Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka memberikan sejumlah instruksi saat memimpin rapat penanganan korban erupsi letusan Gunung Lewotobi Laki-laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Salah satunya, meminta agar para pengungsi ditempatkan dengan tepat sehingga bisa lebih nyaman. Terutama para lanjut usia (lansia), perempuan, dan anak-anak.
"Menurut beliau (Gibran), harus dibedakan pengungsian antara yang umum, lansia, hamil, (ibu) menyusui dan anak-anak supaya pelayanan kesehatan dan kebutuhan dasar tepat," ungkap Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto saat konferensi pers percepatan penanggulangan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dikutip dari siaran BNPB TV, Selasa (12/11/2024).
Suharyanto mengatakan jumlah pengungsi mencapai 11.553 orang. Mereka tersebar di 8 titik pengungsian yang terpusat di Flores Timur sebanyak 6 titik dan Sikka (2).
Suharyanto mengeklaim kebutuhan dasar pengungsian tidak ada kendala. Namun, keperluan MCK masih terus akan dilengkapi.
Gibran juga bakal mengunjungi korban erupsi. Kepastian kunjungan Gibran disampaikan oleh Menteri Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait.
"Tadi Bapak Wapres juga berkenan dan akan turun ke lapangan. Beliau dari Makassar, Toraja, direncanakan dalam dua hari atau tiga hari ke depan akan ada di lokasi (Flores Timur)," kata Maruarar.
Pemerintah Siapkan 1.100 Rumah
Maruarar juga mengungkapkan pemerintah menyiapkan sebanyak 1.100 rumah untuk korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
"Kami rumah yang siap 1.100, keadaan baik, yang sudah ready, yang akan segera jalan, kira-kira delapan hari atau sembilan hari kami perkirakan bisa sampai di lokasi," kata pejabat yang akrab disapa Ara itu.
Dia mengungkapkan bantuan rumah nantinya ada tahapan verifikasi dari Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid. Sebab, tanah yang dipakai untuk mendirikan rumah harus clear and clean alias tidak bermasalah dari berbagai aspek.
Selain itu, beberapa aspek juga diperhatikan untuk pembangunan rumah korban letusan Gunung Lewotobi Laki-laki. Salah satunya, yakni lokasinya dipertimbangkan agar tidak jauh dari lokasi tempat masyarakat bekerja.
"Karena kebanyakan petani, kami pertimbangkan titiknya harus juga jangan terlalu jauh dari tempat bekerja, tetapi juga aman. Jadi variabel-variabel itu, antara rumah dan tempat bekerja juga dari titik lokasi yang aman itu menjadi pertimbangan kami," ungkap Maruarar.
Anggaran Rp 60 Juta untuk Rumah Rusak Berat
Terkait anggaran, Maruarar mengungkapkan sudah ada sistem yang baku terkait kebencanaan. Pihak-pihak swasta juga siap untuk bergotong royong.
"Jadi kami sudah ada pola yang baku dan keuangan sudah disiapkan dari negara, bahkan pihak-pihak swasta juga. Semangat gotong royong juga kuat terasa. Nanti sumber (anggaran) itu pasti ada dari APBN, ada dari APBD, tetapi juga pihak-pihak swasta. Jadi semangat gotong royong sudah semangat dalam negara kita," klaim Maruarar.
Adapun nominal bantuan yang diberikan adalah sebesar Rp 60 juta bagi rumah korban yang mengalami rusak berat. Namun, Maruarar tidak memerinci nominal rumah yang mengalami kerusakan sedang dan ringan.
Bisa Memilih Tempat Relokasi
BNPB menyediakan dua lokasi untuk relokasi korban letusan Gunung Lewotobi Laki-laki. Namun, pemerintah tidak akan memaksa warga untuk menempati dua titik relokasi yang sudah disediakan, tetapi harus tetap berada di luar zona steril 9 kilometer (km).
"Pemilihan lokasi, penentuan relokasi itu tidak dipaksa. Saya dialog ke masyarakat itu tidak ada siapa pun yang bisa memaksa karena negara merdeka," kata Kepala BNPB, Suharyanto.
Sebagai informasi, BNPB bersama pemerintah berencana merelokasi warga korban letusan Gunung Lewotobi Laki-laki. BNPB bersama pemerintah telah menyiapkan dua titik lokasi dengan luas 50 hektare.
Titik relokasi yang disiapkan berjarak sekitar 10 km dan 12 km dari Gunung Lewotobi Laki-laki. Menurut Suharyanto, lokasi itu jauh dari zona bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, tetapi tetap dekat dengan mata pencaharian warga, yaitu pertanian, kebun, dan ternaknya.
"Jadi relokasi untuk sementara kami sampaikan ke Pak Menteri (Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait) ada 2.700 unit rumah," terang pria yang berpangkat Letnan Jenderal (Letjen) TNI itu.
Suharyanto mengungkapkan masyarakat juga dapat mengusulkan pembangunan di lokasi lain jika tidak mau direlokasi pada titik yang disiapkan pemerintah dan BNPB. Sebab, BNPB dan pemerintah tidak memaksa masyarakat untuk tinggal di titik yang sudah disiapkan.
"Kalau (masyarakat mengusulkan) 'pak saya tidak mau ke tempat yang dua titik itu, pak saya akan mengungsi di sana saya kebetulan punya tanah,' gapapa, nanti pak menteri akan bangunkan di situ atau BNPB yang bangunkankan di situ," terang Suharyanto.
"Jadi ini sifatnya terserah masyarakat, jadi tidak ada dipaksa. Jadi kalau bencana memang tidak pernah terjadi sudah dibangun terus tidak ditinggali coba lihat di aman aman tidak ada karena prosesnya negosiasi dan koordinasi dengan masyarakat yang menerima," imbuh Suharyanto.
Selain itu, Suharyanto mengusulkan kepada Wapres Gibran Rakabuming Raka agar masyarakat tidak lagi tinggal di lokasi zona bahaya dalam radius 5 km dari Gunung Lewotobi Laki-laki. Masyarakat tinggal di titik yang lebih jauh, tetapi tetap memiliki hak atas tanah dan kebunnya.
Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus Lagi
Gunung Lewotobi Laki-laki kembali meletus, pukul 13.59 Wita, Selasa. Saat meletus, gunung berstatus level IV Awas ini menyemburkan kolom abu letusan setinggi 9 km.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-laki, Yohanes Kolli Sorywutun, dalam keterangan resminya, Selasa.
Yohanes mengimbau masyarakat di sekitar gunung dan pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi, serta sektoral 9 kilometer pada arah barat daya-barat laut.
"Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya," terangnya.
Yohanes berharap masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung. Banjir lahar ini berpotensi terjadi jika turun hujan dengan intensitas tinggi.
"Masyarakat yang terdampak hujan abu Gunung Lewotobi Laki-laki agar memakai masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanis pada sistem pernafasan," tandasnya.
Lava Mengalir ke Lima Desa
Sebelumnya, Gunung Lewotobi Laki-laki mengeluarkan lava setelah meletus. Lava panas itu mengalir ke lima desa di kaki gunung. Alirannya membelah menjadi dua bagian.
Yakni, ke arah timur laut sejauh 4,3 kilometer (km) meter dan arah barat-barat laut sejauh 3,8 km meter dari pusat erupsi.
"Arah aliran ke Desa Nurabelen, Desa Dulipali, Desa Klatanlo, Desa Hokeng Jaya, dan Desa Boru," kata Pelaksana Tugas (Plt) Camat Wulanggitang, Karolus Kelemur, kepada detikBali, Selasa.
Selain meletus, gunung setinggi 1.584 meter di bawah permukaan laut (mdpl) ini juga mengeluarkan awan panas guguran.
"Teramati guguran dengan jarak luncur 1.000 meter mengarah ke barat laut," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-Laki, Herman Yosef S Mboro, dalam keterangannya, Selasa.
Simak Video "Video: Wapres Gibran Keliling Cek Kondisi Sekolah Rakyat di Palembang"
(hsa/gsp)