Bali Diprediksi Hujan Selama Nataru, Dipengaruhi Fenomena Atmosfer Aktif

Bali Diprediksi Hujan Selama Nataru, Dipengaruhi Fenomena Atmosfer Aktif

Agus Eka - detikBali
Sabtu, 21 Des 2024 08:44 WIB
Warga duduk di atas mobil yang tergenang banjir di kawasan Legian, Kuta, Badung, Bali, Senin (6/12/2021). Hujan deras yang mengguyur wilayah Bali sejak Minggu (5/12) mengakibatkan banjir di sejumlah titik di kawasan Kuta dengan ketinggian air yang bervariasi. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.
Ilustrasi banjir di Kuta. Foto: ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF
Denpasar -

BMKG memperkirakan wilayah Bali masih diguyur hujan dengan tingkat yang bervariatif sepanjang momen libur Natal dan tahun baru (Nataru). Puncak hujan diprediksi terjadi hingga Januari 2025.

Selain memang karena sudah masuk musim penghujan, peningkatan curah hujan belakangan ini juga dipengaruhi oleh fenomena atmosfer yang aktif di wilayah tropis seperti Indonesia. Fenomena ini disebut Madden Julian Oscillation (MJO).

"Ketika MJO aktif pada musim hujan ataupun musim kemarau fenomena ini dapat meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah Indonesia," jelas prakirawan BBMKG Wilayah III, Brian Eko Permadi, Sabtu (21/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Brian menjelaskan, fenomena MJO biasanya terjadi dalam skala waktu 30-60 hari. Ia juga menyampaikan hujan di wilayah Bali berpotensi terjadi hingga Januari dengan puncak musim hujan di periode Januari-Februari.

Selain MJO, hujan sedang hingga lebat yang sempat terjadi pada pertengahan Desember ini diakibatkan oleh adanya pola pertemuan angin. Sehingga intensitas hujan semakin meningkat di Pulau Dewata.

ADVERTISEMENT

BBMKG Wilayah III juga menyampaikan, potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang diperkirakan terjadi selama libur Nataru. Demikian pula dengan kemungkinan kondisi cuaca di Bali yang sewaktu-waktu bisa cerah berawan.

BMKG akan terus memantau potensi cuaca ekstrem ataupun hujan lebat melalui model cuaca dan juga radar. Informasi peringatan dini cuaca, lanjut Brian, akan disampaikan tiap tiga harian hingga per tiga jam secara berkala.

Untuk itu, masyarakat dan wisatawan diimbau selalu waspada saat berkegiatan di luar rumah. Sebab potensi cuaca ekstrem diperkirakan dapat terjadi selama musim hujan ini, seperti hujan lebat, petir/kilat, angin kencang, banjir, longsor hingga pohon tumbang.

Sebagai informasi, BMKG juga mencatat potensi tinggi gelombang di perairan selatan Bali yang rerata berkisar antara 1 meter-2,5 meter, dengan kategori sedang. Untuk meminimalisir dampak, wisatawan yang berkegiatan ke wilayah pantai selatan tetap diimbau selalu berhati-hati.




(nor/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads