Badan Pangan Nasional bersama Bulog Bali dan stakeholder terkait melakukan monitoring dan evaluasi pasokan dan harga pangan untuk periode Ramadan dan Idul Fitri 2024 di Denpasar dan Badung. Stok pangan jelang Lebaran di Bali dipastikan cukup, namun gula harus menjadi skala prioritas dalam menjaga kestabilan harga.
"Tadi kami melihat sama-sama di dalam pasar, sisi ketersediaan pasokannya stoknya cukup," ungkap Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Badan Pangan Nasional Maino Dwi Hartono ditemui di Pasar Badung, Denpasar, Bali, Rabu (27/3/2024).
Meskipun begitu, sambung Maino, ada beberapa laporan kenaikan harga pangan terutama gula pasir. Hal tersebut terjadi karena produksi gula dalam negeri baru dimulai Mei. Dia mengusulkan agar Bulog dapat mengintervensi cadangan pangannya untuk menyelesaikan hal tersebut.
"Bulog dapat mengintervensi dengan menyalurkan cadangan pangannya. Ada beras, gula dan lainnya, harapannya lebih terkendali," ujarnya.
Untuk mengantisipasi lonjakan harga jelang Lebaran, Maino berharap agar pemerintah, distributor, serta pelaku-pelaku pangan lainnya dapat sama-sama menggelontorkan pasokannya ke pasar-pasar. Termasuk melakukan gerakan pangan murah atau bazar.
"Pemerintah daerah punya cadangan (pangan), sama digunakan intervensi manakala terjadi gangguan pasokan maupun harganya," tutur Maino.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maino meminta semua komoditas harus dijaga kestabilan harganya di Bali. Namun, gula menjadi skala prioritas karena sedang mengalami kenaikan harga.
"Dari informasi gula yang harganya cukup tinggi. Itu menjadi skala prioritas yang lain juga sama-sama penting," imbuhnya.
Hasil kegiatan monitoring ini, tercatat harga beras turun sekitar Rp 400 rupiah per kilo. Untuk stok beras per 27 Maret 2024 di Bulog Bali sebanyak 6.000 ton.
(nor/nor)