Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah kendali Presiden Donald Trump melakukan langkah kontroversial dengan memindahkan 238 tahanan yang merupakan anggota geng Venezuela ke penjara supermaksimum di El Salvador. Padahal, hakim federal AS sudah mencegahnya. Namun, Trump tetap melawan.
Presiden El Salvador Nayib Bukele menulis di media sosial bahwa 238 anggota geng Venezuela Tren de Aragua telah tiba di negara Amerika Tengah itu bersama dengan 23 anggota geng internasional MS-13, pada Minggu (16/3/2025) pagi.
Pemerintah AS maupun El Salvador tidak mengidentifikasi para tahanan atau memberikan rincian tentang dugaan kriminalitas atau keanggotaan geng mereka. Diketahui, hakim federal telah mencegah pemerintahan Trump untuk menggunakan hukum perang yang sudah ada sejak berabad-abad lalu demi membenarkan deportasi. Namun, pemindahan tersebut telah dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ups, terlambat," tulis Bukele seraya mengolok-olok putusan hakim, dilansir detikNews, Senin (17/3/2025).
Bukele juga mengunggah video yang menunjukkan barisan orang-orang dengan tangan dan kaki diborgol serta dikawal petugas bersenjata turun dari pesawat. Bukele menyebut para tahanan dipindahkan ke penjara besar yang terkenal di El Salvador, Pusat Penahanan Terorisme atau Terrorism Confinement Center (Cecot).
Presiden El Salvador mengatakan mereka akan ditahan di sana selama satu tahun dan itu dapat diperbarui.
Artikel ini sudah tayang di detikBali, baca selengkapnya di sini!
(hsa/hsa)