Wayan Koster Dinilai Jadi Pencetus Penggunaan Busana Bali di Event Dunia

Wayan Koster Dinilai Jadi Pencetus Penggunaan Busana Bali di Event Dunia

Hana Nushratu - detikBali
Selasa, 22 Okt 2024 11:00 WIB
Wayan Koster
Foto: Istimewa
Jakarta -

Pro dan kontra soal penggunaan busana Bali terus terjadi saat suksesi Pilkada serentak 27 November mendatang. Namun yang pasti di era kepemimpinan Koster, ia membangun habitat baru tentang penggunaan busana adat Bali di lingkungan pemerintahan dan swasta.

Bukan hanya itu. Kini seluruh hotel di Bali, perusahaan pemerintah, BUMN, swasta, lingkungan sekolah dan sebagainya sudah menggunakan busana Bali setiap Kamis dan kain endek Bali setiap Selasa.

"Kalau tidak ada pemimpin cerdas (Wayan Koster) maka tidak akan ada UU Provinsi Bali dan regulasi lain yang melindungi Bali dan budayanya. Dan krama Bali pun tidak akan bisa apa-apa.Tanpa krama Bali sadari, saat ini setiap Kamis dan Selasa kita sudah menggunakan busana Bali dan endek Bali," ujar Bupati Gianyar periode 2018-2023 Made Agus Mahayastra, dalam keterangan tertulis, Selasa (22/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini sudah menjadi habitat dan kebiasaan krama hidup Bali. Ini semua karya Wayan Koster," sambungnya.

Terkait dengan busana Bali, Koster telah menyiapkannya dengan sangat matang. Secara regulasi, provisioner ini telah terlebih dahulu mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali yang bertujuan untuk melestarikan kain tenun tradisional.

ADVERTISEMENT

Kemudian secara operasional di lapangan, Wayan Koster juga mengeluarkan SE Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2021 tentang Penggunaan Kain Tenun Endek Bali/Kain Tenun Tradisional Bali. Dua pekan menjelang pemberlakuan SE Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2021, terjadi pembelian secara massif kain endek Bali di sejumlah toko, IKM, UMKM, penenun, pasar, butik, dan para penjual eceran kain Bali.

Untuk di Pemprov Bali saja, lebih dari 11 ribu orang yang akan menggunakan kain tenun Bali. Jumlah ini belum termasuk ASN di kabupaten dan kota seluruh Bali, guru dan siswa seluruh Bali, BUMN, BUMD, hotel dan seterusnya.

Tahun 2021 pula, jumlah pengusaha dan penenun melonjak drastis hingga mencapai lebih dari 1200 UMKM dan IKM. Data ini sejalan dengan hasil survei dari UNHI tahun 2022, dimana sebelumnya pengusaha kain endek Bali yang dibuat di Bali hanya 13% dan sisanya merupakan produksi luar Bali.

Calon Wakil Gubernur Bali yang Bupati Badung dua periode Nyoman Giri Prasta mengakui jika busana Bali ini membuat ciri khas Bali semakin tampak baik secara nasional maupun global.

"Sejak tahun 2021, hampir seluruh event dunia yang digelar di Bali sudah menggunakan busana Bali. Dan satu event besar berskala dunia saat itu adalah KTT G20. Dan yang paling baru event World Water Forum (WWF)," kata Giri Prasta.

"Jadi benar sekali, bahwa ini sudah menjadi habitat di Bali," sambungnya.

Giri Prasta menegaskan dirinya akan sangat konsen dengan adat dan budaya Bali yang di dalamnya juga termasuk busana adat Bali. Tanpa Wayan Koster, kain tenun Bali, busana Bali akan terancam tersingkir, dan hanya digunakan untuk seremonial dan upacara adat.

Sementara secara ekonomi, kondisi dan potensi ini bisa mendatangkan banyak keuntungan, menciptakan lapangan kerja, sekaligus sebagai bentuk perlindungan terhadap tenun Bali yang sudah mendunia.

Saat ini kain tenun Endek Bali telah didaftarkan sebagai Kekayaan Intelektual Komunal Ekspresi Budaya Tradisional (KIK-EBT) dengan nomor inventarisasi EBT.12.2020. Kain Endek Bali merupakan warisan budaya kreatif masyarakat Bali yang dihasilkan melalui proses penenunan manual oleh para penenun yang sudah terlatih.

Kain Endek memiliki ciri khas berupa warna dan motif yang tidak akan berubah jika dibuat menggunakan pewarna alami. Motif-motifnya juga menjadi simbol dari keanekaragaman hayati seperti flora dan fauna.

Selain sebagai pakaian, kain endek juga digunakan sebagai simbol persaudaraan dan cinderamata dalam berbagai acara resmi kenegaraan.




(hnu/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads