Mendikbudristek Catat Ada 183 Ribu Pembelajar BIPA Aktif

Mendikbudristek Catat Ada 183 Ribu Pembelajar BIPA Aktif

Agus Eka Purna Negara - detikBali
Jumat, 30 Agu 2024 22:12 WIB
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Aminudin Aziz.
Foto: Pemateri acara Mendikbudriste, Kupang. (Helmy Akbar/detikBali)
Badung -

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat pembelajaran bahasa Indonesia melalui program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) sudah terselenggara di 500-an lembaga yang terdebar secara resmi di 55 negara. Hal ini menunjukkan minat pemakaian Bahasa Indonesia di kancah dunia menunjukkan tren positif.

"Catatan kami, pemelajar BIPA aktif yang tercatat di kementerian (Kemendikbudristek) ada 183 ribu orang saat ini. Sedang difasilitasi Badan Bahasa di 55 negara," kata Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Aminudin Aziz, ditemui usai Festival Handai Indonesia (FHI) di Kuta, Badung, Bali, Jumat (30/8/2024).

Aminudin Aziz menyebutkan meningkatnya minat warga negara asing belajar berbahasa Indonesia tidak lepas dari diplomasi Indonesia dan langkah menginternasionalkan Bahasa Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) bersama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek yang berjalan sukses.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian ada dampak dari ditetapkannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi saat Sidang Umum UNESCO pada 2023. Ini menarik perhatian para pemelajar Bahasa Indonesia di luar negeri," sambutnya.

Kata Aziz, sejumlah pembelajar di beberapa negara lainnya juga menerapkan pembelajaran bahasa Indonesia secara mandiri, meski di negara tersebut belum ada lembaga pemelajar BIPA di luar yang tercatat resmi 55 negara. Ada pula sejumlah negara lainnya justru menganjurkan warga negaranya untuk mendalami bahasa Indonesia.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya melalui program BIPA, Kemendikbudristek melalui Badan Bahasa juga meluncurkan Festival Handai Indonesia (FHI) sejak 2020. Ajang ini dikenal sebagai wadah kreatif bagi penutur asing yang fasih berbahasa Indonesia. Penyelenggaraan FHI sudah masuk tahun ke-5.

Setidaknya ajang ini mengundang 105 peserta dari 44 negara. Semuanya lolos dari babak penyisihan melalui penilaian karya video dan surat. Namun pada kegiatan 25-31 Agustus 2024 di Bali, hanya ada 102 peserta finalis dari 43 negara yang bisa hadir.

FHI diselenggarakan dengan tujuan memberikan kesempatan dan wadah bagi warga negara asing untuk berkreativitas. Aziz mengenakan baju, mereka diharapkan makin mahir dalam bertutur maupun menulis kreatif dengan Bahasa Indonesia.

Aziz mengeklaim angka keikutsertaan warga negara asing di FHI dari tahun ke tahun meningkat. Terbukti tahun lalu saja pesertanya tidak sampai 80 orang lebih. Tahun ini, jumlah peserta yang ikut seleksi saja mencapai 700-an orang melalui negara masing-masing.

"Mereka tidak berinteraksi satu arah. Apakah benar mereka berkemampuan bahasa Indonesia yang baik? Ternyata luar biasa. Ada yang baca puisi, reportase dan membuat surat. Ini juga luar biasa kemampuan mereka dan bagaimana pun ini adalah potensi yang harus kita manfaatkan terus," ucap Aziz.

Menurutnya, keterlibatan orang asing di FHI tidak berhenti pada seremonial pelaksanaan kegiatan saja. Setelah ini akan ada kerja sama melibatkan para peserta sebagai mitra pembelajar Bahasa Indonesia di negara masing-masing. Hal ini sebagai bentuk apresiasi pemerintah atas keterlibatan mereka.

"Kami apresiasi mereka dengan menjadikannya mitra untuk pembelajaran BIPA di negaranya. Dengan tuntutan pembelajaran BIPA yang semakin besar saat ini, kita perlu orang, mitra-mitra. Mereka diharapkan jadi bagian segingga akhirnya ada keterlibatan melalui Badan Bahasa dan Kemenlu untuk pemberdayaan di negara masing-masing," tukasnya.




(hsa/hsa)

Hide Ads