KKP Dorong Peningkatan Peluang Ekspor Produk Perikanan ke 10 Negara Afrika

KKP Dorong Peningkatan Peluang Ekspor Produk Perikanan ke 10 Negara Afrika

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Senin, 09 Sep 2024 12:24 WIB
Kepala BPPSDM KP KKP I Nyoman Radiarta saat menyambut peserta pelatihan di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (9/9/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali)
Foto: Kepala BPPSDM KP KKP I Nyoman Radiarta saat menyambut peserta pelatihan di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (9/9/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali)
Badung -

Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) mendorong peningkatan peluang ekspor produk perikanan ke 10 negara Afrika. Di antaranya Angola, Burundi, Ethiopia, Libya, Madagascar, Malawi, Nigeria, hingga Tanzania.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui pelatihan internasional bidang perikanan untuk negara-negara Afrika. Ada 20 orang dari 10 negara Afrika yang hadir ke Nusa Dua, Badung, Bali selama 8-14 September 2024.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) Kelautan dan Perikanan (KP) Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) I Nyoman Radiarta mengatakan produk perikanan itu meliputi hasil olahan perikanan, alat-alat, hingga pakan. Menurutnya, ekspor ke Afrika telah dilakukan sejak Konferensi Asia Afrika 1955.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selain penguatan ekspor, (ditargetkan terbukanya peluang) investasi dan juga penguatan SDM," ujar Radiarta di Nusa Dua, Senin (9/9/2024).

Menurut Radiarta, dalam pelatihan tersebut KKP juga turut mempromosikan best practice Indonesia dalam pengelolaan perikanan budidaya. Serta pengolahan ikan nila dan lele dengan prinsip blue economy.

ADVERTISEMENT

"Pemerintah Indonesia memfasilitasi dan memberi opsi ke peserta mereka ingin belajar apa dan yang muncul akhirnya mereka ingin belajar ikan nila dan lele. Sehingga kami memfasilitasi. Materi ini bukan dari Indonesia, tapi request pemerintah Afrika sendiri," katanya.

Radiarta berharap melalui kegiatan tersebut dapat memberi peluang bagi Indonesia untuk memperkuat kerja sama dengan negara-negara Afrika. Selain juga untuk bertukar keahlian dan edukasi.

Para peserta juga bakal diajak berkunjung ke tiga lokasi di Bali. Salah satunya adalah di kelompok pembudidaya ikan nila dan lele di Desa Sulahan, Bangli. Tujuannya untuk mengetahui cara menyiapkan induk ikan hingga pengolahan pakan berbasis maggot.

Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra menjelaskan dengan adanya pelatihan ini akan membuat peserta menerima pengetahuan yang lengkap. "Mereka menerima perspektif dan teoritis di sini, lalu mereka bisa melihat faktanya di lapangan, yakni di Kabupaten Bangli. Sehingga pengetahuan mereka antara kognitif dengan pengetahuan lapangannya nyambung," imbuh dia.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads