Bacaan Niat Puasa Isra Miraj 2025 dan Hukumnya

Bacaan Niat Puasa Isra Miraj 2025 dan Hukumnya

Tim detikBali - detikBali
Minggu, 26 Jan 2025 22:15 WIB
Ilustrasi puasa Asyura
Ilustrasi puasa. Foto: Fuad Hasim/detikcom
Denpasar -

Salah satu amalan sunnah yang dianjurkan dilakukan saat memeringati Isra Miraj adalah berpuasa. Isra Miraj yang bertepatan dengan puasa 27 Rajab akan jatuh pada Senin (27/1/2025), maka detikers bisa berpuasa agar mendapat banyak keberkahan.

Isra Miraj merupakan perjalanan Nabi Muhammad SWT dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsha di Yerusalem, lalu menuju Sidratul Muntaha. Bagi umat Muslim, Isra Miraj adalah salah satu hari besar yang patut dirayakan dengan berbagai kegiatan yang meningkatkan keimanan dan berlimpah pahala.

Dilansir dari berbagai sumber, sebagian ulama menyebutkan puasa Rajab sebagai puasa sunnah. Sebagaimana yang telah diriwayatkan dalam suatu hadist Iman Al Baihaqi dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

إن في الجنة نهرا يقال له رجب أشد بياضا من اللبن و أحلى من العسل من صام من رجب يوما سقاه الله من ذلك النهر

"Sesungguhnya di Surga ada suatu sungai bernama 'rajab', warnanya lebih putih dari susu, rasanya lebih manis dari madu. Barang siapa berpuasa sehari dalam bulan Rajab, maka akan diberi minum oleh Allah dari sungai itu." (HR. Bukhari Muslim)

ADVERTISEMENT

Hukum Puasa 27 Rajab Saat Isra Miraj

Menurut kitab Majmu' Syarah al-Muhadzab, Jilid VI karya Imam Nawawi, dalam Mazhab Syafi'i, di antara puasa sunnah yang dikerjakan dan mendapatkan pahala yang besar adalah puasa di bulan-bulan haram, yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

(فرع) أفضل الشهور للصوم بعد رمضان: الاشهر الحرم. وأفضلها المحرم، ثم رجب، ثم الحجة، ثم القعدة، ثم شهر شعبان

Artinya: "(Cabang) Bulan-bulan terbaik untuk berpuasa setelah Ramadhan adalah bulan-bulan haram. Bulan haram terbaik adalah Muharam, kemudian Rajab, kemudian Dzulhijjah, kemudian Dzulqa'dah, kemudian bulan Sya'ban."

Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Tabyinul 'Ajab Bima Warada fi Fadli Rajab, seperti dilansir NU Online, hadits yang menyebut keutamaan bulan Rajab yang diriwayatkan Abu Hurairah (seperti dipaparkan sebelumnya) sanadnya lemah atau dhaif. Sebab, ada perawi bernama Muhammad bin Ja'far al-Madani, yang dinilai sebagai perawi lemah oleh para ulama hadits.

Meski demikian, Imam an-Nawawi dalam kitab al-Adzkar mengatakan tetap boleh mengamalkan hadits dhaif dalam rangka keutamaan amalan (fadhailul a'mal) selama hadits tersebut tidak palsu.

Dengan demikian, hukum puasa 27 Rajab yang bertepatan dengan Isra Mi'raj hukumnya adalah sah dan diperbolehkan. Sebagian ulama juga menyebut puasa pada tanggal tersebut sama seperti puasa di hari lain bulan Rajab.

Bacaan Niat Puasa

Umat Islam bisa mengawali puasa 27 Rajab dengan berniat. Merujuk buku Kedahsyatan Berpuasa karya M. Syukron Maksum, niat puasa 27 Rajab sama saja dengan niat puasa Rajab lainnya. Berikut bacaannya:

Berikut bacaan niat puasa Rajab.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma ghadin 'an ada-i sunnati rojaba lillahi ta'ala.

"Aku berniat puasa sunah Rajab besok hari karena Allah Ta'ala."

Niat Puasa Rajab Siang Hari

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا الْيَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i syahri rajaba lillâhi ta'âlâ

Artinya: "Saya niat puasa sunnah bulan Rajab hari ini, sunnah karena Allah ta'âlâ."




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads