Kabupaten Klungkung, Bali, masuk wilayah rawan terjadi bencana gempa bumi dan tsunami. Alat deteksi dini tsunami rencananya segera dipasang di Nusa Penida pada tahun ini.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung I Putu Widiada mengungkapkan pengadaan alat pendeteksi tsunami sudah direncanakan sejak lama. Namun, pengadaan saat itu terbentur COVID-19, sehingga anggarannya ditunda.
"Harga alat pendeteksi tsunami memang cukup mahal. Sementara, setelah COVID, kami belum bisa anggarkan sampai sekarang," ujar Widiada di sela-sela kegiatan sekolah lapangan gempa bumi 2024 yang menyasar masyarakat di wilayah pesisir Klungkung, Jumat (21/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BPBD Klungkung mendapat informasi alat pendeteksi tsunami akan dipasang tahun ini di wilayah Nusa Penida. Menurut Widiada, alat tersebut merupakan bantuan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Kelas II Denpasar Arief Tyastama menjelaskan alat pendeteksi dini tsunami akan dipasang di dua tempat. Yakni, perairan Pulau Lembongan, Kepulauan Nusa Penida, dan di perairan Kedonganan, Badung.
"Wilayah Klungkung, khususnya Kusamba berbatasan dengan Selat Badung di bagian selatan menghadap langsung segmen megathrust," kata Arief.
Menurutnya terdapat zona subduksi di selatan Pulau Bali yang terjadi karena pergerakan lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia. Ini berpotensi menimbulkan gempa bumi dengan magnitude maksimum M 8,5 dan menimbulkan tsunami dengan ketinggian maksimum 8 meter di pesisir Kusamba.
Dalam catatan sejarah, pada 1917 pernah terjadi gempa menimbulkan tsunami di wilayah pesisir Klungkung dengan korban jiwa cukup banyak. Pada 1977, gempa di Sumbawa juga menyebabkan tsunami sampai ke pesisir selatan Klungkung.
"Kita harus membangun kesiapsiagaan, kapan terjadi (bencana) kita tidak tahu, tapi kami bisa siapkan mitigasinya. Sekali lagi, kami tingkatkan kapasitas untuk mitigasi bencana melalui kegiatan ini, sehingga bisa meminimalisasi korban jiwa jika terjadi bencana," tandas Arief.
(hsa/gsp)