Investor Bisa Kelola LRT Bali sampai 50 Tahun

Investor Bisa Kelola LRT Bali sampai 50 Tahun

Agus Eka - detikBali
Rabu, 04 Sep 2024 21:06 WIB
Upacara pengeruwakan TOD Sentral Parkir Kuta terkait pembangunan MRT atau Bali Urban Subway, Rabu (4/9/2024). (Foto: Agus Eka/detikBali)
Upacara pengeruwakan TOD Sentral Parkir Kuta terkait pembangunan LRT atau Bali Urban Subway, Rabu (4/9/2024). (Foto: Agus Eka/detikBali)
Badung -

PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) menetapkan PT Bumi Indah Prima (BIP) sebagai investor pembangunan lintas raya terpadu (LRT) atau Bali Urban Subway. Direktur PT SBDJ, Ari Askhara, menjelaskan investor mendapat hak konsesi mengelola LRT Bali selama 50 tahun.

"Sesuai konsesi, diharapkan 50 tahun dikelola," kata Ari Askhara saat menghadiri upacara ngeruwak dan peletakan batu pertama proyek Bali Urban Subway di Sentral Parkir Kuta, Rabu (4/9/2024).

Ari mengungkapkan investor sebetulnya mendapat peluang untuk mengelola LRT tersebut selama 90 tahun sesuai peraturan perundang-undangan untuk investor swasta. Setelah masa pengelolaan itu selesai, transportasi massal berbasis kereta itu selanjutnya diserahkan kepada pemerintah setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi minimum 50 tahun, setelah itu sesuai ketentuan akan diserahkan ke pemerintah, dalam hal ini Pemprov Bali," ujar Ari.

Ari menyebutkan nilai investasi untuk keseluruhan proyek ini mencapai US$ 20 miliar. PT Indotek menjadi kontraktor utama bersama China Railway Construction Corporation (CRCC).

ADVERTISEMENT

Perusahaan tersebut juga bekerja sama dengan kontraktor lokal PT Sinar Bali Bina Karya (Sinar Bali). Menurut Ari, Indotek mempunyai kemampuan teknis yang mumpuni untuk mengerjakan proyek sebesar LRT Bali.

Bali Urban Subway akan dibangun dalam empat fase. Adapun, fase satu meliputi Bandara I Gusti Ngurah Rai-Kuta Sentral Parkir-Seminyak-Berawa-Cemagi dengan panjang 16 kilometer.

Kemudian, fase dua dari Bandara I Gusti Ngurah Rai-Jimbaran-Unud-Nusa Dua sepanjang 13,5 km. Fase tiga meliputi Sentral Parkir Kuta-Sesetan-Renon-Sanur. Selanjutnya, fase empat meliputi Renon- Sukawati-Ubud.

Ari menjelaskan Bali Urban Subway akan dibangun di bawah tanah dengan kedalaman 30 meter. Adapun, pengerjaan fase 1 diperkirakan akan lebih lambat dikarenakan kondisi bawah tanah yang berbatu dan keras. Berbeda dengan fase 2 yang bisa lebih cepat karena kondisi tanah kapur atau aluvial yang lebih memudahkan saat proses pengeboran.

Sebanyak 10 bor raksasa, yakni tunnel boring machine (TBM), akan didatangkan untuk pembangunan LRT Bali pada April 2025. Terhitung sejak September 2024 sampai waktu tersebut, akan dilakukan pembangunan konstruksi koridor-stasiun.

"Sambil menunggu tunnel, pengerjaan akan difokuskan untuk pembangunan konstruksi di tiap stasiun. Itu cukup lama. MRT saja pengeboran dari awal (habiskan waktu) lebih dari satu hingga dua tahun. Kami usahakan sebelum itu," kata Ari.

Pembangunan fase Bandara Ngurah Rai ke Kuta Sentral Parkir ditambah keseluruhan fase 2 ditargetkan dapat selesai pada akhir kuartal kedua pada 2028. Keseluruhan fase 1 dan fase 2 diharapkan dapat beroperasi penuh pada akhir 2031.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads