

"Harus dua yang mendukung, ibunya dimuliakan dan istrinya mendukung suaminya memuliakan ibunya. Tapi bagaimana kalau misalkan ada suami justru malah ngutang, dibelakangkan hak istrinya? Mana yang lebih wajib? Lebih wajib dulu tanggung jawab kepada istri dan anak-anaknya," kata Ustad Syam.

Mengutip buku Husein Muhammad yaitu Fiqih Perempuan, nafkah atau nafaqah secara harfiah diartikan sebagai pengeluaran atau sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang untuk orang yang menjadi tanggung jawabnya, seperti suami kepada istrinya.

Ustad Syam mengatakan, hal ini tertuang dalam surah At-Talaq bahwa Islam mewajibkan seorang suami untuk memberikan nafkah kepada istrinya, atas dasar ikatan pernikahan.

لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ مِّنْ سَعَتِهٖۗ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهٗ فَلْيُنْفِقْ مِمَّآ اٰتٰىهُ اللّٰهُ ۗ لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا مَآ اٰتٰىهَاۗ سَيَجْعَلُ اللّٰهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُّسْرًا ࣖ

Artinya: "Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani kepada seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan." (QS At-Talaq ayat 7)

"Allah Subhanahu Wa Ta'ala mewajibkan laki-laki untuk menafkahi istri dan anak-anaknya. Kalau untuk ibunya wajib juga anak menafkahi ibunya, kalau anak itu berlebih dan berkecukupan. Saat ibunya enggak punya apa-apa, maka anak wajib menafkahi ibunya," ucap Ustad Syam.

"Kewajiban seorang lelaki adalah kepada istri dan anak-anaknya. Ada nafaqah istri dan anak-anak, tapi kepada ibu ada bakti. Jadi dua hal yang tidak akan mungkin pernah bisa kita banding-bandingkan. Dia harus mendahulukan dulu kepada istri, kalau dia berlebihan barulah kepada ibundanya. Jadi kalau ibunda ini adalah bentuk bakti," sambungnya.

Sebab dengan doa orang tua, ketentraman jiwa akan didapatkan karena Allah SWT memberikan jaminan kebaikan. Hal ini sebagaimana hadits yang berbunyi:

رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ

Bacaan latin: ridhallahi fi ridhal walidain wa sukhtullah fi shukhtil walidain

Artinya: "Ridho Allah SWT tergantung dari ridho kedua orang tua dan kemurkaan Allah SWT bergantung dari kemurkaan orang tua," (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)

Pada riwayat lain turut dijelaskan hal serupa. Abu Hurairah RA bertanya kepada sang rasul:

"Wahai Rasulullah, apakah sedekah yang paling utama?' Rasul menjawab, 'Sedekah orang sedikit harta. Utamakanlah orang yang menjadi tanggung jawabmu,'" (HR Ahmad dan Abu Dawud. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim)

Aturan Mendahulukan Keluarga dalam Memberi Sedekah

Selain dianjurkan bersedekah kepada kedua orang tua, ajaran Islam juga lebih mengutamakan sedekah untuk keluarga daripada orang lain. Sayyid Sabiq dalam Fikih Sunnah Jilid 2-nya yang diterjemahkan Khairul Amru Harahap dkk menjelaskan bahwa golongan yang paling berhak menerima sedekah adalah keluarga, kerabat, dan anak-anaknya.

Muslim tidak boleh bersedekah jika harta yang digunakan masih diperlukan untuk nafkah hidup diri sendiri dan keluarganya. Namun, apabila muslim tersebut mampu memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarganya, barulah mereka dianjurkan untuk bersedekah kepada orang lain yang lebih membutuhkan.
Imam al-Ghazali dalam Mukasyafatul Qulub terjemahan Jamaluddin menjelaskan bahwa sedekah kepada orang miskin nilainya satu sedekah. Sedangkan sedekah kepada keluarga mendapatkan dua nilai, yaitu pahala sedekah dan pahala menyambung hubungan keluarga (silaturahmi).
Dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

'Sedekahlah kalian!' Seorang sahabat berkata, 'Ya Rasul, aku punya satu dinar?' Rasul menjawab, 'Sedekah kepada dirimu sendiri.' Ia berkata, 'Aku masih punya uang lagi?' 'Sedekah kepada anakmu,' jawab Rasul. Ia berkata, 'Aku masih punya uang?' Rasul menjawab, 'Sedekah kepada pelayanmu.' Ia berkata lagi, 'Aku masih punya uang lainnya?' Rasul menjawab, 'Kamu lebih tahu sedekah kepada siapa lagi.'" (HR Abu Dawud dan An-Nasai. Ini hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

Adab dalam Bersedekah

Sedekah merupakan amal saleh yang dapat menjadi perlindungan dari siksa neraka. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan adab dalam bersedekah agar mendapatkan keutamaan yang maksimal. Berikut beberapa adab dalam bersedekah, yang juga dapat diterapkan saat bersedekah kepada orang tua:

1. Mengawali dengan Bismillah

Setiap perbuatan baik dianjurkan untuk dimulai dengan membaca Bismillah, termasuk saat bersedekah. Menyebut nama Allah SWT sebelum bersedekah dapat membawa keberkahan dan kebaikan dalam amalan tersebut.

2. Menanamkan Niat yang Ikhlas

Sebelum bersedekah, pastikan niat dalam hati benar-benar tulus dan hanya mengharapkan ridha Allah SWT. Hindari niat bersedekah karena ingin mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain.

3. Menggunakan Harta yang Baik dan Halal

Sedekah yang diberikan harus berasal dari harta yang halal dan diperoleh dengan cara yang baik. Sedekah yang dilakukan dengan harta yang berkualitas akan mendatangkan pahala yang besar. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

"Tidaklah seseorang bersedekah dengan harta yang baik dan Allah SWT tidak akan menerima kecuali yang baik-baik, melainkan Allah SWT akan mengambil dengan tangan kanan-Nya. Jika itu berupa sebutir kurma, niscaya ia akan tumbuh di telapak tangan Allah SWT hingga menjadi lebih besar daripada gunung. Sebagaimana seseorang di antara kamu menyemai benihnya atau memelihara unta," (HR Nasa'i)

4. Mendahulukan Keluarga dan Kerabat

Sebelum bersedekah kepada orang lain, lebih utama untuk membantu keluarga dan kerabat terdekat yang membutuhkan. Namun, jika mereka sudah berkecukupan, barulah boleh menyalurkan sedekah kepada orang lain.

Dikutip dari buku Agar Selalu Dimudahkan-Nya susunan Muhammad Anwar Ibrahim, sedekah atau memberi uang kepada orang tua termasuk salah satu cara menunjukkan bakti terhadap keduanya.

5. Merahasiakan Sedekah

Sebaiknya, sedekah dilakukan secara diam-diam agar tetap murni dan tidak mengurangi nilai pahalanya. Mengungkit atau membicarakan sedekah yang telah diberikan dapat merusak niat dan mengurangi keutamaannya.

Dengan demikian, memberi nafkah pada istri dan anak adalah hal yang wajib, memberi kepada orang tua termasuk bagian dari sedekah dan lebih utama dibandingkan keluarga, baru kepada orang lain. Wallahua'lam.




(nor/nor)

Hide Ads