Lagu daerah adalah bentuk warisan dari kekayaan adat dan budaya di suatu wilayah. Di Bali, lagu daerah menjadi bagian penting dari warisan yang perlu dijaga dengan baik agar tetap lestari.
Lagu daerah Bali menjadi cerminan dari kekayaan budaya dan kehidupan yang hidup dan berwarna di tengah masyarakatnya. Made Cenik adalah salah satu lagu daerah yang cukup populer di Bali. Made Cenik masuk di daftar lagu terkenal di kalangan anak Bali pada era tahun 90-an.
Berikut adalah Lirik dan Makna Lagu Made Cenik
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Made Cenik, lilig motor dibi sanja,
Lilig motor dibi sanja,
Motor Badung ke Gianyar, motor Badung ke Gianyar...
Gedebege muat batu,
Batu China, bais lantang cunguh barak,
Bais lantang cunguh barak,
Mangumbar umbar I Codar...
Mangumbar umbar I Codar,
I Codare matulupan,
Jangkak jongkok,
Manyaruang nyongcong jangkrik,
Manyaruang nyongcong jangkrik...
Jangkrik kawi nilotama,
Jangkrik kawi nilotama,
Nilotama Tunjung Biru,
Tunjung Biru.
Margi I Ratu masolah,
Margi I Ratu masolah,
Masolah saling enggotin,
Masolah saling enggotin,
Tepuk api dong ceburin...
Makna Lagu Made Cenik
Makna lagu Made Cenik adalah sebuah refleksi untuk generasi muda Bali dalam menjalani kehidupan. Lagu ini menyampaikan pesan bahwa sebagai orang Bali yang hidup di era sekarang, sebaiknya tidak bersikap seperti Made Cenik.
Kata 'cenik' dalam bahasa Bali berarti 'kecil'. Dalam konteks lagu ini, sikap 'cenik' mencerminkan pandangan yang merendahkan diri sendiri, merasa tak berdaya, tak mampu, dan enggan untuk berkembang.
Lagu ini mengingatkan bahwa jika kita terus menerus melihat diri kita sebagai manusia yang kecil dan tak berarti, maka kita akan terhimpit oleh perkembangan zaman. Dengan kata lain, untuk menghindari ketertinggalan oleh kemajuan dan perubahan, kita harus mengadopsi pola pikir yang positif dan bersemangat untuk terus berkembang.
Inti pesan moral yang ingin disampaikan dari lagu Made Cenik adalah agar generasi muda Bali tidak terjebak dalam pemikiran yang pesimis, akan tetapi selalu percaya pada potensi diri mereka dan siap menghadapi perkembangan zaman.
Artikel ini ditulis oleh Rio Raga Sakti peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)