Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) memuji Bali dalam mengelola mangrove atau bakau. Lemhanas pun berharap Bali dapat berkontribusi untuk mencapai target net zero emission dari sektor kelautan bisa lebih cepata tercapai.
"Sehingga kami berharap Bali berkontribusi untuk pencapaian net zero emission. Kalau seandainya sekarang kan target 2050, kan lebih cepat lebih baik," ujar Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas, Reni Mayerni, di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bali, Denpasar, Rabu (12/6/2024).
Tidak hanya mangrove, Reni berharap Pemprov Bali juga memanfaatkan jenis tanaman laut padang lamun. Menurutnya, padang lamun sangat penting untuk menurunkan karbon dari laut dan berpotensi membantu percepatan net zero emission.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia menghasilkan oksigen dari laut yang akan sangat penting penurunan karbon dari laut. Kita kan sekarang bagaimana caranya mencapai net zero emission secepatnya," jelas Reni.
Ia mendiskripsikan padang lamun seperti rumput gajah di darat. Tapi, tanaman itu tumbuh dari dasar laut yang tingginya bisa mencapai 18 meter.
"Dari data tadi 50 persen (kontribusi) itu dari laut. Bayangkan aja kalau dikelola dengan baik karena yang dari laut itu ada mangrove, padang lamun, dan koral," bebernya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali Putu Sumardiana dari hasil diskusi bisa diketahui potensi-potensi apa saja yang dapat menyerap karbon di sektor kelautan.
"Tapi kita baru separuhnya, jadi seperti Nusa Penida, Buleleng, dan sebagainya (berpotensi). Dan selama ini jujur saja padang lamun belum ada digarap," ujar Sumardiana.
Dia berharap ke depan pemerintah pusat maupun provinsi bisa bersama-sama menjadikan sektor kelautan sebagai salah satu fokus kebijakan.
"Karena laut ini sumber penyerapan karbon yang tinggi, lima kali lipat lebih tinggi," tandas Sumardiana.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali tengah menyusun net zero emission di sektor kehutanan. Langkah ini diharapkan mampu menekan emisi karbon di Bali.
"Sehingga kapasitas sektor kehutanan dalam menyerap karbon dapat seimbang dengan karbon yang dilepaskan," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra saat membuka kegiatan Bali Electrix Vehicle (EV) Fun Touring di Denpasar, Bali, Minggu (27/8/2023).
Dia menegaskan, Pemprov Bali memasang target optimistis mewujudkan Bali Net Zero Emission 2045 akan 15 tahun lebih awal dari target nasional di tahun 2060. Selain program net zero emission di sektor kehutanan, Pemrov Bali juga mendorong warga untuk menggunakan kendaraan listrik, atau setidaknya produk yang rendah karbon.
"Kegiatan baik ini dalam bentuk touring adalah bagian dari proses literasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat hingga sampai akhirnya menjadi sebuah kebiasaan, terbiasa menggunakan produk rendah karbon," kata Indra.
Lanjutnya, ia berharap dengan kebiasaan yang sudah dimulai sejak dini, akan lahir sebuah peradaban baru yang menggunakan energi ramah lingkungan.
Selain kelautan, sebelumnya Pemprov Bali tengah menyusun net zero emission di sektor kehutanan. Langkah ini diharapkan mampu menekan emisi karbon di Bali.
"Sehingga kapasitas sektor kehutanan dalam menyerap karbon dapat seimbang dengan karbon yang dilepaskan," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra di Denpasar, Bali, Minggu (27/8/2023).
Dia menegaskan, Pemprov Bali memasang target optimistis mewujudkan Bali Net Zero Emission 2045 akan 15 tahun lebih awal dari target nasional di tahun 2060. Selain program net zero emission di sektor kehutanan, Pemrov Bali juga mendorong warga untuk menggunakan kendaraan listrik, atau setidaknya produk yang rendah karbon.
"Kegiatan baik ini dalam bentuk touring adalah bagian dari proses literasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat hingga sampai akhirnya menjadi sebuah kebiasaan, terbiasa menggunakan produk rendah karbon," kata Indra.
Ia berharap dengan kebiasaan yang sudah dimulai sejak dini, akan lahir sebuah peradaban baru yang menggunakan energi ramah lingkungan.
(hsa/gsp)