7 Contoh Kultum Ramadan Tentang Sedekah, Referensi untuk Penceramah

7 Contoh Kultum Ramadan Tentang Sedekah, Referensi untuk Penceramah

Rusmasiela Mewipiana Presilla - detikBali
Rabu, 27 Mar 2024 19:00 WIB
Ilustrasi Ceramah Agama.
Ilustrasi. Foto: Raka Dwi Wicaksana/Unsplash
Denpasar -

Kultum merupakan atau kuliah tujuh menit adalah kegiatan yang biasanya berisi seputar ceramah mengenai ajaran keagamaan. Kultum paling sering diberikan di bulan ramadan menjelang waktu berbuka puasa.

Pembahasan mengenai kultum bisa saja sangat luas, detikBali memberikan tujuh contoh materi kultum yang secara khusus membahas seputar sedekah.

Berikut contoh materi kultum yang membahas mengenai sedekah yang dikutip dari laman, seperti nu online, Al-Azhar Yogyakarta World school, Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlas, detikHikmah, dan SMPN 2 Ponorogo.

1. Kemuliaan bersedekah di hari Jumat

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْنُ أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

ADVERTISEMENT

Pada kesempatan yang mulia ini dan di tempat yang sangat mulia ini, kami berwasiat kepada pribadi kami sendiri, juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kita kepada Allah swt dengan berusaha menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Takwa itu sendiri adalah:

امْتِثَالُ أَوَامِرِ اللهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ سِرًّا وَعَلَانِيَّةً ظَاهِرًا وَبَاطِنًا

Artinya: Kita mengerjakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, baik dalam suasana sunyi maupun ramai, dalam dhahir maupun dalam batin.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Sedekah merupakan salah satu amal ibadah yang besar pahalanya, keberadaannya bukan hanya berkaitan dengan penghambaan kepada Sang Khaliq, namun juga merupakan sikap solidaritas kepada sesama manusia.

Allah memuji orang yang bersedekah tidak hanya dalam satu ayat, namun di beberapa ayat di Al-Qur'an. Di antaranya pada Al-Baqarah ayat 3:

الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

Artinya: (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka (QS. Al-Baqarah ayat 3).

Juga di dalam surat Al-Hajj ayat 34-35:

وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ، الَّذِينَ إِذا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَالصَّابِرِينَ عَلى مَا أَصابَهُمْ وَالْمُقِيمِي الصَّلاةِ وَمِمَّا رَزَقْناهُمْ يُنْفِقُونَ

Artinya: Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami beri rezeki kepada mereka (QS. Al-Hajj ayat 34-35).

Demikian pula dalam beberapa haditsnya, Rasulullah menyampaikan beberapa keutamaan bersedekah. Di antaranya:

مَا أَحْسَنَ عَبْدٌ الصَّدَقَةَ إِلَّا أَحْسَنَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ الْخِلَافَةَ عَلَى تِرْكَتِهِ

Artinya: Tidaklah seorang hamba memperbaiki sedekahnya kecuali Allah memperbaiki pengganti atas harta tinggalannya (HR. Ibnu al-Mubarak).

Hadirin rahimakumullah

Sedekah bisa dilakukan kapan saja dan dimanapun berada serta kepada siapapun. Namun bersedekah memiliki pahala lebih besar bila dilakukan di waktu-waktu utama, di antaranya di hari Jumat.

Di dalam beberapa hadits, disebutkan anjuran khusus untuk bersedekah di hari Jumat. Diantaranya hadits:

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى مِنْبَرِهِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى رَبِّكُممْ قَبْلَ أَنْ تَمُوتُوا وَبَادِرُوا إِلَيْهِ بِالْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ وَصِلُوا الَّذِي بَيْنَهُ وَبَيْنكُمْ بِكَثْرَةِ ذِكْرِكُمْ وَبِكَثْرَةِ الصَّدَقَةِ فِي السِّرِّ، وَالْعَلَانِيَّةِ، تُؤْجَرُوا، وَتُنْصَرُوا، وَتُرْزَقُوا

Arrinya: Dari Jabir bin Abdillah berkata, Rasulullah bersabda saat beliau berada di atas mimbarnya, wahai manusia bertobatlah kalian kepada Tuhan kalian sebelum kalian mati. Bersegeralah kembali kepada-Nya dengan amal-amal saleh, sambunglah hubungan antara Tuhan dan kalian dengan memperbanyak dzikir dan sedekah di saat sunyi dan ramai, maka kalian diganjar, ditolong dan diberi rezeki (HR. al-Kassi dalam kitab al-Muntakhab min Musnad Abd bin Humaid).

Di dalam bab "Hal-hal yang Diperintahkan di Hari dan Malam Jumat" di kitab al-Umm, Imam al-Syafi'i meriwayatkan hadits:

بَلَغَنَا عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى أَنَّ رَسُولَ اللهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَكْثِرُوا الصَّلَاةَ عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَإِنِّي أُبَلَّغُ وَأَسْمَعُ قَالَ وَيُضَعَّفُ فِيهِ الصَّدَقَةُ

Artinya: Telah sampai kepadaku dari Abdillah bin Abi Aufa bahwa Rasulullah bersabda, 'Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di hari Jumat sesungguhnya shalawat itu tersampaikan dan aku dengar'. Nabi bersabda, "Dan di hari Jumat pahala bersedekah dilipatgandakan" (Imam al-Syafi'i, al-Umm, juz 1, hal. 239).

Hadirin rahimakumullah

Di dalam literatur fiqih, anjuran bersedekah di hari Jumat sebagaimana waktu-waktu utama yang lain memiliki nilai keutamaan lebih besar dari pada waktu lainnya. Hari Jumat termasuk waktu yang utama untuk bersedekah, karena Jumat merupakan hari raya orang Islam sebagaimana disebutkan dalam hadits.

Penekanan bersedekah di hari Jumat dan waktu-waktu utama yang lain bukan berarti anjuran untuk menunda sedekah di waktu-waktu tersebut. Namun yang dimaksud adalah bersedekah di waktu-waktu tersebut memiliki pahala yang lebih besar dibandingkan waktu-waktu lainnya. Seseorang dianjurkan bersedekah kapan saja dan lebih utama lagi dilakukan di hari-hari spesial seperti Jumat.

Syekh Zakariyya al-Anshari mengatakan:

ـ (وَتَتَأَكَّدُ الصَّدَقَةُ فِي) شَهْرِ (رَمَضَانَ) وَالصَّدَقَةُ فِيهِ أَفْضَلُ مِنْهَا فِيمَا يَأْتِي لِخَبَرِ الصَّحِيحَيْنِ أَنَّهُ «- صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - كَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ» وَلِأَنَّهُ أَفْضَلُ الشُّهُورِ وَلِأَنَّ النَّاسَ فِيهِ مَشْغُولُونَ بِالطَّاعَةِ فَلَا يَتَفَرَّغُونَ لِمَكَاسِبِهِمْ فَتَكُونُ الْحَاجَةُ فِيهِ أَشَدَّ (وَ) فِي سَائِرِ (الْأَوْقَاتِ الْفَاضِلَةِ) كَعَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ وَأَيَّامِ الْعِيدِ لِفَضِيلَتِهَا

Artinya: Dan menjadi kukuh anjuran bersedekah di bulan Ramadhan. Bersedekah di dalamnya lebih baik dari pada waktu-waktu lain yang akan disebutkan, karena haditsnya al-Bukhari dan Muslim, bahwa kondisi Nabi yang paling dermawan adalah saat bulan Ramadlan, dan karena Ramadlan lebih utama-utamanya bulan, dan karena manusia disibukkan dengan ketaatan di dalamnya, mereka tidak sempat meluangkan waktu untuk bekerja sehingga tingkat kebutuhan di bulan Ramadhan lebih tinggi. Dan menjadi kukuh anjuran bersedekah di waktu-waktu lain yang utama, seperti 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dan hari raya karena hari-hari tersebut memiliki keutamaan.

وَلَيْسَ الْمُرَادُ أَنَّ مَنْ قَصَدَ التَّصَدُّقَ فِي غَيْرِ الْأَوْقَاتِ وَالْأَمَاكِنِ الْمَذْكُورَةِ يُسْتَحَبُّ تَأْخِيرُهُ إلَيْهَا بَلْ الْمُرَادُ أَنَّ التَّصَدُّقَ فِيهَا أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْهُ فِي غَيْرِهَا غَالِبًا قَالَهُ الْأَذْرَعِيُّ وَتَبِعَهُ الزَّرْكَشِيُّ

Artinya: Dan bukanlah yang dikehendaki bahwa seseorang yang ingin bersedekah di selain waktu-waktu utama dianjurkan menundanya di waktu-waktu tersebut, namun yang dikehendaki adalah sedekah di waktu-waktu tersebut secara umum lebih besar pahalanya dari pada di selainnya. Hal ini seperti dikatakan Imam al-Adzra'i dan diikuti Imam al-Zarkasyi.

ثُمَّ قَالَ وَفِي كَلَامِ الْحَلِيمِيِّ مَا يُخَالِفُهُ فَإِنَّهُ قَالَ وَإِذَا تَصَدَّقَ فِي وَقْتٍ دُونَ وَقْتٍ تَحَرَّى بِصَدَقَتِهِ مِنْ الْأَيَّامِ يَوْمَ اللْجُمُعَةِ وَمِنْ الشُّهُورِ رَمَضَانَ

Artinya: Imam al-Adzra'i berkata, dan di dalam statemen Imam al-Halimi terdapat hal yang menyelisihi penjelasan di atas, al-Halimi berkata, apabila bersedekah di satu waktu, tidak waktu yang lain, maka hendaknya ditekankan pada hari Jumat dan bulan Ramadlan (Syekh Zakariyya al-Anshari, Asna al-Mathalib, juz 1, hal. 406).

Hadirin rahimakumullah

Di dalam komentarnya atas referensi tersebut, Syekh Ahmad bin Hamzah al-Ramli mengatakan:

ـ )قَوْلُهُ وَأَيَّامِ الْعِيدِ إلَخْ( وَعَاشُورَاءَ قَالَ الْأَذْرَعِيُّ تَفَقُّهًا وَيَوْمُ الْجُمُعَةِ لِأَنَّهُ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ كَمَا فِي الْحَدِيثِ

Artinya: Perkataan Syekh Zakariyya, dan hari raya, demikian pula hari Asyura (10 Muharram). Al-Imam al-Adzra'i berkata dari sudut pandang fiqih, dan demikian pula sangat dianjurkan bersedekah di hari Jumat karena ia adalah hari raya kita, Umat Islam seperti keterangan dalam hadits." (Syekh Ahmad bin Hamzah al-Ramli, Hasyiyah al-Ramli 'ala Asna al-Mathalib, juz 1, hal. 406).

Di dalam referensi yang lain ditegaskan:

والأفضل تحري الصدقة في سائر الأزمنة الفاضلة كالجمعة ورمضان سيما عشره الأواخر وعشر ذي الحجة وأيام العيد

Artinya: Dan lebih utama menekankan sedekah di waktu-waktu utama seperti hari Jumat, bulan Ramadhan, terutama 10 hari terakhirnya, 10 hari awal bulan Dzulhijjah dan beberapa hari raya (Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, al-Minhajul Qawim, hal. 241).

Hadirin rahimakumullah

Demikianlah penjelasan mengenai keutamaan bersedekah di hari Jumat. Semoga kita dapat mengamalkannya. Marilah kita semua untuk membudayakan saling berbagi, bersedekah, dan berinfak dari rezeki yang telah Allah berikan agar kita senantiasa mendapatkan keberkahan. Dan semoga di Jumat yang berkah ini Allah selalu memberikan kita semua kesehatan dan kelapangan rezeki. Aamiin ya Rabbal alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْاٰنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ، وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

2. Keutamaan sedekah

Kaum Muslimin Rakhimakumullah...

Dalam wacana keislaman, kita mengenal trilogi ukhuwwah, yaitu ukhuwwah Islamiyah (persaudaraan antarumat Islam), ukhuwwah wathaniyah (persaudaraan antarsesama warga Negara), dan ukhuwwah insaniyah (persaudaraan antarsesama anak manusia). Islam sangat meniscayakan persaudaraan sejati, dengan dasar pemikiran bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri melainkan membatuhkan uluran tangan orang lain, karena manusia sediri adalah mahluk sosial (zoon politicon), sebagaimana dicetuskan oleh filosof Yunani bernanama Aristoteles.

Kaum Muslimin Rakhimakumullah...

Masalah kemiskinan dianggap sebagai bagian dari masalah penting yang memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Terdapat ungkapan bahwa orang dengan kemiskinan adalah kelompok masyarakat yang berada pada tingkat yang paling rendah. Kemiskinan dianggap pendorong pelbagai tindak kejahatan. Menurut Mahmud Ahmad Sa'id al-Athrasy, dalam buku Hikmah di Balik Kemiskinan, menjelaskan bahwa kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok (makanan) adalah pendorong terkuat manusia melakukan tindak kejahatan.

Kaum Muslimin Rakhimakumullah...

Dengan demikian, ukhuwah (persaudaraan) adalah satu terobosan penting agama ini. Islam dengan ajarannya yang suci selalu memberikan jalan keluar bagaimana seharusnya menghadapi kemiskinan. Umat Islam yang kaya diperintahkan untuk menyantuni mereka yang hidupnya serba kekurangan (miskin).

Mencintai sesama adalah ukuran terhadap pelaksanaan agama itu sendiri. Dalam sebuah hadist dikatakan: "Layadkhul al jannah hatta tu'minu, wa laa tu'minu hatta tahabbu". Tidak akan masuk surga, orang yang belum beriman, tidak dikatakan beriman jika belum mencintai.

Kaum Muslimin Rakhimakumullah...

Al-Quran mencap (label) mereka yang enggan berpartisipasi (walau dalam bentuk minimal) sebagai orang yang telah mendustakan agama dan hari kiamat. Seperti yang tertuang dalam surat al-Ma'un ayat 1-3 yang artinya:

"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin." (Q. S. Al-Ma'un (107): 1-3)

Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

Kaum Muslimin Rakhimakumullah...

Islam memerintahkan umatnya untuk saling membantu dan saling menolong antar sesama. Salah satunya dengan infak ( sedekah), antara lain melalui ayat Al-Quran dan hadit ssebagai berikut:

"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al-Quran) dan melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rejeki yang kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka mengharapkan perdagangan yang tidak akan merugi". (QS 35:29)

Kaum Muslimin Rakhimakumullah...

Para jumhur mufasir dan ulama menyepakati suatu kondisi sosial yang mewajibkan orang untuk peduli. Pada banyak riwayat dikatakan bahwa infak dan sedekah bukan mengurangi harta, bahkan sebaliknya, menjadi banyak dan berkah. Dalam hal lain juga disampaikan bahwa infak dan sedekah dapat menghindarkan orang dari bala dan kesempitan.

Dengan demikian hakikat shodaqoh adalah mengemban amanah sosial, meniscayakan kehidupan seimbang, dan meminimalisir kejahatan. Situasi sosial yang seimbang akan berdampak kenyamanan kepada individu.

3. Hikmah dari Keutamaan-keutamaan Sedekah

الحمد لله العزيز الغفور، الذي جعل في الإسلام الحنيف الهدي و النور، أشهد ألا إله إلا الله، و أشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبي، ولا رسول بعده، اللهم صل و سلم علي حبيبنا و شفيعنا و قرة أعيننا سيدنا محمد، و علي أله و صحبه، و من تبعهم بإحسان إلي يوم الدين.

فيا عباد الله, أوصيكم و إياي نفسي بتقوى الله، فقد فاز متقون قال الله تعالي في كتابه الكريم، وهو أصدق القائلين، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم

يا أيها الذين أمنوا اتقوا الله حق تقاته, ولا تموتن إلا و أنتم مسلمون, و قال أيضا, ياأيها الذين أمنوا اتقوا الله و قولوا قولا سديدا، يصلح لكم أعمالكم، و يغفرلكم ذنو بكم، و من يطع الله و رسوله فقد فاز فوزا عظيما

Hadirin sidang jumat yang sama sama dimuliakan Allah SWT

Tak henti hentinya kita panjatkan puja serta puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan kita nikmat iman dan nikmat islam, karunia yang teramat besar yang Allah karuniakan kepada hamba hambanya, semoga kita selalu termasuk ke dalam golongan hamba hambanya yang mendapatkan hidayahnya dan inyahnya.

Sholawat beserta salam marilah kita panjatkan kepada baginda nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada sahabat sahabatnya,kepada para tabiin dan tabiatnya dan kita selaku ummatnya, semoga di hari akhir nanti,kita mendapatkan syafaatul uzma dari baginda nabiyuna Muhammad SAW

Pada kesempatan yang mulia ini, uuuusiikum wa iyyya yaa nafsii,,marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas dan kuantitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, Taqwa dalam arti senantiasa berupaya dan berusaha untuk sellalu menghadirkan Allah di setiap situasi dan kondisi dengan cara berdzikir dan menjalankan segala perintahnya serta menjahui segala laranganya, bahwasannya ketaqwaan dan keiimanan kita seperti wadah, dan amal amalan baik kita itu dipermisalkan seperti air, apabila keimanan dan ketaqwaan kita setipis kapas, maka air yang masuk ke dalam wadahnya akan terbuang dengan sia sia, dalam maksud di sini bahwasannya amal baik kita semua,tidak ternilai apa apa apabila kita tidak mempunyai keimanan dan ketaqwaan yang kuat kepada Allah SWT.

Hadirin sidang jumat yang sama sama dimuliakan Allah SWT

Sedekah atau shodaqoh berasal dari kata "shadaqa" yang artinya jujur, benar, memberi dengan ikhlas. Ini mengisyaratkan bahwa orang-orang yang bersedekah berarti telah berlaku jujur kepada dirinya sendiri mengenai kelebihan yang telah di berikan oleh Allah. Sedekah meliputi sedekah wajib (zakat) dan sedekah sunat (at-tatawwu) atau sedekah spontan dan sukarela yang sama artinya dengan infak. Allah SWT berfirman:

اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَالْمُصَّدِّقٰتِ وَاَقْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah peinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak. (QS. Al hadid: 18).

Hadirin sidang jumat yang sama sama dimuliakan Allah SWT

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pun pernah bersabda tentang penyesalan bagi orang yang lalai bersedekah. َ

حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى وَلَا تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ

Telah menceritakan kepada kami Abu Hurairah radliallahu anhu berkata,: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahualaihiwasallam dan berkata,: "Wahai Rasulullah, shadaqah apakah yang paling besar pahalanya?". Beliau menjawab: "Kamu bershadaqah ketika kamu dalam keadaan sehat dan kikir, takut menjadi faqir dan berangan-angan jadi orang kaya. Maka janganlah kamu menunda-nundanya hingga tiba ketika nyawamu berada di tenggorakanmu. Lalu kamu berkata, si fulan begini (punya ini) dan si fulan begini. Padahal harta itu milik si fulan". (HR. Bukhari) [No. 1419 Fathul Bari] Shahih. Dalam hadits lain disebutkan:

حَدَّثَنَا مَعْبَدُ بْنُ خَالِدٍ قَالَ سَمِعْتُ حَارِثَةَ بْنَ وَهْبٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ تَصَدَّقُوا فَإِنَّهُ يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ يَمْشِي الرَّجُلُ بِصَدَقَتِهِ فَلَا يَجِدُ مَنْ يَقْبَلُهَا يَقُولُ الرَّجُلُ لَوْ جِئْتَ بِهَا بِالْأَمْسِ لَقَبِلْتُهَا فَأَمَّا الْيَوْمَ فَلَا حَاجَةَ لِي بِهَا

Telah menceritakan kepada kami Mabad bin Khalid berkata; Aku mendengar Haritsah bin Wahab berkata; Aku mendengar Nabi Shallallahualaihiwasallam bersabda: "Bershadaqalah, karena nanti akan datang kepada kalian suatu zaman yang ketika itu seseorang berkeliling dengan membawa shadaqahnya namun dia tidak mendapatkan seorangpun yang menerimanya. Lalu seseorang berkata,: "Seandainya kamu datang membawanya kemarin pasti aku akan terima. Adapun hari ini aku tidak membutuhkannya lagi". (HR. Bukhari) [ No. 1411 Fathul Bari] Shahih.

Dari hadits di atas mengajarkan bahwa Muslim sudah semestinya selalu bersedekah sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya baik di kala lapang maupun sempit.

Hadirin yang sama sama dimuliakan Allah SWT

Ada orang orang yang sudah meninggal, kemudain mereka minta kepada allah supaya di beri umur Panjang,mereka ingin hidup walaupun sejenak di atas muka bumi allah,cerita ini disebutkan di dalam al quran dalam surat Al Munafiqun ayat 10 ,apa kata mereka:

لولا أخرتني إلي أجل قريب

Andai engkau tunda ajal kami dengan waktu yg sedikit,lalu apabila aku tambah apa yang kamu mau kata Allah SWT,

,فأصدق و أكن من الصالحين

Maka aku akan bersodaqoh, dan aku masuk dengan orang orang yang beramal soleh, mengapa dipisahkan sedekah dengan amal soleh? bukankah sedekah itu amal soleh, dan mengapa sedekah didahulukan dari pada amal soleh, karena memang orang yang sudah mati itu langsung melihat balsan amal solehnya, balasan tentang haji mabrur itu nanti dia tengok di jannatu naim, balasan bagaimana mendidik anak anak, nanti kita akan memandangnya di Jannatul Firdaus, tapi ketika kita pertama kali sampai ke liang kubur, maka ketika itu dia katakan, lawlaa akhortani ilaa ajalin qorib, berilah aku tambahan umur, tidak perlu lama beberapa menitpun tidak apa2, faa assoddaqo, maka aku akan bersedekah.

Bahwasannya pahala sodaqoh akan nampak sebelum kita mencapai di yaumul hisab nanti, balasan sedekah akan nampak sebelum kita diangkat menjadi penghuni syurga, dan balasan sodaqooh sudah tampak di pelepuk mata. Walaupun baru masuk ke dalam alam barzah, begitu hebatnya dan istimewanya orang orang yang suka mengeluarkan hartanya untuk bersedekah, dikarenakan dengan bersedekah, tidak hanya akhiratlah yang ia dapat, akan tetapi dengan bersedekah juga, ia mendapatkan sebuah keuntungan yang ia dapatkan di bumi Allah ini.

Hadirin siding jumat yang sama sama dimuliakan oleh Allah SWT

Mengenai tentang keuntungan bagi orang orang yang suka menginfakan dan mensodaqohkan hartanya,Allah SWT berkata di dalam qurannya

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم

بسم الله الرحمن الرحيم

مثل الذين ينفقون أموالهم في سبيل الله كمثل حبة أنبتت سبع سنابل في كل سنبلة مائة حبة,والله يضاعف لمن يشاء,والله واسع عليم

Yang artinya; "Dipermisalkan orang orang yang menginfaqan sebagian hartanya di jalan Allah SWT, seperti satu benih yang menumbuhkan tujuh bulir, dan di setiap bulir itu membuahkan seratus biji, Allah melipat gandakaan pahala yang ia kehendaki, Allah maha luas karunianya lagi maha mengetahui (Al Baqoroh:261 )

Yang di maksud di jalan Allah dalam pengartian ayat di atas menurut Sa'id ibnu Zubair ialah dalam rangka taat kepada Allah SWT, hal ini merupakan perumpaan yang di buat oleh Allah SWT untuk menggambarkan perlipatgandaan pahala bagi orang orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, dan mencari keridhoannya. Maka dari itu Allah SWT menyuruh kita agar tidak lupa untuk menggapai dunia juga, dikarenakan, kita tidak akan bisa bersodaqoh dan berinfaq, apabila kita tidak mempunyai sesuatu yang pantas kita berikan kepada orang lain Allah berfirman di dalam kitabNya:

و قل اعملوا فسيرى الله عملكم و رسوله و المؤمنون

Dan katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga rosulNya dan orang orang mukmin. Maka dari itu dengan kita bisa menyeimbangi kehidupan kita antara dunia dan akhirat, fa insya Allah, Allah akan selalu memudahkan segala urusan kita, dan kita akan selalu berada di jalan Allah SWT.

Hadirin yang sama-sama dimuliakan Allah SWT

Ada beberapa keutamaan sodaqoh yang ingin khotib sampaikan kepada para jamaah sekalian,semoga dengan kita mengetahui keutamaan keutamaan ini, akan terbesit di dalam diri kita untuk melakukan ibadah sodaqoh.

Keutamaan yang pertama ialah

الصدقة تدفع البلي

Bahwasannya sodaqoh itu bisa mencegah dari yang Namanya musibah,andai kata hari ini kita akan di timpa musibah oleh Allah SWT, dan Ketika itu jga di waktu yang bersamaan kita melakukan sodaqoh ataupun berinfaq kepada orang lain, maka tu musibah yang ingin ditimpa ke kepada kita, Allah batalkan musibah itu. Sungguh istimewanya bersodaqoh, hanya kita mengeluarkan sedikitpun yang kita miliki, kita dapat mencegah musibah yang ingin Allah timpakan kepada kita, maha besar Allah SWT.

Adapun keutaman selanjutnya ialah kata nabi SAW:

داووا مرضاكم بالصدقة

Yang artinya: obati orang yang sakit di antara kamu dengan bersodaqoh. Diceritakan di dalam suatu kisah datanglah seseorang menjumpai imam Abdurrahman bin Mahdi ahli hadist, lalu orang itu mengatakan kepada imam Abdurrahman bin Mahdi "wahai imam Abdurahman, lututku ini sudah bernanah tujuh tahun tak sehat sehat, tolonglah aku wahai imam Abdurrahman bin mahdi, lalu Ketika itu imam abdurahman bin mahdi seketika teringat hadist Rasulullah SAW, apa itu hadistnya:

داووا مرضاكم بالصدقة

Yaitu obatilah orang sakit diantara kamu dengan bersodaqoh, lalu Ketika itu imam abdurahman bin mahdi menyuruh orang itu untuk bersodaqoh dengan cara menggali sumur di suatu kampung yang tidak ada sumurnya, singkat cerita setelah digalinya sumur itu, nanah yang ada di lututnya itu langsung menggering dan sehat, apa hubungan sumur dengan lutut bernanah? Ternyata orang kampung yang telah meminum air sumur yang telah digali oleh orang itu,mereka berdoa, ya Allah, balaslah kebaikan orang yang bersedekah sumur ini, maha besar Allah, tidak ada yang sulit bagi Allah SWT, apabila Allah sudah menghendakinya.

Hadirin yang sama-sama dimuliakan Allah SWT

Keutamaan selanjutnya iyalah, apabila malaikat Isrofil sudah meniupkan trompet sangkakalanya, maka ketika itu pula semua yang ada di alam kubur akan dibangkitkan Allah SWT. Lalu bagaimana kedaaan bumi ini Ketika itu, idazassamaungfatorot, langit akan terbelah, waidzal kawakibung tasarot, dan planet planetpun bertabrakan,wa idzal biharu fujjirot, dan air lautpun bertumpahan kedaratan. Lalu kepada siapakah manusia bernaung? Ketika itu, kullumriin tahtaazil liisodaqotihi, bahwasannya, ketika itu setiap manusia akan bernaung di bawah amalan sodaqohnya, maka dari itu janganlah kita sungkan untuk mengeluarkan walaupun sedikit untuk bersodaqoh, dikarenakan dengan pahala sodaqoh kita, itu bias kita jadikan nauangan di yaumil akhir nanti

Keutamaan selanjutnya ialah, Nabi sallahu alaihi wasallam bersabda:

الصدقة تمنع ميتة السوء

Bahwasannya sodaqoh itu bisa menolak mati suuul khotimah. Jangan bangga dengan dzikirmu, jangan bangga dengan amalmu jangan bangga dengan puasamu, karena kita belum tentu selamat, apabila kita meninggalkan dunia ini dengan suul khotimah, naaudzu billahi min dzalik. Semoga kita semuanya Allah jadikan meninggalnya kita nanti, dalam keadaan husnul khotimah.

Untuk keutaman yang terkahir ialah, nabiyuna Muhammad pernah bersabda:

وقال صلى الله عليه وسلم: {صَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِىءُ غَضَبَ الرَّبِّ وَصَدَقَةُ العَلاَنِيَةِ جُنَّةٌ مِنَ النَّار}

Yang artinya sedekah secara rahasia, itu bisa meredamkan murkanya Allah dan sedekah secara terang terangan merupakan perisai dari neraka.

Dalam hadits lain juga disebutkan keutamaan sedekah akan didoakan Malaikat

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُولُ الْآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

Dari Abu Hurairah radliallahu anhu bahwa Nabi Shallallahualaihiwasallam bersabda: "Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun (datang) dua malaikat kepadanya lalu salah satunya berkata; "Ya Allah berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya", sedangkan yang satunya lagi berkata; "Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil) ". (HR. Bukhari)

Hadirin sidang jumat yang sama sama dirahmati Allah SWT

Semoga dengan khutbah jumat ini, kita bisa mengambil hikmahnya dari keutamaan keutamaan sodaqoh, yang dimana sudah dijelaskan bahwasannya amal sodaqoh itu sangat berperan penting, mulai dari kehidupan kita di dunia ini, hingga menuju syurga yang kita harapkan nanti. Semoga Allah menjadikan kita hamba hambanya yang terdapat di jalannya,dan selalu di dalam ridhonya Allah SWT.

بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. و تقبل الله مني و منكم تلاوته إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ

4. Keutamaan sedekah subuh: didoakan malaikat-pahala 700 kali lipat

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد

قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!

Jemaah sidang sholat Jumat yang insya Allah senantiasa berada dalam lindungan, bimbingan, rahmat serta hidayah Allah subhanahu wa ta'ala. Pertama dan yang paling utama izinkan dari atas mimbar yang mulia ini saya mengajak untuk tiada henti-hentinya kita mengucap syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala atas

nikmat iman dan Islam, sebuah karunia yang teramat besar yang Allah karuniakan kepada kita hamba-hamba-Nya

Tidak lupa kita mengucap syukur Alhamdulillah atas nikmat sehat dan kekuatan yang Allah subhanahu wa ta'ala berikan sehingga di hari Jumat ini, hari yang amat mulia ini kita masih bisa melaksanakan kewajiban kita yakni Sholat Jumat. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah tak henti-hentinya kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya.

Jemaah sidang Sholat Jumat rakhimakumullah

Pada kesempatan yang berbahagia ini, kami selaku khatib mengajak khususnya kepada diri khatib sendiri dan umumnya kepada para jemaah sekalian, mari senantiasa kita meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Iman dalam artian selalu menghadirkan Allah di setiap hembusan nafas kita apa pun kondisinya dengan cara senantiasa berdzikir serta menaati perintah Allah. Takwa dalam arti senantiasa melibatkan Allah dalam setiap persoalan yang kita hadapi dengan cara berdoa serta memohon pertolongan dan bermunajat kepada hanya kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Sebagaimana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran, ayat 102.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al Hadid ayat 18

اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَالْمُصَّدِّقٰتِ وَاَقْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka; dan mereka akan mendapat pahala yang mulia.

Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengatakan bahwa seorang hamba yang ikhlas menyedekahkan hartanya hanya semata ingin mengharap ridha Allah subhanahu wa ta'ala dan tidak menginginkan balasan dari orang-orang yang dia sedekahi, maka Allah SWT akan menerimanya dan setiap kebaikan itu mendapat balasan sepuluh sampai 700 kali lipat bahkan lebih.

Manshur Abdul Hakim di dalam kitab al-Tadawa wa al-Syifa bi al-Shadaqah wa al-Infaq fi Sabil Allah menjelaskan sedekah adalah perbuatan mengeluarkan harta untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sedekah hukumnya sunnah dan termasuk amalan yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Disebutkan dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Allah SWT berfirman, 'Hai manusia, berinfaklah niscaya Aku (Allah) akan berinfak kepadamu'. Beliau (Rasulullah) bersabda, "Janji Allah SWT akan terus mengalir melimpah ruah sepanjang malam dan siang hari tanpa kekurangan sedikitpun."

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!

Para ulama mengatakan di antara waktu yang baik untuk bersedekah adalah waktu Subuh. Disebutkan dalam hadits riwayat Imam Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُولُ الْآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

Artinya: "Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun (datang) dua malaikat kepadanya, lalu salah satunya berdoa, 'Ya Allah, berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya.' Sedangkan (malaikat) yang satunya lagi berkata, 'Ya Allah, berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil)'."

Dari hadits di atas kita bisa menyimpulkan bahwa setiap kita umat Islam yang memberikan sedekah pada pagi hari atau di waktu Subuh, maka malaikat akan datang lalu mendoakan kita agar apa yang kita sedekahkan diganti dengan yang lebih baik.

Ulama Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari menjelaskan riwayat tersebut dengan berkata, "Sungguh (hadits) ini memberikan semangat dan dorongan bagi yang berinfak di jalan Allah SWT. Dan adanya janji yang pasti bahwa memberi sedekah akan mendapatkan ganti yang lebih dari yang telah diinfakkan. Waktunya (sedekah) sekarang di dunia, dan balasan pahala kelak di akhirat."

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!

Selain didoakan malaikat, ada sejumlah keutamaan melakukan sedekah Subuh, sebagaimana disebutkan dalam sejumlah kitab.

Pertama, Bisa Mengalahkan Setan. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits dalam kitab al-Targhib wa al-Tarhib. Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Ketika seseorang bersedekah, ia sejatinya sudah merontokkan jenggot 70 setan."

Berikutnya sedekah juga bisa menjadi obat. Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Imam Thabrani bersabda, "Obatilah orang yang sakit di tengah-tengah kalian dengan sedekah."

Sedekah juga bisa menghapus dosa. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits dalam kitab al-Targhib wa al-Tarhib, Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sedekah bisa menghapus kesalahan seperti air memadamkan api."

Sedekah Merupakan Benteng dari Neraka. Disebutkan juga dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Rasulullah bersabda, "Wahai Aisya, buatlah dinding pembatas antara dirimu dengan neraka walaupun hanya dengan sebelah buah kurma. Sebab sedekah itu bisa menyangga perut orang yang kelaparan sehingga ia merasakan hal yang sama dengan orang yang kenyang.

Berikutnya sedekah bisa menjadi penyelamat kita di Akhirat. Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh, sedekah dapat menyelamatkan seseorang dari panasnya hari akhirat. Pada hari kiamat, setiap mukmin berteduh di bawah naungan sedekahnya."

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!

Lantas bagaimana kalau kita belum ada keluasan rezeki untuk memberikan sedekah Subuh?

Ada sebuah hadits dari Abu Dzar yang diriwayatkan dalam hadits riwayat Imam Muslim. Abu Dzar radhiyallahu 'anhu bercerita, "Sesungguhnya sebagian dari para sahabat Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Nabi, "Wahai Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan sholat sebagaimana kami sholat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bershodaqoh dengan kelebihan harta mereka".

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bersabda, "Bukankah Allah telah menjadikan bagi kamu sesuatu untuk bershodaqoh? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah shodaqoh, tiap-tiap tahmid adalah shodaqoh, tiap-tiap tahlil adalah shodaqoh, menyuruh kepada kebaikan adalah shodaqoh, mencegah kemunkaran adalah shodaqoh dan persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah shodaqoh ".

Para sahabat kemudian bertanya, " Wahai Rasulullah, apakah (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya, ia mendapat pahala?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa. Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, dia akan mendapat pahala".

Akhirnya, semoga kita senantiasa dijadikan hamba Allah yang ringan tangan dalam bersedekah. Semoga kita dijauhkan dari sifat bakhil.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan dan kekikiran, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan tekanan orang-orang."

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ.

أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

5. Kultum Ramadan: Menumbuhkan Kedermawanan

Sebelum memasuki ruang kelas, mari kita perhatikan kisah ini terlebih dahulu:

وسئل الإمام أحمد عن الرجل يكون معه ألف دينار هل يكون زاهد؟ قال: نعم بشرط أن لا يفرح إذا زادت ولا يحزن إذا نقصت.

Artinya: "Imam Ahmad ditanya tentang seseorang yang memiliki (uang) seribu dinar, apakah orang tersebut seorang zahid?" Ia menjawab: "Iya, dengan syarat ia tidak senang saat (uangnya) bertambah, dan tidak sedih saat (uangnya) berkurang." (Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, 'Iddah al-Shâbirîn wa Dzakhîrah al-Syâkirîn, Beirut: Dar al-Arqam, 2016, hlm. 213)

Kenapa kisah di atas perlu diperhatikan? Karena ada hal yang perlu kita tambah dan tingkatkan dalam puasa kita.

Penjelasannya begini, setiap puasa kita hanya terpaku pada menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan badan, tapi kita kurang dalam hal "penahanan yang aktif" yang berwujud dalam derma atau pemberian. Berderma atau bersedekah bukan persoalan mudah. Dibutuhkan sesuatu yang lebih dari sekadar kaya dan mampu. Dibutuhkan "pertahanan aktif" yang kuat, yang bisa memaksa seseorang bertahan dari kekikiran, ketidaktulusan dan rasa eman-nya.

Tidak jarang orang yang sudah berlimpah harta, tapi enggan berderma. Ia tidak bisa mempertahankan diri dari kekikirannya. Karena itu, kisah di atas perlu diperhatikan, bahwa tidak masalah seseorang itu kaya sekaya-kayanya, selama bertambahnya harta tidak membuatnya senang, dan berkurangnya harta tidak menyusahkan hatinya.

Jika perasaan ini sudah membias dalam diri, maka ia bisa disebut orang yang "zahid", orang yang bisa menahan keberatannya untuk bersedekah. Berkurangnya harta tidak menyedihkannya, bertambahnya pun tidak menyenangkannya. Dengan kata lain, tidak membuatnya terlena.

Tentu, untuk sampai ke maqam ini tidaklah mudah. Dipenuhi ragam serangan keberatan, ke-eman-an, dan kekikiran. Bahkan mungkin, orang yang sudah mencapainya pun akan terus berjuang dan bertahan dari "daya lena" yang dimiliki harta. Maka, diperlukan pertahanan aktif untuk menahan "daya lena"nya.

Barangkali membiasakan diri bisa jadi langkah awal. Sesuai saran dari Sayyidina Abu Hurairah. Begini katanya:

تعودوا الخير, فإن الخير عادة

Artinya: "Biasakanlah (berbuat) baik, karena sesungguhnya kebaikan itu kebiasaan." (Imam al-Hafidh Abu Bakr Ahmad bin al-Husain al-Baihaqi, al-Jâmi' li Syu'ab al-Îmân, Riyadh: Maktabah al-Rusyd, 2003, juz 13, hlm. 209)

Contoh sederhananya begini. Tanpa sadar pikiran kita mengatakan bahwa sedekah adalah "uang receh". Setiap kali ada orang yang meminta-minta kepada kita, baik saat kita di mobil atau di jalanan, refleks kita selalu mencari uang receh atau uang kecil. Jika kita tidak menemukannya, kita urungkan niat kita untuk memberi.

Refleks semacam ini muncul karena "kebiasaan" yang terekam di pikiran kita. Yang sejak kecil selalu melihat hal yang sama (memberi dengan uang receh), sehingga kita pun masuk dalam lingkaran itu. Tapi ini hanya contoh, tidak bisa dijadikan standar umum, karena tumbuh kembang jiwa manusia lebih kompleks dari sekadar contoh.

