Parta Khawatir Bali Makin Macet jika Bus TMD Tak Segera Beroperasi Lagi

Sui Suadnyana, Rizki Setyo - detikBali
Kamis, 27 Feb 2025 12:05 WIB
Foto: Anggota Komisi X DPR RI asal Bali, I Nyoman Parta, saat ditemui detikBali di kediamannya di Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Kamis (27/2/2025). (Rizki Setyo/detikBali)
Gianyar -

Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR) RI, I Nyoman Parta, khawatir Bali akan makin macet jika bus Trans Metro Dewata (TMD) tak segera beroperasi lagi. Sebab, pengguna bus TMD bisa beralih ke kendaraan pribadi.

"Kalau nanti yang naik transportasi publik itu (beralih) naik motor, naik mobil, tambah macet lagi, dan penggunaan BBM makin banyak," kata Parta kepada detikBali saat ditemui di kediamannya di Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Kamis (27/2/2025).

Parta sempat ditemui Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Udayana (Unud) dan masyarakat penumpang TMD. Parta diminta untuk menyampaikan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali hingga ke komisi terkait di DPR RI agar bus TMD dapat kembali beroperasi.

"Sesungguhnya, lima tahun yang lalu ada niat dari pemerintah pusat untuk memberikan Bali berproses dalam transportasi publik, ini langkah yang benar karena dari hasil kajian juga," jelas Parta.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu melihat animo masyarakat Bali sudah mulai terbentuk dengan adanya bus TMD itu selama lima tahun. Parta menilai pemerintah pusat dan Pemprov Bali harus bekerja sama agar operasional bus TMD kembali hidup.

"Jika pemprov tidak bisa (mendanai), padahal sudah di-warning sebelumnya, ya ayo pemerintah pusat jangan langsung diputus dong. Pemerintah pusat (danai) setengah, pemprov setengah, yang penting tujuannya jangan berhenti," pinta Parta.

Alumnus Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) itu menilai bus TMD harus kembali beroperasi. Terlebih, dana dari pajak kendaraan bermotor (PKB) harus dikembalikan dalam dua hal, yakni untuk infrastruktur perbaikan jalan dan transportasi publik.

Selain itu, Partai menilai, Bali juga harus dibiasakan untuk naik transportasi publik, seperti bus, angkot, dan sejenisnya sebelum adanya kereta subway atau mass rapid transit (MRT).

"Harapan saya kapan pun (operasi bus TMD) harus dikembalikan, jadi tidak bisa tiba-tiba main di kereta, MRT, kalau tidak membiasakan diri dahulu main di angkot (atau) transportasi sejenisnya, (tetapi) tiba-tiba orang ngomongin subway," ungkap Parta.



Simak Video "Video Problematika Transportasi Publik di Berlin Jerman"

(hsa/hsa)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork