Kala Luhut Soroti Maraknya Kelab Malam 'Telanjang Dada' di Bali

Kala Luhut Soroti Maraknya Kelab Malam 'Telanjang Dada' di Bali

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Rabu, 04 Sep 2024 07:20 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat ditemui seusai diskusi panel di BICC, Selasa (3/9/2024). (Aryo Mahendro/detikBali)
Foto: Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat ditemui seusai diskusi panel di BICC, Selasa (3/9/2024). (Aryo Mahendro/detikBali)
Badung -

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Pandjaitan menyoroti maraknya kelab malam yang banyak berisikan wisatawan berpakaian terbuka (nude topless) atau telanjang dada.

Hal tersebut ia sampaikan di sela-sela rapat koordinasi persiapan Bali International Airshow (BIAS) 2024 di Nusa Dua, Badung, Selasa (3/9/2024).

"Juga kelab nude topless kurangi lah, kan bukan mau lihat orang telanjang, kalau mau pilih tempat lain keunikan Bali harus kita pelihara jangan jadi seksualitas, turis seksual ke tempat lain saja. Bali itu biarlah karisma dan auranya kita pertahankan," ujar Luhut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Minta Turis Berulah Ditindak Tegas

Kemudian, ia juga meminta Imigrasi dan Polda Bali agar lebih tegas lagi menyikapi turis asing yang berulah di Bali. Luhut meminta turis asing yang berulah agar langsung dideportasi dan dimasukkan ke daftar hitam agar tidak bisa kembali ke Indonesia.

"Nggak usah ragu-ragu, ada (turis) yang nggak jelas-jelas itu, pulangin aja langsung," kata Luhut.

ADVERTISEMENT

"Kalau tidak, Bali kita ini rusak loh. Saya titip betul itu dan kita semua bertanggung jawab di situ," tutur Luhut.

Upaya tersebut sebagai bentuk menjaga Bali agar tidak mencoreng citra pariwisata Bali di dunia. Ia juga menyoroti orang asing yang banyak memperkerjakan masyarakat lokal.

"Saya minta Polda, Pangdam, dan Imigrasi betul-betul kompak, kalau kita kompak tidak ada yang bisa lawan," tandasnya.

Minta Sawah Jangan Dijadikan Vila

Luhut juga berang dengan masifnya alih fungsi lahan di Bali. Ia mengingatkan agar tidak ada lagi lahan persawahan yang digunakan untuk membangun akomodasi pariwisata.

"Tidak ada lagi orang membuat vila di sawah. Sawah biarlah sawah, supaya Bali jadi Bali yang unik," ujar Luhut.

Dia mencontohkan lingkungan rumah miliknya yang berlokasi di kawasan Cemagi, Kuta Utara. Menurut dia, lahan di belakang rumahnya itu semula adalah hamparan sawah. Kini, lahan sawah tersebut sudah menjadi bangunan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno turut menyoroti masifnya pembangunan di kawasan Bali selatan. Sandiaga bakal menggelar rapat untuk membahas moratorium atau pemberhentian sementara pembangunan hotel di Bali selatan.

"Keinginan kami juga untuk memoratorium pembangunan hotel untuk sementara. Karena dirasakan di Bali selatan itu sudah terlalu over build, untuk menghindari over tourism," ujar Sandiaga saat bertemu dengan stakeholder pariwisata di Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Bali, Selasa (3/9/2024).

Pemerintah Segera Gelar Ratas Pekan Depan

Sandiaga mengungkapkan permasalahan pembangunan di Bali itu akan dibahas dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, rencana moratorium pembangunan akomodasi di Bali selatan juga mendapat dorongan dari akademisi hingga para pelaku pariwisata.

Selain itu, pertemuan tersebut juga akan membahas terkait alih fungsi lahan pertanian di Bali. Sandiaga lantas menyinggung pernyataan Luhut yang menyoroti banyaknya lahan persawahan yang telah dibangun vila dan hotel di Bali.

"Masukan-masukannya sangat berharga, terutama tentang aspek keberlanjutan dan juga pengelolaan desa wisata," imbuhnya.




(hsa/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads