Kapal tanpa nama yang hilang di perairan Gili Motang Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 16 April 2024 ditemukan terdampar di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dua anak buah kapal (ABK) dalam kondisi selamat.
ABK tersebut adalah ayah dan anak bernama Burhan dan Dimas. Mereka berasal dari Dusun Lewi Rumah, Desa Sanyiang, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala Basarnas Maumere Supriyanto Ridwan mengatakan kapal itu awalnya mati mesin di perairan Gili Motang. Kapal itu kemudian terombang-ambing terbawa arus hingga ke sisi selatan Pulau Sumbawa. Burhan dan Dimas telah kembali ke rumah mereka di Sape, Sabtu (20/4/2024) dini hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menerima informasi pukul 07.00 Wita tadi pagi dari Polair Sape Nusa Tenggara Barat bahwa kedua korban sudah selamat dan telah kembali ke rumahnya seusai mati mesin saat berada di perairan Gili Motang. Arus membawa kapal ke selatan Pulau Sumbawa," kata Ridwan, Sabtu.
Ridwan mengatakan saat kapal itu terombang-ambing di tengah laut, Burhan dan Dimas berusaha memperbaiki mesin kapal. Mesin kapal itu berhasil diperbaiki lalu keduanya kembali ke daratan Sabtu dini hari.
"Sekitar pukul 03.00 Wita kedua korban sudah sampai di rumah mereka," jelas Ridwan.
Sebelumnya, Tim SAR Gabungan di Labuan Bajo melakukan pencarian Burhan dan Dimas di perairan Gili Motang dan sekitarnya pada 18-19 April 2024. Tim SAR Gabungan mengerahkan alat utama kapal RIB Pos SAR Manggarai Barat yang dilengkapi dengan peralatan SAR Air.
Diketahui kapal tersebut berangkat dari pelabuhan Sape pada 16 April 2024 jam 04.00 Wita dengan tujuan Labuan Bajo. Saat kapal memasuki perairan Gili Motang pada pukul 14.00 Wita, salah satu penumpang menghubungi Suharti bahwa kapal mengalami mati mesin.
Suharti kemudian melaporkan ke Pos SAR Manggarai Barat. Penumpang kapal tersebut kemudian tidak bisa dihubungi kembali hingga Tim SAR Gabungan melakukan pencarian.
(nor/nor)