Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno buka suara terkait wacana pembangunan kasino di Pulau Dewata. Menurutnya, wacana tersebut melenceng dari konsep pariwisata Bali yang berbasis budaya.
"Menurut saya, kita fokus kepada kekuatan daya tarik alam dan budaya yang sudah dimiliki," kata Sandiaga di Kuta, Badung, Bali, Selasa (6/8/2024).
Sandiaga menyinggung Bali saat ini yang sudah memiliki banyak tempat hiburan, dari karaoke hingga kelab malam. Menurutnya, rencana pembangunan kasino di Bali berpotensi menghancurkan perekonomian warga Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mencontohkan Singapura yang sangat berhati-hati saat membuka kasino. Termasuk dengan memperhatikan pendapatan Gross Domestic Product (GDP) per kapitanya.
"Mereka bisa memagari dan berani menawarkan judi, tetapi di lokasi-lokasi tertentu dengan syarat sangat ketat. Ini mesti betul-betul dipikirkan," imbuhnya.
Sandiaga lalu menyinggung dari perspektif budaya dan agama. Politikus PPP itu menegaskan kasino bertentangan dengan norma yang berlaku di Indonesia. Dia mengingatkan saat ini Indonesia sedang berperang melawan perjudian.
"Kita sedang memusatkan perhatian kita untuk mengatasi permasalahan ini dan untuk PAD bisa didapatkan dari cara lain (bukan dengan kasino)," pungkasnya.
Di lokasi yang sama, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menegaskan dirinya menolak kehadiran kasino khususnya di Bali. Senada dengan Sandiaga, dia menyebut pariwisata Bali mengedepankan adat dan budaya.
"Bali boleh maju. Tapi, dengan kemajuan Bali jangan sampai menggerus akar adat dan budaya karena kita menjual pariwisata berbudaya," kata Giri Prasta.
(iws/hsa)