Langkah awal dalam "pembiasaan" diri adalah "memaksa". Paksa diri kita untuk menghadapi rasa "eman" dan bertahan darinya. Kebanyakan orang, saat pertama kali menyumbang dalam jumlah besar, ia akan dihantui oleh nilainya, bisa sampai satu minggu atau bahkan berbulan-bulan setelah menyumbang.

Jika ia berhasil bertahan dari rasa "kapok" dan kembali memaksa diri untuk melakukannya, perlahan-lahan "hantu" itu akan berkurang. Penyesalannya setelah menyumbang tidak akan sebesar sebelumnya.

Jadi, bulan Ramadhan adalah momen yang tepat untuk meluaskan kedermawanan kita. Toh, banyak dari kita yang telah berhasil menahan diri dari makan, minum dan berhubungan badan, sekarang giliran menahan diri dari rayuan kikir, godaan bakhil dan hantu penyesalan pasca-sedekah.

Apalagi di bulan yang penuh berkah ini. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selalu meningkatkan kedermawanannya saat bulan Ramadhan. Sayyidina Abdullah bin Abbas mengatakan:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقي جبريل، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من الريح المرسلة

Artinya: "Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam adalah manusia paling dermawan, dan beliau (menjadi) lebih dermawan lagi di (bulan) Ramadhan saat berjumpa Jibril. Jibril menemuinya setiap malam (bulan) Ramadhan untuk mengajarkan al-Qur'an. Maka, Kedermawanan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melebihi angin yang berhembus." (Imam Ibnu Katsir, Jâmi' al-Masânîd wa al-Sunan: al-Hâdî li Aqwam Sunan, Beirut: Dar al-Fikr, 1994, juz 31, hlm. 110)

Sebelum mengakhiri pembahasan, perlu diketahui juga bahwa berderma harus sesuai kemampuan. Setelah segala keperluan dan kebutuhan kita terpenuhi. Pembahasan ini hanya refleksi yang semoga saja berguna. Untuk menambah keberkahan, yuk kita tutup dengan doa:

اللهمَّ ارْزُقْنِي صِيَامَهُ وَقِيَامَهُ صَبْرًا واحْتِسَابًا، وَارْزُقَنِي فِيْهِ الْجَدَّ وَالْإِجْتِهَادَ والقُوَّةَ والنَّشَاطَ، وَأَعِذْنِي فِيهِ مِنَ السّآمَةِ وَالفَتْرَةِ وَالكَسَلِ والنُّعَاسِ, وَوَفِّقْنِي فيه لِلَيْلَةِ الْقَدْرِ وَاجْعَلهَا خَيْرًا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Artinya: "Ya Allah, karuniailah aku kesabaran dan [niat tulus] mengharap [pahala dan ridha-Mu] atas puasa [Ramadhan]ku dan [qiyamul lail]ku. [Ya Allah], karuniailah aku dalam [bulan] Ramadhan kesungguhan hati, ketekunan, kekuatan, dan vitalitas. [Ya Allah], lindungilah aku dalam [bulan] Ramadhan dari kebosanan, lemah lesu, kemalasan, dan lemas/[banyaknya kantuk]. [Ya Allah], sukseskanlah aku dalam [mendapatkan] lailatul qadar di [bulan] Ramadhan [ini], dan jadikanlah [pahala atau kebaikan]nya [lebih] baik dari seribu bulan." (Imam Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani, Kitâb al-Du'â', Kairo: Dar al-Hadits, 2007, hlm. 312) Wallahu a'lam bish-shawwab...

6. Kultum Ramadan: Keutamaan Berbagi di Bulan Puasa

Pada saat Ramadhan umat Islam diwajibkan untuk berpuasa pada siang hari. Selain puasa, mereka dianjurkan untuk banyak berbuat kebaikan, terutama berbagi di bulan Ramadhan yang mulia. Banyak hadits menjelaskan keutamaan berbagi pada bulan Ramadhan.

Sebuah riwayat menyebutkan jawaban Rasulullah perihal keutamaan berbagi atau sedekah pada bulan Ramadhan. Sedekah pada bulan Ramadhan memiliki keistimewaan luar biasa sebagaimana riwayat sahabat Anas bin Malik RA:

عَنْ اَنَسٍ قِيْلَ يَارَسُولَ اللهِ اَيُّ الصَّدَقَةِ اَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ

Artinya, "Dari Anas dikatakan, 'Wahai Rasulullah, sedekah apa yang nilainya paling utama?' Rasul menjawab, 'Sedekah di bulan Ramadhan,' (HR At-Tirmidzi).

Para sahabat juga menyaksikan kedermawanan dan kemurahan hati Rasulullah pada bulan Ramadhan dibanding bulan lainnya. Mereka menyaksikan Rasulullah lebih sering berbagi pada bulan Ramadhan sebagaimana riwayat Bukhari dan Muslim berikut ini:

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ (أَجْوَدَ) مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ

Artinya, "Rasulullah SAW adalah orang paling dermawan di antara manusia lainnya, dan ia semakin dermawan saat berada di bulan Ramadhan," (HR Bukhari dan Muslim).

Dari sini kemudian para ulama menarik simpulan bahwa agama Islam memotivasi umatnya untuk berbagi terutama pada bulan Ramadhan dan khususnya 10 hari terakhir.

ويسن الإكثار من الصدقة في رمضان لا سيما في عشره الأواخر

Artinya, "[Seseorang] dianjurkan untuk memperbanyak berbagi pada bulan Ramadhan, terlebih lagi pada 10 hari terakhirnya," (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Bandung, Syirkah Al-Maarif: tanpa tahun], halaman 183).

Al-Baijuri menjelaskan keutamaan berbagi pada bulan Ramadhan. Ganjaran berbagi pada bulan Ramadhan dapat dilipatgandakan dibanding ganjaran berbagi pada bulan lainnya.

ومبادرته لإكثار الصدقة لأنه صلى الله عليه وسلم كان أجود ما يكون في رمضان، وبالجملة فيكثر فيه من أعمال الخير لأن العمل يضاعف فيه على العمل في غيره من بقية الشهور

Artinya, "(Orang berpuasa) dianjurkan segera memperbanyak sedekah karena Rasulullah SAW adalah orang paling murah hati di Bulan Ramadhan. Seseorang dapat melakukan kebaikan secara umum karena ganjaran amal kebaikan apapun bentuknya akan dilipatgandakan dibandingkan ganjaran amal kebaikan yang dilakukan di luar bulan Ramadhan," (Lihat Syekh Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 1999 M/1420 H], cetakan kedua, juz I, halaman 562).

