Organisasi masyarakat (ormas) Patriot Garuda Nusantara (PGN) membubarkan diskusi People's Water Forum (PWF) di Hotel Oranjje, Kota Denpasar, Bali. PGN melakukan kekerasan secara verbal maupun fisik kepada peserta diskusi itu.
"Pembubaran dilakukan dengan cara menerobos masuk ke lokasi diskusi, mencopot paksa atribut diskusi, dan melakukan intimidasi verbal dan fisik terhadap para peserta diskusi," ujar Koordinator Denpasar Demokrasi Forum (DDF), Ignasius Darmawan, di Denpasar, Selasa (21/5/2024).
Ignasius mengatakan diskusi terbatas PWF dihadiri sejumlah aktivis, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat. Mereka berdiskusi mengenai masalah air di Bali, Indonesia, dan dunia. Namun diskusi itu justru diintimidasi oleh ormas PGN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Intimidasi yang dilakukan ormas PGN terjadi sejak Senin (20/5/2024) siang. Tindakan itu berlanjut pada Selasa (21/5/2024) dengan pengadangan hingga penguncian ruang diskusi. Mereka juga mengusir tamu undangan, jurnalis, dan pembicara. Salah satu pembicara yang diusir yakni mantan Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Dewa Gede Palguna.
Akibat kejadian itu, para jurnalis dan tamu undangan tidak bisa masuk ke lokasi acara. Ignasius pun mengutuk keras tindakan itu.
"Kami mengutuk tindakan menjijikkan yang dilakukan oleh oknum ormas intoleran yang antidemokrasi dan telah merendahkan martabat dan hak asasi manusia (HAM) dan telah melanggar Pasal 28 UUD 1945," lanjutnya.
Ignasius bersama aktivis lainnya juga mengecam tindakan kepolisian di Bali yang membiarkan sikap arogansi dari ormas PGN. Ia meminta agar pihak berwajib menjamin hak warga negara untuk berkumpul dan menyatakan pendapat.
"Kami meminta untuk pihak kepolisian menindak tegas serta menangkap ormas-ormas yang melakukan tindakan intimidasi, persekusi, dan tindakan kekerasan lainnya terhadap warga sipil," pinta Ignasius.
Sebelumnya, salah seorang pentolan ormas PGN, Pariyadi, beralasan pembubaran acara Forum Air untuk Rakyat berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali.
"Peraturan Gubernur melarang kegiatan seperti ini. Kami Patriot Garuda Nusantara menolak adanya kegiatan dan ini sudah tidak benar," ujar Pariyadi.
(hsa/gsp)