Starlink, penyedia layanan internet milik Elon Musk, akan memperluas jangkauan layanan dengan membidik business to consumer (B2C) atau pelanggan akhir di Indonesia. Hal itu dikhawatirkan akan mengganggu pasaran penyedia jasa layanan (provider) internet lokal di Indonesia.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyadari potensi persaingan dengan perusahaan penyedia layanan internet yang sudah lebih dulu beroperasi di Indonesia. Menurutnya, pada akhirnya mereka memang harus berkompetisi.
"Semua harus berkompetisi. Sama dengan masuknya maskapai asing," kata Luhut di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (15/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut menuturkan perusahaan asing boleh saja beroperasi di Indonesia dengan tetap mematuhi peraturan yang berlaku. Dia berencana membuat peraturan lain agar tidak ada perusahaan provider internet yang merasa dirugikan akibat persaingan tidak sehat.
"Kami tata. Misalnya dulu ada aturan (kepemilikan) sahamnya tidak boleh majority. Jadi, kami harus buat peraturan yang betul-betul terintegrasi. Kami akan harmonisasi peraturan perundang-undangan yang menguntungkan Indonesia," kata Luhut.
Ia menjelaskan layanan internet Starlink mampu menjangkau hingga daerah pelosok. Menurutnya, hal itu akan mempermudah akses informasi, termasuk untuk sektor kesehatan, pendidikan, dan lainnya.
Diberitakan sebelumnya, pendiri Tesla dan SpaceX Elon Musk akan meresmikan peluncuran layanan Internet Starlink di Indonesia. Agenda itu akan dilakukan bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sela-sela agenda World Water Forum (WWF) di Bali, Minggu (19/5/2024).
(iws/iws)