Tiga Sekolah di Jembrana Terancam Tutup Akibat Kekurangan Siswa

Tiga Sekolah di Jembrana Terancam Tutup Akibat Kekurangan Siswa

I Wayan Sui Suadnyana, I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Senin, 01 Jul 2024 15:49 WIB
Kepala Disdikpora Jembrana, I Gusti Putu Anom Saputra, saat ditemui di kantornya, Senin (1/7/2024). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Foto: Kepala Disdikpora Jembrana, I Gusti Putu Anom Saputra, saat ditemui di kantornya, Senin (1/7/2024). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Jembrana -

Sebanyak tiga sekolah di Kabupaten Jembrana, Bali, terancam tutup akibat kekurangan siswa. Ketiga sekolah itu adalah SDN Blimbingsari, SMP Nasional Negara, dan SMP Nasional Melaya.

Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Jembrana, I Gusti Putu Anom Saputra, menjelaskan nasib SDN Blimbingsari akan ditentukan kelanjutannya pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini.

"Tahun ini kami berikan kesempatan SDN Blimbingsari untuk membuka PPDB dan memang sudah ada kelas kosong. Orang tua yang anaknya masih bersekolah di sana juga berencana memindahkan anaknya ke SDN 7 Melaya," ungkap Anom saat ditemui detikBali, Senin (1/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurunya, SDN Blimbingsari dipastikan akan ditutup atau digabung dengan sekolah lain (regrouping) jika tidak mendapatkan siswa baru pada tahun ini dan peserta didik yang ada memutuskan pindah sekolah. Saat ini ada sekitar 13 siswa di SDN Blimbingsari.

Anom menambahkan, kekurangan siswa di SDN Blimbingsari juga berdampak pada interaksi antarsiswa. Saat istirahat, siswa tampak tidak berinteraksi dan cenderung sibuk dengan diri sendiri. "Jadi, mereka tidak menikmati masa anak-anak dengan baik," tambah Anom.

ADVERTISEMENT

Selain itu, SMP Nasional Negara dan SMP Nasional Melaya yang berada di bawah satu yayasan juga mengajukan penutupan izin operasional. Hal itu disebabkan karena minimnya murid yang mendaftar di sekolah tersebut.

"SMP Nasional Negara sudah lebih dari lima tahun tidak menerima siswa. Sementara SMP Nasional Melaya tahun ini tidak menerima siswa dan tersisa tujuh siswa sehingga dipindahkan ke SMPN 2 Melaya," jelas Anom.

Penutupan sekolah di Jembrana ini bukan yang pertama kali terjadi. SDN 3 Pekutatan telah ditutup tahun lalu karena minimnya siswa dan terdampak rencana pembangunan mega proyek Tol Gilimanuk-Mengwi. Dua guru dari sekolah tersebut telah dipindahkan dan diusulkan ke Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Jembrana untuk mendapatkan jam mengajar baru.

"SDN 3 Pekutatan sudah sebelumnya dilakukan penutupan. Kebetulan ada empat guru yang pensiun, jadi ada dua guru yang sudah di pindah ke SDN lain," kata Anom.

Meskipun ada penutupan sekolah, Anom memastikan penerimaan siswa jalur zonasi tidak mengalami kendala. Dari total 3.720 siswa yang lulus SD, daya tampung SMP di Jembrana mencapai 3.808 siswa dengan menerapkan standar nasional pendidikan 32 siswa per kelas.

"Tidak ada permasalahan terkait penerimaan siswa baru tingkat SD maupun SMP dan tidak sampai kekurangan siswa karena penerapan zonasi ini," tandas Anom.




(hsa/hsa)

Hide Ads