Harga Cabai Naik Jelang Ramadan, Cuaca Buruk Jadi Pemicu

Harga Cabai Naik Jelang Ramadan, Cuaca Buruk Jadi Pemicu

I Putu Adi Budiastrawan, Ambrosius Ardin - detikBali
Rabu, 26 Feb 2025 10:49 WIB
Harga cabai di Pasar Umum Negara, Jembrana, Bali, naik signifikan, Selasa (25/2/2025).
Harga cabai di Pasar Umum Negara, Jembrana, Bali, naik signifikan, Selasa (25/2/2025). (Foto: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Jembrana -

Menjelang bulan Ramadan 2025, harga sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan di berbagai daerah. Di Jembrana, Bali, harga cabai rawit menembus Rp 110 ribu per kilogram akibat lonjakan permintaan dan cuaca buruk yang mengganggu pasokan.

Sementara itu, di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), harga cabai dan bawang merah berfluktuasi karena pasokan yang bergantung pada pengiriman dari Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Pemerintah daerah pun berupaya mengendalikan harga melalui pasar murah dan pemantauan stok.

Harga Cabai di Jembrana Tembus Rp 110 Ribu per Kilogram

Menjelang bulan puasa, harga beberapa kebutuhan pokok di Jembrana mengalami kenaikan signifikan. Salah satunya adalah cabai rawit yang kini mencapai Rp 110 ribu per kilogram. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan permintaan serta cuaca buruk yang menghambat distribusi pasokan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenaikan (cabai) mulai dari tiga hari lalu. Awalnya harga itu Rp 75 ribu sampai Rp 80 ribu per kilogram. Tapi sekarang sudah Rp 100 ribu hingga Rp 110 ribu per kilogram," ungkap salah seorang pedagang sembako di Pasar Umum Negara, I Kadek Murdita, Selasa (25/2/2025).

Selain cabai rawit, harga cabai besar juga mengalami kenaikan dari Rp 50 ribu menjadi Rp 60 ribu per kilogram. "Kalau alasan naik kami kurang paham. Kemungkinan karena mendekati bulan puasa ini," tambah Murdita.

ADVERTISEMENT

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Jembrana I Komang Agus Adinata menjelaskan harga cabai merupakan komoditas yang paling sering mengalami fluktuasi. "Secara umum masih stabil (harga). Kalau cabai itu selalu mengalami perubahan harga," katanya.

Selain cabai, harga daging ayam potong juga mengalami kenaikan dari Rp 35 ribu menjadi Rp 37 ribu per kilogram. Adinata menyebutkan faktor utama kenaikan harga adalah permintaan tinggi menjelang Ramadan dan pasokan yang terganggu akibat cuaca buruk.

Untuk menekan lonjakan harga, pemerintah daerah menggelar pasar murah di beberapa titik strategis. "Pasar murah ini tidak semata-mata menstabilkan harga, tetapi juga membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan dengan harga lebih murah," tandas Adinata.

Harga Cabai dan Bawang di Labuan Bajo Berfluktuasi

Harga cabai dan bawang di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, mengalami fluktuasi akibat pasokan yang bergantung pada pengiriman dari Sulawesi dan NTB. Cuaca buruk yang menghambat distribusi membuat harga bawang merah melonjak menjelang Ramadan.

"Ada beberapa varietas (cabai dan bawang) yang fluktuatif (harga). Itu karena sangat tergantung pada persedian barang-barang kebutuhan pokok juga dipengaruhi oleh cuaca sehingga mempengaruhi pengiriman barang dari luar daerah," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Manggarai Barat, Gabriel Bagung, di Labuan Bajo, Selasa (25/2/2025).

Disperindag Manggarai Barat terus melakukan pemantauan stok dan stabilitas harga bahan pokok menjelang Ramadan dan Paskah. Harga cabai merah kini naik menjadi Rp 70 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 65 ribu per kilogram. Sementara harga bahan pokok lainnya masih relatif stabil.

"Kami pastikan bahwa barang-barang menjelang puasa sampai pada hari raya Idul Fitri juga Paskah di Kabupaten Manggarai Barat khususnya Labuan Bajo ini, stok barang-barangnya tersedia dan harga relatif stabil. Hanya sedikit kenaikan di beberapa barang seperti cabai yang stoknya berasal dari luar daerah," ujarnya.

Gabriel menegaskan bahwa harga kebutuhan pokok di pasar sejauh ini masih terjangkau. Apabila terjadi lonjakan harga yang signifikan, pihaknya akan melakukan operasi pasar bekerja sama dengan Bulog.

Selain itu, ia meminta pedagang tidak menimbun barang yang dapat menyebabkan kelangkaan dan lonjakan harga menjelang hari raya keagamaan. "Kami selalu memantau dan melaporkan harga bahan pokok pada Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan yang dilakukan setiap hari pada jam 12 siang," tutupnya.




(dpw/dpw)

Hide Ads