Bersedekah, Upaya Alternatif Membentuk Karakter Anak Saleh

اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الْأَحَدِ الْفَرْدِ الصَّمَدِ، الَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُسَمَّى بِطَهَ وَأَحْمَدَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ن الْمُجْتَبَى الْمُقَرَّبِ. اَمَّا بَعْدُ، فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

Ma'asyiral hadhirin, hafidzakumullah

Pada kesempatan yang mulia ini dan di tempat yang sangat mulia ini, kami berwasiat kepada pribadi kami sendiri, juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala dengan berusaha menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Ma'asyiral hadhirin, hafidzakumullah

Masing-masing di antara kita pasti mendambakan diberi karunia Allah subhanahu wa ta'ala berupa keturunan atau anak yang sholeh, patuh kepada kedua orang tua, cerdas, berguna kepada agama, nusa dan bangsa.

Salah satu ulama besar dari kalangan kita yang telah wafat adalah KH Abdullah Zen Salam, ulama kenamaan asal Pati Jawa Tengah. Beliau pernah berpesan bagi siapa saja yang ingin anaknya jadi anak saleh, hendaknya ia sering-sering mbancak'i anaknya.

Di dalam tradisi Jawa, biasanya jika ada orang mempunyai anak kecil, ia akan membuat semacam selamatan bisa berupa nasi atau sejenisnya kemudian dibagi-bagikan ke para tetangga atau warga sekitar. Bancaan dalam tradisi Jawa merupakan bentuk sedekah dalam bahasa agama.

Hanya saja, Mbah Dullah, sapaan akrab Kiai Abdullah Salam, mewasiatkan bahwa bancaan tidak mesti harus menunggu kapan hari neptu-nya atau sesuai kapan hari lahirnya, tapi bancaan atau sedekahan perlu dilakukan sesering mungkin. Rasulullah saw bersabda:

الصَّدَقَةُ تَسُدُّ سَبْعِيْنَ بَابًا مِنَ السُّوْءِ

Artinya, "Sedekah itu menutup 70 pintu keburukan." (HR At-Thabarani)

Hadirin yang berbahagia

Anak nakal itu merupakan keburukan, tidak mau belajar rajin merupakan sebuah keburukan, tidak patuh terhadap kedua orang tua juga keburukan, tidak mau mengaji juga keburukan, dan berbagai keburukan yang lain, maka untuk menutup atau menangkal keburukan-keburukan tersebut perlu bersedekah atau bancaan yang dilakukan oleh orang tua yang pada saat ia memberikan sedekahnya sembari berniat mbancak'i atau menyedekahi anaknya.

Sedekah tidak melulu dengan harta. Kita bisa memilih sedekah sesuai dengan kemampuan kita. Sabda Rasulullah saw:

مَنْ كَانَ لَهُ مَالٌ فَلْيَتَصَدَّقْ بِمَالِهِ

Artinya, "Barangsiapa memiliki harta, bersedekahlah ia dengan hartanya.

" وَمَنْ كَانَ لَهُ عِلْمٌ فَلْيَتَصَدَّقْ بِعِلْمِهِ

Artinya, "Barangsiapa memiliki ilmu, bersedekahlah ia dengan ilmunya.

" وَمَنْ كَانَ لَهُ قُوَّةٌ فَلْيَتَصَدَّقْ بِقُوَّتِهِ

Artinya, "Serta, barangsiapa yang memiliki tenaga, bersedekahlah ia dengan tenaganya." (HR. Anas bin Malik)

Ma'asyiral hadlirin hafidzakumullah

Yang pertama adalah sedekah dengan harta. Sedekah dengan harta tidak harus berupa uang. Sedekah bisa berupa pakaian bekas yang masih layak pakai namun sudah tidak kita pakai, kita berikan kepada orang lain, itu namanya sedekah. Ada orang makan, ada kucing mendekat lalu ia ambil dagingnya, kucingnya dikasih tulang, itu juga sedekah. Memberikan nafkah kepada anak-istri itu juga sedekah bahkan pada saat kita makan, lalu ada makanan yang tercecer dimakan semut dan kita niatkan untuk membiarkannya, itu juga sedekah harta yang kesemuanya itu jika kita niatkan untuk menyedekahi atau mbancak'i anak kita, insyaallah akan menghindarkan anak kita dari berbagai macam keburukan.

Pada hadits tadi disebutkan yang kedua, barang siapa yang mempunyai ilmu, maka bersedekahlah dengan ilmunya. Artinya pada saat orang tua mengajari anaknya sendiri, ada guru yang mengajari anak didiknya, kiai mengajari santrinya, semua hal ini adalah sedekah, maka niatkan itu semua pahala untuk anak kita.

Yang ketiga adalah barangsiapa yang memiliki tenaga, bersedekahlah ia dengan tenaganya. Hal ini berlaku baik bagi orang kaya maupun miskin, semuanya mempunyai kesempatan yang sama. Saat kita berpapasan dengan orang tua, kita bantu mengangkat barangnya, atau membersihkan masjid atau bahkan hanya menyalakan saklar lampu masjid, atau bahkan tersenyum kepada saudara kita itu juga bisa bernilai sedekah yang kalau kita niatkan untuk anak-anak kita, anak kita akan mendapatkan atsar barakahnya amalan-amalan tersebut. Rasulullah saw bersabda:

تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

Artinya: "Senyummu di hadapan saudaramu adalah (bernilai) sedekah bagimu." (HR At-Tirmidzi).

Ma'asyiral hadlirin hafidzakumullah

Mengelola anak tidak hanya semata-mata memberikan mereka makan, minum, pakaian dan kebutuhan-kebutuhan hayawaniyah mereka, namun perlu pendidikan ruh bagi mereka yang tidak selalu kasat mata. Karena itu orang tua perlu banyak melakukan tirakat (riyadhah) supaya anak-anaknya diberikan belas kasih dari Allah dari sababiyah sedekahnya orang tua setiap saat yang pahalanya diniatkan untuk anak-anaknya.

Betapa banyak orang tua yang mendidik anaknya dengan keras, namun anaknya malah justru semakin jauh, semakin tidak menurut kepada orang tua. Jika demikian keadaannya, orang tua perlu sadar, ada langkah-langkah yang perlu ia tempuh supaya anaknya menjadi anak yang dibina sesuai tuntunan agama, di antaranya dengan mengikuti saran dari KH Abdullah Zen Salam tadi. Selain tentu soal bagaimana shalatnya, puasanya dan lain sebagainya tetap harus diperhatikan dengan baik dan seksama.

Semoga anak kita, keluarga kita benar-benar diberikan perlindungan oleh Allah subhanahu wa ta'ala sehingga mereka menjadi pandangan sejuk kita baik di dunia maupun di akhirat, amin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Artikel ini ditulis oleh Rusmasiela Mewipiana Presilla dan Ni Wayan Santi Ariani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads