5 Contoh Khotbah Tema Kenaikan Yesus Kristus, Lengkap dengan Ayat Alkitabnya

5 Contoh Khotbah Tema Kenaikan Yesus Kristus, Lengkap dengan Ayat Alkitabnya

Zheerlin Larantika Djati Kusuma - detikBali
Sabtu, 04 Mei 2024 06:30 WIB
Ilustrasi perayaan Kenaikan Isa Almasih di Gereja
Ilustrasi gereja. Foto: Pradita Utama/detikcom
Denpasar -

Menjelang Hari Kenaikan Yesus Kristus, seringkali khotbah dilakukan sebagai bentuk renungan diri atas pengorbanan Tuhan Yesus kristus hingga naik ke surga. Khotbah tentang Kenaikan Yesus Kristus ini bisa menjadi referensi bagi pengkhotbah yang akan membawakan ceramah keagamaan.

Setiap tahun, seluruh umat Kristiani merayakan kenaikan Yesus Kristus ke surga setelah kebangkitannya. Peristiwa ini diyakini terjadi 40 hari setelah Paskah. Pada hari tersebut, khotbah menjadi penting untuk memberikan pengharapan serta memperkuat iman umat Kristiani.

Berikut 5 khotbah tentang Kenaikan Yesus Kristus yang telah dirangkum oleh detikBali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Naik Ke Sorga (Lukas 24: 48-53)

Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga" (Kis. 1:11).

ADVERTISEMENT

Firman Tuhan hari ini dari Luk. 24:48-53 berkisah tentang kenaikan Tuhan Yesus ke sorga. Tubuh-Nya yang terangkat adalah tubuh immortal, tubuh kemuliaan; bisa kelihatan dan bisa tidak kelihatan sebagaimana saat Yesus berbicara dengan dua murid-Nya dalam perjalanan ke Emaus (Luk. 24:13-33). Tuhan Yesus mengatakan tubuh kita pun saat dibangkitkan nanti sama dengan tubuh kemuliaan itu (1Kor. 15:42-50). Sebuah sukacita dalam pengharapan.

Ada dua sikap pada murid yang muncul saat itu, yakni ketidakjelasan hal yang terjadi, dan pengharapan yang kuat akan janji Tuhan. Yesus mengatakan bahwa Penolong akan datang, tetapi tidak ada gambaran kapan, bagaimana, dan dimana akan datangnya. Tetapi akhirnya para murid percaya dan mengikuti perintah-Nya. Mereka memilih tinggal di kota itu, bertekun dalam doa di ruang atas tempat mereka menumpang, menanti janji "diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi" (ayat 49; band. Yoel 2:28; Kis. 1:13-14).

Yesus telah naik ke surga dan kini Dia duduk di sebelah kanan Allah Bapa, dengan kuasa penuh atas seluruh ciptaan. Dia adalah hakim bagi semua orang, dan tugas penyelamatan-Nya kini dilimpahkan kepada kita. Oleh karena itu, fokus utama kita haruslah bagaimana menjadi teladan Kristus yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai manusia biasa, kita tak luput dari pergumulan dan kerinduan. Di tengah dinamika kehidupan ini, kita tak boleh berdiam diri atau berpuas diri. Kita harus terus berusaha untuk menjadi lebih baik dan berkarya bagi Kristus.

Untuk mengetahui apakah usaha kita dalam penantian dan pencarian ini sudah maksimal, kita dapat meneladani hidup Yesus dan para rasul. Mereka adalah contoh nyata bagaimana hidup yang berkenan kepada Allah dan membawa dampak positif bagi dunia.

Yesus telah menjawab keraguan kita dengan penuh keyakinan dan memberi pengampunan dosa. Waktu kita di dunia ini terbatas, namun dengan keinginan dan motivasi yang kuat, Roh Kudus akan memampukan kita menjadi saksi Kristus dan memaksimalkan potensi kita. Meskipun secara fisik, Tuhan Yesus tidak lagi bersama para murid dan kita, Dia tetap hadir dalam wujud yang baru dan memungkinkan kita untuk selalu bersama-Nya. Yesus hadir "di sini dan di sana", dengan sabar dan setia menantikan seruan dan permohonan kita. Dia akan selalu memberikan kekuatan untuk perjuangan kita.
Sama seperti para murid-Nya, kita terus memuji dan menyembah Tuhan Yesus dengan penuh sukacita atas anugerah yang telah Dia berikan. Kuasa pertolongan Roh Kudus akan memampukan kita menjadi saksi Kristus dan membawa berkat bagi orang lain.

Selamat merayakan Kenaikan Tuhan Yesus Kristus dan selamat beribadah. Tuhan memberkati kita semua. Amin.

2. Saksi Kristus yang Mengusahakan Kedamaian dan Keadilan Sosial di Tengah Dunia

Kisah Para Rasul 1 : 1 - 11

Kisah Para Rasul merupakan kelanjutan dari Injil Lukas, yang ditulis oleh penulis yang sama. Injil Lukas menceritakan kisah Yesus sejak awal pelayanan-Nya hingga kenaikan-Nya ke surga. Kisah Para Rasul dimulai tepat setelah kenaikan Yesus dan berfokus pada penyebaran Injil oleh para rasul.

Sebelum naik ke surga, Yesus mempersiapkan para murid untuk tugas perutusan mereka. Dia mengajar mereka selama hidup-Nya dan menampakkan diri kepada mereka selama 40 hari setelah kebangkitan-Nya. Yesus juga memberikan perintah kepada para murid untuk menanti di Yerusalem sampai mereka diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus.

Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta, dan para murid menerima kuasa untuk menjadi saksi Kristus di seluruh dunia. Kisah Para Rasul menceritakan bagaimana mereka memberitakan Injil di Yerusalem, Yudea dan Samaria, dan bahkan sampai ke ujung bumi.

Kuasa Roh Kudus yang diterima para rasul bukan hanya kekuatan biasa, tetapi kuasa yang luar biasa dan aktif. Kuasa ini memampukan mereka untuk mengusir roh jahat, menyembuhkan orang sakit, dan memberitakan Injil dengan penuh keberanian.

Para murid memiliki peran penting sebagai saksi Kristus karena mereka telah melihat dan mendengar sendiri Yesus dalam pelayanan-Nya, termasuk kebangkitan-Nya dari kematian. Kesaksian mereka adalah otentik dan penuh kuasa karena mereka telah mengalaminya secara langsung.

Tugas para rasul untuk menyebarkan Injil bukanlah tugas yang mudah. Mereka menghadapi banyak tantangan dan penolakan, sama seperti yang dialami Yesus dalam pelayanan-Nya. Namun, dengan kuasa Roh Kudus, mereka mampu tetap setia dan kuat dalam menjalankan tugas mereka.

Kisah Para Rasul menunjukkan kepada kita bahwa Roh Kudus memberi kita kuasa untuk menjadi saksi Kristus di mana pun kita berada. Kita semua dipanggil untuk memberitakan Injil dan membawa terang Kristus ke dunia.

Efesus 1 : 15 - 23

Surat Efesus ditulis dengan tujuan memberi penekanan bahwa mereka adalah persekutuan orang-orang percaya yang dipanggil keluar untuk bersaksi dan melayani. Pada saat itu, orang-orang di Efesus masih menyembah dewi Artemis (dewi kesuburan) dan menyembah kepada Kaisar. Akan tetapi, Paulus mengingatkan orang-orang percaya di Efesus untuk senantiasa hidup di dalam Kristus, karena Dialah yang mempersatukan seluruh isi dunia dan sebagai penguasa bumi dan surga. Efesus 1:15-23 adalah bagian dari doa syukur dan permohonan Paulus untuk kehidupan iman orang-orang percaya di Efesus. Paulus bersyukur karena saat mengenal Yesus, orang percaya di Efesus mengalami perubahan dalam kehidupannya, mereka benar-benar hidup di dalam Sang Kristus. Mereka semakin kuat dalam iman secara pribadi sekaligus mereka memahami bahwa mereka dipilih dan dipanggil menjadi saksi Kristus, sehingga mereka memiliki kasih kepada sesama. Oleh karena apa yang telah mereka lakukan, maka Paulus menaikkan doa syukur atas keberadaan mereka yang telah menjadi saksi Kristus dan melayani dalam kasih bagi sesama. Sekaligus memohon supaya mereka senantiasa mendapatkan Roh Hikmat dan wahyu agar terus mengenal Kristus dengan benar. Hikmat yang mereka dapatkan akan memampukan mereka untuk memahami pengharapan dalam panggilan Kristus untuk mereka, kemuliaan yang diberikan untuk orang-orang kudus, serta kuasa bagi orang-orang percaya (Ay. 18-19). Dengan itu semua, mereka akan semakin berhikmat untuk terus bersaksi tentang Kristus dan melayani sesama dengan kasih Kristus.

Lukas 24 : 44 - 53

Yesus menampakkan diri kepada para murid dan membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci (Ay. 45). Saat pikiran mereka terbuka dan mengerti Kitab Suci, mereka dikuatkan dan dimampukan untuk menjadi saksi Kristus. Mereka pun mengerti tugasnya, bukan untuk kepentingan dan kepuasan diri mereka sendiri, tetapi untuk menyampaikan berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa. Yesus memberikan perintah kepada para murid untuk menjadi saksi-Nya mulai dari Yerusalem sampai ke segala bangsa. Akan tetapi sebelum mereka berangkat menjalankan tugasnya sebagai saksi Kristus, mereka terlebih dahulu harus tinggal di Yerusalem sampai diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus (Yunani : δυναμισ : dunamis). Kuasa yang diterima oleh para murid dalam ayat 49 sama dengan kuasa yang diterima para murid yang ditulis dalam Kisah Para Rasul 1:8 (karena memiliki akar kata yang sama). Para murid adalah orang Yahudi yang setia, sehingga perutusan mereka awal mulanya masih tetap di Yerusalem sampai mereka dibimbing oleh kuasa yang akan diberikan kepada mereka melalui Roh Kudus. Kuasa yang menjadikan mereka kuat dan setia untuk bersaksi akan Kristus dan melayani sesama seperti halnya Kristus. Mereka akan melakukan tugas pelayanan yang besar dan berat, karena ada perlawanan yang akan mereka hadapi dan mereka akan mengalami banyak penderitaan. Namun kuasa Roh Kudus akan menguatkan mereka dan menjadikan mereka berani, karena kuasa yang mereka terima bersifat aktif.


Setelah memberikan tugas itu, Yesus mengangkat tangan-Nya dan memberkati para murid-Nya. Berkat Tuhan menyatakan penyerahan perutusan-Nya kepada para murid sekaligus janji untuk mendampingi mereka melakukan tugas sebagai saksi-Nya. Para murid sujud untuk menghormati Yesus dan menerima tugas perutusan itu. Kali ini para murid tidak sedih atas kepergian Yesus, berbeda saat berhadapan dengan kematian Yesus, para murid merasa sangat ketakutan. Dengan berkat dan kuasa yang diberikan kepada mereka, para murid kembali ke Yerusalem dengan perasaan penuh sukacita dan kegembiraan. Mereka siap melanjutkan karya Yesus di dunia. Karya yang membawa kedamaian dan mengusahakan keadilan bagi yang tersisih, termarjinalkan dalam kehidupan masyarakat maupun keagamaan. Walaupun mereka menyadari konsekuensinya untuk memperjuangkan itu semua, akan ada penolakan dan tantangan yang harus dihadapi. Tetapi para murid tetap merasa bersukacita karena yakin bahwa kuasa Yesus akan melingkupi mereka. Kuasa (Yunani : δυναμισ : dunamis (Lukas 24:49, Kisah Para Rasul 1:8)) bukan sekedar kekuatan atau kemampuan akan tetapi kuasa yang berkuasa dan bertindak (bersifat aktif), termasuk kuasa untuk mengusir roh jahat dan menyembuhkan orang sakit. Kuasa dari Roh Kudus ini juga memberikan kekuatan dan kemampuan kepada para murid untuk bersaksi dan menaati perintah serta pengajaran Yesus. Para murid adalah saksi yang otentik karena mereka melihat dan mendengarkan Yesus dalam karya pelayanan-Nya serta kebangkitan-Nya dari antara orang mati.


Benang Merah Tiga Bacaan:

Ketiga bacaan menggarisbawahi tentang kesiapan para murid Yesus dan orang percaya untuk melanjutkan karya Yesus setelah naik ke sorga. Para murid sudah memiliki modal, saat hidup bersama-sama dengan Yesus, mereka dapat melihat langsung sebagai saksi akan apa yang telah Yesus lakukan di dunia, karya yang membawa kedamaian dan keadilan bagi mereka yang tersisih dan termarjinalkan. Para murid juga mendengarkan langsung pengajaran-pengajaran Yesus yang melawan kesewenang-wenangan. Berkat dan kuasa yang diberikan kepada mereka akan memampukan mereka untuk melanjutkan karya Yesus di dunia, walau akan ada pertentangan dan penolakan yang mereka alami. Demikian juga dengan orang-orang percaya di Efesus, Roh Hikmat yang mereka terima memampukan umat untuk hidup di dalam Kristus dan menjadi saksi Kristus, melayani sesama dengan penuh sukacita walaupun kepada sesama yang berbeda.


Pendahuluan

Di dalam proses peradilan, keberadaan saksi merupakan elemen penting. Mereka bisa menjadi saksi meringankan maupun saksi memberatkan bagi terdakwa. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online mendefinisikan saksi sebagai individu yang secara langsung menyaksikan suatu peristiwa (kejadian) atau yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan terkait perkara pidana yang mereka dengar, lihat, atau alami sendiri.


Sebelum memberikan kesaksian, seorang saksi terlebih dahulu disumpah untuk memastikan mereka akan memberikan keterangan yang sejujur-jujurnya sesuai dengan apa yang mereka ketahui di dalam persidangan. Keterangan saksi ini kemudian dijadikan sebagai alat bukti. Apabila terbukti berbohong dalam kesaksiannya, saksi dapat dikenakan sanksi pidana.


Dari sini, kita dapat memahami bahwa tugas dan tanggung jawab seorang saksi tidaklah ringan. Mereka harus bersaksi dengan penuh kebenaran, berlandaskan akal budi dan hati nurani. Tak jarang, kesaksian yang disampaikan dapat menimbulkan konflik atau bahkan penolakan dari pihak penggugat ataupun terdakwa. Hal ini menyebabkan banyak orang yang enggan menjadi saksi karena beban tanggung jawab yang berat.


Namun demikian, seorang saksi harus tetap teguh dalam memberikan kesaksian yang sejujur-jujurnya, berlandaskan akal budi dan hati nurani. Harapannya, kesaksian mereka dapat membantu hakim dalam mempertimbangkan keadilan dalam setiap putusan yang diambil.


Isi

Di antara banyak pengikut-Nya, Yesus memilih dan mempercayakan tugas khusus kepada para murid untuk menjadi saksi-Nya. Menjadi saksi dan meneruskan karya Yesus bukanlah tugas yang mudah. Hal ini dibuktikan dengan berbagai rintangan dan penolakan yang Yesus hadapi selama hidup-Nya.

Mengapa Yesus ditentang? Karena dalam setiap pengajaran dan karya-Nya, Yesus menentang kesewenang-wenangan, membela kaum tertindas, terpinggirkan, dan termarjinalkan, baik dalam kehidupan sosial maupun keagamaan. Yesus membawa kedamaian dan keadilan bagi mereka yang terpinggirkan, tertindas, dan mengalami kesewenang-wenangan dari penguasa dan pemimpin agama.


Perubahan paradigma yang dibawa Yesus tidak mudah dipahami dan diterima oleh banyak orang. Kenyamanan dan dogma mereka terusik, sehingga muncul penolakan dan perlawanan terhadap Yesus. Ketika manusia merasa terancam dalam zona nyamannya, terutama terkait dogma dan kesejahteraan hidup, mereka akan mudah bereaksi negatif.

Para murid diutus oleh Yesus untuk menjadi saksi-Nya di dunia. Tugas mereka adalah melanjutkan karya Yesus, membawa kedamaian, dan memperjuangkan keadilan bagi mereka yang terpinggirkan dan tertindas, baik dari penguasa maupun pemimpin agama. Namun, tugas ini bukanlah hal yang mudah bagi para murid.

Sebelum memberikan perutusan ini, Yesus terlebih dahulu membuka pikiran mereka (Lukas 24:45) agar mereka memahami Kitab Suci, pengajaran-Nya, dan karya-Nya di dunia. Yesus ingin mereka mengerti bahwa tugas mereka bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk menyampaikan berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa.

Para murid mengalami transformasi paradigma, dari yang sebelumnya fokus pada diri sendiri, kini beralih ke fokus pada orang lain. Tugas dan tanggung jawab mereka tidaklah mudah, oleh karena itu, sebelum naik ke surga, Yesus memberikan pesan agar mereka menanti di Yerusalem untuk menerima kuasa Roh Kudus.

Mengapa para murid harus menunggu di Yerusalem sebelum menerima kuasa Roh Kudus? Mengapa Yesus tidak langsung memberikannya saat Dia naik ke surga, seperti yang dilakukan Elia kepada Elisa?

Para murid diminta menunggu di Yerusalem untuk mempersiapkan diri menjadi saksi Kristus. Perubahan paradigma dari fokus pada diri sendiri menjadi fokus pada orang lain membutuhkan proses, bukan perubahan instan.

Kisah Para Rasul menceritakan bagaimana Roh Kudus memampukan para murid menjadi saksi Kristus di Yerusalem (Kisah 2-7), seluruh Yudea dan Samaria (Kisah 8-12), dan sampai ke ujung bumi (Kisah 13-26). Ini menunjukkan bahwa menjadi saksi Kristus adalah proses bertahap, dimulai dari orang-orang terdekat (Yerusalem), kemudian sesame orang Yahudi (Yudea), bangsa lain (Samaria), dan akhirnya seluruh dunia.

Sebelum para murid menjadi saksi Kristus dan melanjutkan karya Yesus membawa kedamaian dan keadilan, mereka harus terlebih dahulu menyelesaikan kepentingan diri mereka sendiri. Perubahan paradigma ini tidak boleh instan, tetapi harus berlangsung hingga tugas mereka selesai.

Oleh karena itu, para murid harus menunggu di Yerusalem untuk diperlengkapi kuasa Roh Kudus.

Perubahan paradigma kehidupan ini juga ditekankan oleh Paulus kepada jemaat di Efesus. Mereka yang dipanggil menjadi milik Kristus telah diperlengkapi roh hikmat yang mengubah paradigma kehidupan mereka untuk dapat menjadi saksi Kristus dan berkat bagi sesamanya.

Setelah memberikan tugas perutusan kepada para murid, Yesus mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Berkat Tuhan ini menandakan penyerahan tanggung jawab kepada para murid dan janji untuk selalu mendampingi mereka dalam menjalankan tugas sebagai saksi-Nya. Para murid sujud dengan penuh hormat kepada Yesus dan menerima tugas perutusan tersebut.

Berbeda dengan kesedihan mereka saat Yesus wafat, kali ini para murid tidak bersedih atas kepergian Yesus. Dengan berkat dan kuasa yang telah mereka terima, mereka kembali ke Yerusalem dengan penuh sukacita dan kegembiraan. Para murid siap melanjutkan karya Yesus di dunia, yaitu membawa kedamaian dan memperjuangkan keadilan bagi mereka yang terpinggirkan, tersisih, termarjinalkan, dan mengalami kesewenang-wenangan dalam kehidupan sosial maupun keagamaan.

Meskipun mereka menyadari bahwa perjuangan ini akan penuh dengan penolakan dan tantangan, para murid tetap bersukacita karena yakin bahwa kuasa Yesus akan selalu melingkupi mereka. Kuasa Roh Kudus yang telah mereka terima memberikan kekuatan dan kemampuan kepada mereka untuk bersaksi dan menaati perintah serta pengajaran Yesus dengan penuh ketaatan, hingga tugas dan tanggung jawab mereka selesai.

Keotentikan kesaksian para murid tidak dapat diragukan karena mereka telah melihat dan mendengarkan sendiri karya pelayanan Yesus, termasuk kebangkitan-Nya dari kematian.

Penutup

Ketiga bacaan ini menekankan kesiapan para murid Yesus dan orang-orang percaya untuk meneruskan karya Yesus setelah Dia naik ke surga. Modal utama mereka adalah pengalaman langsung mereka bersama Yesus. Mereka menjadi saksi mata karya Yesus yang membawa kedamaian dan keadilan bagi kaum terpinggirkan, tertindas, dan termarjinalkan, baik dari penguasa maupun pemimpin agama. Mereka juga mendengarkan langsung pengajaran Yesus yang menentang kesewenang-wenangan.

Berkat dan kuasa yang mereka terima memampukan mereka untuk melanjutkan karya Yesus di seluruh dunia, dimulai dari Yerusalem (diri mereka sendiri dan keluarga), Yudea (orang-orang seiman), Samaria (orang-orang yang berbeda keyakinan), hingga ke ujung bumi (semua orang yang mereka temui). Mereka sadar bahwa perjuangan ini akan penuh dengan pertentangan dan penolakan.

Demikian pula dengan orang-orang percaya di Efesus. Roh hikmat yang mereka terima memampukan mereka untuk hidup dalam Kristus dan menjadi saksi Kristus, melayani sesama dengan penuh sukacita, bahkan kepada mereka yang berbeda. Kuasa Roh Kudus akan selalu menguatkan mereka untuk setia menjadi saksi Kristus yang membawa kedamaian dan memperjuangkan keadilan sampai akhir hidup mereka.

Kita sebagai orang percaya juga dipanggil untuk menjadi seperti para murid. Menjadi saksi Kristus di mana pun kita berada, baik di lingkungan keluarga, gereja, masyarakat, dan pekerjaan. Bagaimana kita dapat senantiasa menjadi pembawa damai dan memperjuangkan keadilan di semua tempat?

Memang tidak mudah, karena kita akan berhadapan dengan kenyamanan dogma dan kesejahteraan hidup yang sulit diubah. Kemiskinan, ketidakadilan, peradilan yang tidak adil, sumber daya alam yang melimpah namun rakyatnya tidak sejahtera, prasangka terhadap orang-orang yang berbeda, dan masih banyak lagi ketidakadilan yang akan kita temui dalam kehidupan sehari-hari.

Lalu, bagaimana kita sebagai orang percaya? Apakah kita benar-benar mau menjadi saksi Kristus di dunia untuk memperjuangkan kedamaian dan keadilan bagi semua orang, meskipun ada risiko besar yang menanti kita, ataukah kita memilih untuk berdiam diri dan hanya memikirkan diri sendiri?

Para murid telah mengalami perubahan paradigma dan mereka diberikan kuasa untuk berkarya. Kuasa yang sama itu juga akan diberikan kepada kita. Kita dapat menjadi saksi Kristus di dunia yang membawa kedamaian dan memperjuangkan keadilan. Jangan berdiam diri, jangan takut dan berkecil hati karena kuasa Roh Kudus memperlengkapi dan memampukan kita untuk menjadi saksi-Nya. Amin.

3. Berkat Kenaikan Tuhan Yesus Ke Sorga

Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga bukan sekadar Dia kembali ke tempat asal-Nya, namun memiliki arti penting. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang makna di balik kenaikan-Nya itu karena Sering kali orang Kristen kurang memperhatikan dan mempelajari arti kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga. Kita bersyukur atas penebusan dosa yang dilakukan melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Dalam Iman kekristenan baik kelahiran, kematian, kebangkitan, maupun kenaikan-Nya ke Sorga sama-sama memiliki makna yang penting dan perlu kita pelajari. Tuhan Yesus naik ke Sorga bukan sekedar pulang ke rumah-Nya di Sorga.

LUKAS 24 : 51, Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke Sorga.

KISAH PARA RASUL 1 : 9 Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.

Kenaikan Yesus ke surga merupakan peristiwa penting yang perlu kita pahami dengan seksama. Dalam Lukas diceritakan bahwa kenaikan ini disaksikan oleh para murid Yesus. Mengapa demikian?

Tuhan Yesus mengetahui bahwa kenaikan-Nya memiliki makna yang sangat penting. Ia juga menyadari bahwa iblis akan berusaha untuk menyangkal fakta ini dan menggunakan orang-orang untuk memutarbalikkan, memalsukan, dan menutup-nutupi kebenaran tentang kenaikan-Nya. Oleh karena itu, Yesus membawa para murid sebagai saksi mata untuk membuktikan bahwa Dia benar-benar naik ke surga.

Lukas, penulis Kisah Para Rasul, memperkuat pernyataan ini dengan menyebutkan bahwa awan menutupi Yesus dari pandangan para murid. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa kenaikan Yesus bukan ilusi, melainkan kenyataan yang benar-benar terjadi.

Tujuan Yesus adalah kembali ke Sorga. Hal ini menunjukkan bahwa Dia adalah benar-benar anak Allah yang berasal dari Sorga. Nubuat para nabi tentang Yesus telah digenapi: Dia lahir, mati, bangkit dan naik ke Sorga. Sebagai orang beriman, kita memiliki keyakinan dan menunggu kegenapan DIA akan turun menjemput kita untuk tinggal bersama-Nya di Sorga.

Kita acap kali bertanya-tanya, "Tuhan sudah mati menebus dosaku, sudah bangkit dalam kemenangan, mengapa Dia tidak terus tinggal di dalam dunia ini. Jadi kalau kita sedang sakit atau membutuhkan sesuatu, kita hanya perlu meminta kesembuhan, meminta berkat?" Ternyata Tuhan Yesus sudah meninggalkan berkat bagi kita, para murid-Nya, sebelum kenaikan-Nya ke Sorga.

1. Tuhan Memberikan Berkat Kekuatan

YOHANES 16 : 33 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."

Berkat damai sejahtera yang telah dijanjikan-Nya sebelum Dia naik ke Sorga ini akan dapat kita nikmati dengan kondisi "di dalam Aku". Damai sejahtera ini bukan membuat kita terlepas dari kesulitan, tetapi memampukan kita menghadapi dan mengalahkan kesulitan itu. Berarti kalau kita tidak mau dijajah problema, kita harus hidup di dalam Yesus, bukan hidup dalam keduniawian. Jadi pilihannya ada di tangan kita: menikmati berkat damai sejahtera, sehingga kita mampu menghadapi kesulitan, ataukah kita mengandalkan keduniawian yakni kekayaan, kekuasaan, dan segala kemampuan yang kita miliki.

2. Dia Bersyafaat Bagi Kita

Ibrani 9 : 24 Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.

Di dalam Ibrani 9:22-24 tercantum secara ringkas namun lengkap tentang misi Tuhan Yesus turun ke dalam dunia dan kemudian kembali ke Sorga. Ayat 22 menjelaskan mengenai misi penyelamatan Tuhan Yesus, Domba Paskah yang tersembelih bagi kita. Yesus datang ke dalam dunia bukan untuk meniadakan hukum Taurat, tetapi justru untuk menggenapinya. Dia mati menebus dosa kita, dan kemudian bangkit dalam kemenangan. Kemudian Dia menghadap Bapa "Untuk kepentingan kita", Tuhan menjadi pembela kita, dihadapan Allah Tuhan Yesus menjadi pensyafaat atau pengantara antara Bapa dengan orang-orang yang percaya kepada-Nya.

3. Dia Menyiapkan Tempat dan Kekekalan Bagi Kita

Yohanes 14:3, Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.

Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga menggenapi apa yang Tuhan janjikan bagi kehidupan kita semuanya, janji yang sangat istimewa yaitu jaminan keselamatan dan kepastian kehidupan yang kekal bersama-sama dengan Dia.

Betapa kita sangat bersyukur atas anugerah dan karya Allah yang sangat besar dalam kehidupan kita melalui kebangkitan-Nya Yesus membuktikan kemuliannya sebagai Allah yang hidup dan yang berkuasa. Percayalah seperti janji yang Tuhan berikan bahwa melalui Roh Kudus-Nya Dia menyertai kehidupan kita sampai akhir zaman. Tugas kita adalah menjadi saksi-saksiNya yang membawa berita keselamatan bagi dunia ini.

Tetaplah bersaksi, melalui kehidupan kita ... nyatakanlah bahwa Tuhan sudah menebus dosa umat manusia, telah menyediakan jaminan keselamatan bagi semua orang yang mau untuk percaya kepada-Nya.

Kiranya dalam moment kita memperingati hari kenaikan Tuhan ini, membawa kita semakin memuliakan Tuhan dan menjadi saksiNya bagi duni ini.
Tuhan Yesus memberkati.

4. Menjadi Saksi Kristus

Hari ini kita merayakan Hari Besar Umat Kristen yang Keempat, yaitu Hari Kenaikan Yesus ke Surga, setelah Natal, Jumat Agung, dan Paskah. Tema yang kita renungkan dalam perayaan ini adalah "Menjadi Saksi Kristus". Kenaikan Yesus menjadi momen penting dalam memahami tugas kita sebagai saksi Kristus. Ketika Yesus kembali ke surga, Dia memberikan tanggung jawab kesaksian kepada para murid-Nya untuk melanjutkan pelayanan-Nya di dunia ini.

Oleh karena itu, tugas kita saat ini adalah meneruskan pelayanan, memberikan kesaksian, dan menjalin persekutuan. Kenaikan Yesus menjadi momentum penyerahan dan pemberian tanggung jawab kepada para murid dan juga kepada kita sebagai orang percaya saat ini.

Pada perayaan Hari Kenaikan Yesus ke surga hari ini kita membahas perikop Lukas 24:44-53. Kalau kita perhatikan perikop ini maka kita akan menemukan ada tiga hal penting yang dapat kita pahami, yakni:

1. Sebelum Tuhan Yesus naik ke surga, Dia memberikan tugas kepada murid-Nya untuk menyaksikan segala sesuatu tentang Dia (Ayat 44-48).

Para murid diberitahu kembali bahwa Yesus adalah Mesias yang telah dijanjikan dalam kitab Taurat Musa, kitab nabi-nabi, dan kitab Mazmur. Mesias itu adalah sosok yang akan menderita, mati disalibkan, dan bangkit pada hari ketiga dari kematian, semuanya itu untuk menyelamatkan manusia.

Para murid telah menjadi saksi atas semua ini. Karena itu, Yesus memberi tugas kepada mereka untuk pergi dan memberitakan pesan tentang pertobatan dan pengampunan dosa dalam nama-Nya, dimulai dari Yerusalem.

Mengapa harus dalam nama-Nya? Pertama, karena kuasa dalam nama Yesus Kristus memungkinkan orang untuk menyesali dosa-dosanya dan bertobat. Kedua, hanya dalam nama-Nya pengampunan dosa tersedia bagi semua yang menyesali dosa-dosanya, sehingga manusia dapat diselamatkan. Lukas menegaskannya dalam Kisah Para Rasul 4:12, bahwa keselamatan hanya ditemukan dalam Yesus Kristus. Paulus juga menegaskan dalam Roma 10:13 bahwa siapa pun yang berseru kepada nama Tuhan (Yesus) akan diselamatkan.

2. Yesus menjanjikan penolong, yaitu Roh Kudus (Ayat 49).

Yesus menyadari bahwa tugas yang diberikan kepada para murid bukanlah hal yang mudah. Dia sangat mengenal murid-murid-Nya, termasuk yang pernah meninggalkan-Nya atau bahkan menyangkal-Nya. Oleh karena itu, Yesus tidak mengizinkan mereka untuk pergi dari Yerusalem dan memberitakan Injil sebelum mereka menerima Roh Kudus, karena Dia tahu mereka pasti akan gagal tanpa kehadiran-Nya.

Hal ini mengajarkan kepada kita betapa pentingnya peran Roh Kudus dalam memberitakan Injil. Meskipun seseorang memiliki kecerdasan dalam berkhotbah dan menjelaskan kebenaran Firman Tuhan, jika Roh Kudus tidak bekerja di dalam dirinya, hal itu tidak akan berdampak. Roh Kudus yang dijanjikan oleh Yesus membantu para murid menjadi saksi di tengah dunia ini, untuk berani menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruslamat, berani berkorban, hidup berbeda dari dunia, dan bahkan bersedia setia sampai mati demi nama-Nya.

3. Yesus memberkati murid-murid-Nya lalu naik ke surga (Ayat 51-53).

Disebutkan dalam ayat 52 bahwa murid-murid pulang ke Yerusalem dengan sukacita yang besar. Ini mungkin mengejutkan, mengingat perpisahan biasanya menyebabkan kesedihan, terutama ketika tidak ada jaminan kapan akan bertemu kembali. Namun, mereka bersukacita karena mereka memiliki pemahaman yang benar dan iman yang kokoh tentang Yesus.

Kenaikan Yesus ke surga dipahami oleh mereka dalam tiga hal: Pertama, mereka menyadari bahwa Yesus adalah Mesias yang telah dijanjikan, satu-satunya jalan penyelamatan dan keselamatan. Kedua, kenaikan Yesus ke surga memberi harapan bagi orang percaya karena Dia telah menyediakan tempat bagi mereka di surga. Ketiga, kenaikan Yesus memberikan kesempatan bagi orang percaya untuk menjadi saksi-Nya di dunia ini, setelah mereka diperlengkapi dengan urapan dan kuasa Roh Kudus.

Saudara-saudara, renungkanlah dalam diri Anda sekalian. Biarkan saat ini hati nurani dan batin saudara sekalian bekerja. Selamat merayakan Hari Kenaikan Yesus ke surga!

5. Tiga Pesan Kenaikan Tuhan Yesus Ke Surga

Lukas 24:50-53 " Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah".

Saat memperingati kematian Tuhan Yesus Kristus, kita diingatkan bahwa kehidupan setiap manusia menuju satu titik: kematian. Raja Salomo yang penuh hikmat, dalam Pengkhotbah 9, mengatakan bahwa nasib semua orang sama, yaitu menuju kematian. Hal ini mengingatkan kita untuk mencari kekekalan dan hidup dengan sungguh-sungguh dalam Firman Tuhan.

Di sisi lain, peringatan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus membawa pesan pengharapan. Yang sakit disembuhkan, jalan yang buntu dibukakan, keluarga yang berantakan dipulihkan, usaha, pekerjaan, dan studi kita diberkati. Dalam Yesus, ada pengharapan!

Selama 40 hari setelah kebangkitan-Nya, Yesus menampakkan diri kepada banyak orang. Angka 40 melambangkan sesuatu yang lengkap atau sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan kita adalah Allah yang sungguh-sungguh penolong bagi kita. Dia tidak menolong kita setengah-setengah, tetapi dari awal sampai akhir, Dia pasti menolong kita dengan lengkap.

Hari ini kita memperingati Kenaikan Tuhan Yesus. Ada hal-hal sederhana dari pesan-pesan Tuhan yang mengingatkan kita kembali akan kenaikan-Nya.

Menariknya, dari keempat Injil yang ditulis oleh 4 penulis yang berbeda, hanya Lukas yang menulis tentang kenaikan Tuhan Yesus. Matius, Markus, dan Yohanes, yang ketiganya adalah orang Yahudi, tidak menuliskan peristiwa ini. Hanya Lukas, yang non-Yahudi, yang mencatat peristiwa kenaikan Yesus.

Isi

1. Tuhan Yesus akan datang segera.

Lukas menulis baik dalam Lukas 24:50-53 dan Kisah 1:6-11, bahwa pada waktu itu murid-murid Tuhan Yesus sedang berkumpul dan Tuhan Yesus ada di tengah-tengah mereka. Tiba-tiba ketika ia sedang berkata-kata dengan mereka dan memberkati mereka, Ia terangkat naik ke sorga. Pesan pertama yang terus diingatkan kepada kita, juga melalui para pemimpin kita, bahwa Yesus akan datang segera. Haleluya!.

Saudara yang dikasihi Tuhan, Tuhan sudah naik ke sorga, tapi satu kali kelak dan dalam waktu yang tidak lama lagi, Dia akan segera datang kembali. Tanda-tandanya sudah begitu banyak terjadi hari-hari ini. Dari kondisi di sekitar kita, dunia hari-hari ini, nubuatan-nubuatan Tuhan Yesus sendiri dan dari para nabi mengenai kondisi akhir zaman ini sudah mulai digenapi. Dia akan segera kembali untuk menjemput Saudara dan saya.

Dalam pelayanan kematian, seringkali saya mengingatkan kepada orang-orang yang hadir, dan juga kepada kita semua pagi ini, seperti tertulis dalam nats 1 Tesalonika 4:15-17 (pengangkatan/repture,Red).Orang-orang sering memperdebatkan, bagaimana bentuknya tubuh kemuliaan?. Diributkan hingga menjadi bahan perdebatan.

Saudara, karena otak kita hanya sebesar bakpao, kita tidak pernah bisa memikirkan apa yang Tuhan lakukan buat Saudara dan saya.Modelnya tubuh kemuliaan itu seperti apa tidak usah kita perdebatkan, tapi satu hal kita tahu, bahwa satu kali kelak kita akan diubahkan dan tinggal bersama dengan Dia selama-lamanya.

Tuhan sudah peringatkan kepada kita setiap gereja Tuhan, mengenai 5 gadis yang bijak dan 5 gadis yang bodoh. Lalu diingatkan lagi bagaimana pada akhir zaman, kalau ada dua orang di ladang, satu orang hilang diangkat dan satu tertinggal. Yang sedang memutar batu kilangan, satu diangkat dan satu ditinggal. Saya merenungkan, apakah hanya ada setengah yang akan diangkat?. Apakah dari sekian ribu jemaat hanya ada separuhnya yang diangkat?. Ini menjadi sesuatu yang harus kita perhatikan hari-hari ini.

Saudara harus sungguh-sungguh di dalam Tuhan, karena Dia segera datang menjemput umat-umat-Nya yang kudus. Karenanya, apa yang harus kita lakukan untuk bertemu kembali dengan Tuhan Yesus?. Firman Tuhan dalam 1 Tesalonika 4 berbicara mengenai Rapture, semua yang mati dalam Tuhan akan dibangkitkan dari kubur.

Pesan ini ternyata diapit oleh 2 pesan Tuhan, yang pertama dari 1 Tesalonika 4 perikopnya adalah "Nasihat supaya hidup kudus" dan yang kedua dari 1 Tesalonika 5 perikopnya adalah "Berjaga-jaga". Saat Tuhan Yesus naik ke sorga, Dia sedang mempersiapkan rumah untuk Saudara dan saya. Kita yang ingin berjumpa dengan Tuhan Yesus Kristus harus hidup sungguh-sungguh, hidup kudus, dan harus berjaga-jaga.

Dalam kisah Kejadian, Allah berkata pada Adam agar mengusahakan dan memelihara taman itu. Pelihara ini dalam bahasa aslinya berarti jaga. Tuhan memerintahkan Adam untuk usahakan dan jaga. Ini menjadi sebuah pesan bagi kita, sama-sama untuk saya juga, Saudara harus memelihara dan mengusahakan dan berjaga-jaga. Berjaga-jaga terhadap apa? Tuhan ingatkan kepada Adam supaya jaga terhadap Iblis, si ular, yang bisa membuat Adam menjadi jatuh. Hari-hari ini kita harus berjaga-jaga, Saudara harus usir keluar ular dan dosa itu dari rumah tangga, usaha, pekerjaan Saudara.

2. Jangan pernah berhenti mencari Tuhan.

Kisah 1:11, dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."

Saya perlu garis bawahi "Hai orang-orang Galilea". Kenapa kedua malaikat Tuhan itu secara khusus memanggil dan menekankan "orang-orang Galilea"? Padahal tidak semua yang hadir di sana berasal dari Galilea! Kenapa harus ditekankan dengan nama Galilea?

Dalam pesan Firman Tuhan sebelumnya, telah disampaikan bahwa danau di utara Israel memiliki empat nama: Galilea, Tiberias, Genesaret, dan Kineret. Galilea diartikan sebagai "revolusi roda", yang menggambarkan gerakan roda yang tak pernah berhenti. Malaikat Tuhan menegaskan kepada orang-orang Galilea bahwa mereka akan bertemu dengan Tuhan Yesus Kristus, yang terus mencari Tuhan, hidup dalam kesucian, berdoa tanpa henti, dan penuh harapan. Karena dalam Tuhan, harapan tidak akan pernah sia-sia.

Waktu Tuhan Yesus menampakkan diri kepada dua orang murid Yesus, Kleopas dan murid yang satu lagi tidak ditulis namanya, tapi menurut sejarawan murid tersebut adalah Lukas sendiri. Mereka berjalan dari Yerusalem ke Emaus, perjalanan yang menurun, karena ketinggian Emaus lebih rendah daripada Yerusalem yang 800 meter di atas permukaan laut.

Ketika mereka sedang berjalan menurun, tiba-tiba Tuhan Yesus ada di tengah-tengah mereka. Mereka tidak menyadari siapa Dia. Mereka bercakap-cakap, dan heran bahwa Yesus tidak tahu apa yang terjadi belakangan ini. Saudara, orang yang berhenti mencari Tuhan, berhenti di dalam pengharapan, akan mengalami keputusasaan. Emaus berbicara keputusasaan.

Kedua murid berjalan menurun. Waktu Saudara ada dalam keputusasaan, lalu berhenti berpengharapan, berhenti berdoa, berhenti berpuasa, berhenti membaca Firman Tuhan, berhenti melakukan kebenaran Firman Tuhan, maka Saudara sedang berjalan menurun. Kerohanian Saudara sedang berjalan menurun. Tapi kita umat-umat Tuhan, tidak mau berjalan menurun, semakin hari bertambah naik di dalam Tuhan. Untuk itu, jangan pernah berhenti mencari Tuhan, jangan berhenti membaca Alkitab, jangan pernah berhenti tetap berdoa, terus berjalan menaik, Tuhan pasti menolong kita!

Selain Galilea berbicara mengenai orang yang tidak pernah berhenti mencari Tuhan, Galilea juga berbicara mengenai orang-orang yang sederhana. Kalau Saudara pergi ke Danau Galilea, dijual tempelan dinding gambaran Danau Galilea, yang menunjukkan mujizat-mujizat yang Tuhan lakukan 2000 tahun lalu. Ternyata 70% mujizat Tuhan terjadi di daerah Galilea.

Kenapa? Galilea berbicara mengenai orang yang rendah hati, sederhana. Waktu Saudara rendah hati, maka mujizat Tuhan akan terjadi dalam hidup Saudara. Waktu kita merasa kuat, sombong, merasa besar dan mampu, maka mujizat Tuhan tidak akan pernah terjadi. Waktu kita merendahkan hati, mujizat Tuhan justru terjadi dalam hidup Saudara.

Saya masih ingat ada seorang hamba Tuhan kaliber dunia datang ke Indonesia, dan memberi pesan bagi Indonesia, bahwa Indonesia akan mengalami seperti Galilea, artinya di Indonesia akan terjadi banyak mujizat bagi orang-orang percaya! Kita melihat hari-hari ini mujizat makin besar, makin besar, dan makin besar lagi. Itu akan datang kepada Saudara kalau Saudara memiliki kerendahan hati di hadapan Tuhan. Tuhan pasti memberikan kita jalan keluar.Galilea berbicara bahwa kita harus terus menerus cari Tuhan dan mengenai orang yang rendah hati.

3. Tuhan memberikan seorang Penolong.

Sebelum Tuhan naik ke Surga, Dia sudah mengingatkan bahwa Dia akan naik ke sorga tapi Dia tidak akan membiarkan murid-murid-Nya sendirian. Tuhan akan memberikan satu pribadi Penolong yang lain yaitu Roh Kudus.Ketika Tuhan naik ke Surga, Dia tahu kebutuhan kita, dan Dia curahkan Roh-Nya sendiri menjadi penolong bagi kita semua. Roh Kudus itu omnipresence, sehingga di mana pun Saudara berada, Tuhan sanggup menolong Saudara. Saudara tidak usah bingung dan Saudara bisa berdoa kepada Roh Kudus.

Kenaikan Tuhan Yesus menjadi satu peristiwa penting, titik balik di mana murid-murid-Nya yang tadinya selama 3,5 tahun bisa merasakan kehadiran Tuhan Yesus secara fisik, tapi sejak ditinggalkan mereka bingung ke sana kemari seperti anak ayam kehilangan induknya. Ada yang mau kembali ke masa lalu, ada yang putus asa, bermacam-macam.

Tuhan tetap bersama-sama dengan kita. Kita berjalan dengan iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan apa yang Saudara harapkan, pasti akan Tuhan tolong dan genapi dalam hidup Saudara. Saudara yang dikasihi Tuhan, pada hari ini kita boleh bersama-sama minta kepada Roh Kudus, kita butuh Roh Kudus. Semua butuh Roh Kudus.

Saudara yang dikasihi Tuhan, ada yang belum menerima karunia Roh Kudus, tanda awal dari orang yang dibaptis Roh Kudus akan mulai berbahasa-bahasa yang baru. Baptisan Roh Kudus hanya satu kali, tapi kepenuhan Roh Kudus bisa berulang-ulang. Saudara harus minta. Saya setiap pagi minta diurapi oleh Roh Kudus. Kita terus butuh pengurapan Roh Kudus.

Mari kita bersama-sama kembali minta pengurapan dari Roh Kudus, supaya Roh Kudus tetap tinggal dalam hidup kita. Tidak ada cara lain, supaya tidak mendukakan Roh Kudus, kita harus hidup kudus dan berjaga-jaga.Firman Tuhan berkata, Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya. (Yohanes 14:16)

Kita membutuhkan bantuan dari Roh Kudus agar dapat mematuhi perintah Tuhan dalam hidup kita. Tanpa kehadiran-Nya, kita tidak mampu menjalankan kehendak Tuhan. Kehadiran Roh Kudus memungkinkan kita untuk memahami Firman Tuhan, bertindak sesuai dengan ajaran-Nya, hidup dalam kesucian, serta bersaksi atas nama Tuhan dengan sungguh-sungguh. Kehadiran Roh Kudus juga membantu kita untuk menyadari dosa-dosa kita, mengingatkan kita akan dosa, dan membimbing kita menuju

Tugas Roh Kudus adalah untuk memperingatkan kita tentang penghakiman, memberikan kekuatan, sukacita, dan hikmat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam segala aspek kehidupan kita, baik dalam pekerjaan, usaha, bisnis, atau rumah tangga. Oleh karena itu, kita sangat membutuhkan kehadiran-Nya. Selain itu, Roh Kudus juga memperlihatkan pentingnya kasih dalam hubungan sesama manusia.

Artikel ini ditulis oleh Zheerlin Larantika Djati Kusuma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads