4 Tingkatan dalam Pramuka Lengkap dengan Pengertiannya

4 Tingkatan dalam Pramuka Lengkap dengan Pengertiannya

Rio Raga Sakti - detikBali
Selasa, 13 Agu 2024 08:32 WIB
Ilustrasi Pramuka
Ilustrasi pramuka. Foto: Freepik/freepik
Denpasar -

Pramuka adalah salah satu kegiatan yang dapat diikuti oleh siswa dari jenjang SD hingga mahasiswa. Bahkan, ada beberapa sekolah yang mengharuskan siswanya untuk mengikuti kegiatan pramuka.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, di dalam pramuka terdapat 4 tingkatan yang diurutkan sesuai usia, yakni Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega.

Lantas, apa pengertian dari masing-masing tingkatan tersebut?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

4 Tingkatan dalam Pramuka

Berikut ini adalah pengertian dari setiap tingkatan dalam pramuka. Yuk, simak!

1. Siaga

Siaga merupakan tingkatan pertama dalam pramuka. Pada umumnya, tingkatan ini akan diisi oleh anggota pramuka yang berusia 7-10 tahun. Istilah siaga sendiri diambil dari istilah perjuangan bangsa Indonesia saat seluruh rakyat bersiaga untuk mencapai kemerdekaan dengan membentuk organisasi Boedi Oetomo pada tahun 1908.

ADVERTISEMENT

Kelompok dari tingkatan siaga biasanya akan terdiri oleh 5-10 orang. Setiap kelompok siaga akan dipimpin oleh pembina siaga dan dibantu oleh pembantu pembina siaga. Tingkatan siaga juga memiliki tingkatan pramuka, yaitu mula, bantu, dan tata.

2. Penggalang

Penggalang menjadi tingkatan kedua setelah siaga. Tingkatan penggalang diisi oleh para pemuda yang berusia 11-15 tahun. Istilah penggalang sendiri diambil dari perjuangan rakyat Indonesia dalam menyatukan diri agar mencapai kemerdekaan dalam peristiwa Sumpah Pemuda.

Pada umumnya, setiap regu dari tingkatan penggalang terdiri oleh 6-8 orang. Setiap regu penggalang juga memiliki pemimpin regu dan wakil pemimpin regu. Ada 3 satuan di penggalang, yaitu ramu, rakit, dan terap.

3. Penegak

Penegak adalah tingkat dalam pramuka yang diperuntukkan bagi anggota berusia antara 16-20 tahun. Nama penegak sendiri berasal dari proses perjuangan penegakan kemerdekaan Indonesia.

Unit terkecil di tingkatan penegak disebut sangga. Beberapa sangga kemudian membentuk unit yang lebih besar dan dikenal sebagai ambalan. Tingkatan dalam kategori penegak dibagi menjadi dua, yaitu penegak bantara dan penegak laksana.

Tingkatan penegak juga memiliki makna filosofis, yaitu sebagai penegak yang memberikan porsi lebih besar terhadap pemberian dorongan, motivasi dan arahan (tut wuri handayani), di tengah-tengah menggerakkan (ing madya mangun karsa) dan di depan memberi keteladanan (ing ngarsa sung tulada).

4. Pandega

Pandega merupakan tingkatan terakhir yang ada di pramuka. Pandega diisi oleh para anggota yang berusia dari 21-25 tahun. Tingkatan pandega ini juga biasa disebut dengan Senior Rover.

Nama pandega sendiri diambil dari nama seorang remaja madya yang sedang berproses ke arah kematangan jiwa dan kesadaran diri yang memiliki tujuan untuk memperjuangkan serta meraih cita-cita.

Selain itu, tingkatan ini juga memiliki makna filosofis yang cukup mendalam. Pandega dianggap sebagai tingkatan yang sudah dibebaskan melihat dunia luar dan dapat menentukan arah jalannya sendiri dengan tanggung jawab pembina.

Sejarah Pramuka di Indonesia

Dilansir dari laman resmi Kemendikbud, gerakan Pramuka sudah ada sejak lama. Bahkan gerakan kepramukaan sudah ada sejak masa penjajahan Belanda. Pada 1912, gerakan kepramukaan telah ada dengan nama Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO). Kemudian, pada tahun 1916, NPO berubah menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereeniging (NIVP).

Hal tersebut kemudian menginspirasi para masyarakat Indonesia dan akhirnya memunculkan gerakan kepanduan yang independen. Setelah itu, Mangkunegara VII mempelopori gerakan kepanduan yang bernama Javaansche Padvinders Organisatie di Surakarta.

Tak lama kemudian, banyak gerakan kepanduan baru mulai bermunculan. Di tengah banyaknya organisasi kepanduan, muncullah Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo), Ikatan Pandu Indonesia (Ipindo), Persaudaraan Organisasi Pandu Puteri Indonesia (Poppindo), dan Kepanduan Putri Indonesia (PKPI).

Pada 9 Maret 1961, Presiden Soekarno mulai mengumpulkan tokoh-tokoh dari gerakan kepramukaan Indonesia dengan tujuan untuk menyatukan seluruh gerakan kepanduan. Kemudian, pada 14 Agustus 1961, Presiden Soekarno melakukan Majelis Pimpinan Nasional (Mapinas) untuk meresmikan gerakan Pramuka.

Pada saat peresmian gerakan Pramuka, Presiden Soekarno menyerahkan panji-panji Pramuka kepada para tokoh-tokoh Pramuka. Peristiwa inilah yang kemudian sampai sekarang dikenal sebagai hari lahir Pramuka.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads